04

2.5K 107 5
                                    

Satu jam sebelum acara, Yuri mendapatkan pesan untuk mengajak seseorang sebagai pasangannya. Sebenarnya hal ini tidak terlalu sukit, mengingat bagaimana popularitas Yuri dikalangan pria. Bisa dikatakan hanya dengan menunjuk, salah satu dari mereka akan langsung datang. Namun untuk berhubungan dengan pria-pria dimasa lalunya, Yuri sedikit enggan.

Mengingat sifat Aeri yang tidak akan berdiam diri melihatnya datang sendiri, pun akhirnya Yuri pergi dengan seseorang.

"Maaf Oppa, aku tidak tau kau sedang mengerjakan film." kata Yuri yang meletakkan tangannya dilengan seorang pria.

"Permintaan maafmu terdengar tulus." Pria yang sedang tertawa melihat tingkah menggemaskan dari Yuri ini bernama Kim Seokjin. Seorang pemain film yang sering mendapatkan peran sebagai antagonis. Perawakannya yang tinggi dengan bahu lebar. Tatapan mata yang tajam, dan perilakunya yang menawan membuatnya menjadi idola dikalangan wanita.

Pesta yang diadakan oleh Aeri tidak memperingati hari apapun. Wanita itu hanya menyukai pesta dimana banyak mata yang menjadikannya pusat perhatian.

Dragon Club adalah tempat pesta vip yang sebagian dari pemiliknya adalah keluarga Park. Oleh sebab itu, yang datang adalah orang-orang terpilih. Yuri tidak perlu khawatir jika ada yang mengenal Seokjin. Kalaupun terjadi sesuatu dengan rumor tersebut, Yuri percaya diri bisa mengatasinya.

Para tamu sudah banyak yang berdatangan, tapi sipemilik acara belum juga menampakkan batang hidungnya. "Bagaimana kabar kakakmu?" tanya Seokjin ketika keduanya sudah duduk.

"Sepertinya dia baik-baik saja. Aku juga sudah lama tidak melihatnya." jawab Yuri seadanya.

Meskipun dirinya sudah membawa pasangan, begitupula dengan tamu yang lain—tapi mata beberapa pria menatapnya seperti seekor macan yang sedang kelaparan. "Itu karena kau terlalu menarik." bisik Seokjin sambil mengedipkan matanya.

Mendengar hal yang baik membuat wajah Yuri berseri. "Bualanmu tetap tidak bisa dirubah ya."

Pertemuannya dengan Seokjin terjadi satu tahun yang lalu saat mereka sama-sama berada di Bali, Indonesia. Berkenalan disebuah club, perbincangan yang menarik itu berakhir diranjang. Keduanya tidak lagi berhubungan setibanya di Korea, sampai saat sang kakak mengenalkan seorang teman—ya Seokjin dan Yuri bertemu kembali dan terkadang mereka menghabiskan malam yang sangat menggairahkan.

Seokjin meletakkan tangannya diatas kaki Yuri dan meremasnya lembut. "Biar mereka tau bahwa sudah ada pria tampan disampingmu."

Yuri tertawa dan menatap Seokjin dengan wajah yang menggoda. "Oppa memang yang paling tampan dan mempesona."

"Kalau kau sudah bersuara imut begitu, bagaimana aku bisa menahannya??" balas Seokjin menggoda sambil mencubit gemas dagu Yuri.

Menurut pandangan orang lain, mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara— walaupun sebenarnya salah. Sama halnya dengan Yuri yang tidak mau berkomitmen dan hanya bermain-main dengan pria hanya untuk memuaskan kebutuhannya. Pun Seokjin melakukan hal yang serupa, hanya alasannya saja yang berbeda.

Sebagai seorang aktor atau pelakon hiburan, Seokjin mempunyai tekanan untuk tidak memiliki pasangan. Komitmen membuat dia susah berjalan menuju tangga yang paling tinggi. Oleh sebab itulah, Seokjin hanya tidur dengan beberapa wanita yang mempunyai latar belakang tepercaya. Dia tidak ingin membuat scandal dengan wanita yang bahkan tidak mempunyai power sama sekali untuk membantunya.

"Bagaimana jika Oppa membawaku kabur dari tempat in—"

"KAU MAU KEMANA?" suara Aeri membuat Yuri terkejut.

Bukan hanya karena kemunculannya yang tiba-tiba dari belakang, tapi Yuri juga cukup terkejut dengan pria yang berada disamping temannya. "Jeon Jungkook." monolognya.

"Sudah lama tidak melihatmu, Oppa." sapa Aeri kepada Seokjin.

"Benar. terakhir saat acara ulang tahunmu." Jawab Seokjin yang tidak melepaskan tangannya dari pinggang Yuri.

Ketika Aeri dan Seokjin sedang berbincang, mata Yuri dan Jungkook tidak sengaja bertemu. Bibir yang berseringai itu membuat Yuri teringat akan malam pesta amal.

"Oh kenalkan, dia Jeon Jungkook." ucap Aeri kepada Yuri dan juga Seokjin.

Tidak ada yang aneh saat Seokjin menjabat tangan Jungkook untuk berkenalan. Tapi Yuri merasa geli diperutnya saat kulit mereka saling bersentuhan.

"Kalau begitu, selamat menikmati pestanya. Dan kau!! Jangan berpikir pergi dari sini sebelum acara selesai... oh, dan aku sudah menyiapkan kamar jika kalian sudah tidak tahan." ucap Aeri kemudian menggandeng Jungkook pergi dari sana.

Selepas kepergian mereka, wajah Yuri terlihat berbeda. Perasaannya aneh dan tubuhnya sedikit panas, padahal dia belum mimun sama sekali. "Kau baik-baik saja?" tanya Seokjin yang menyadari akan hal itu.

"Disini terlalu pengap." kata Yuri sambil mengibaskan tangannya dan mencoba untuk menghabiskan satu gelas wine agar merasa lebih baik.

"Kau mau keluar? Aku akan menemanimu." tanya Seokjin dan dibalas anggukan.

Karena musik sudah mulai dinyalakan dengan keras, beberapa orang sudah mabuk, lantai dansa penuh sesak hingga membuat Seokjin dan Yuri kesulitan berjalan. "Jangan melepaskan tanganku!" kata Seokjin.

Belum juga beberapa langkah, Yuri sudah terseret oleh kerumunan orang dan terpisah dari Seokjin. Tubuhnya yang mungil kesulitan untuk menerobos, beruntungnya seseorang menarik tangannya.

"Terima kasi—" pria itu memang menolongnya, tapi dia juga membawa Yuri masuk kedalam restroom. "Jungkook?"

"Ternyata kau masih mengingatku." bisiknya.

Bilik restroom tidak terlalu besar untuk dimasuki dua orang dewasa. Suara beberapa pria terdengar, dan dia juga mendengar air mengalir seperti keran—membuat perutnya mual. Dari situ dia menyadari satu hal. "Kau membawaku kedalam restroom pria? Kau sudah gila?!" katanya dengan suara lirih.

"Mau keluar? Aku akan membukanya." jawab Jungkook dengan tangan yang sudah menempel dikenop pintu.

Buru-buru Yuri menahannya dan menggelengkan kepalanya. "Ada apa?"

"Aku hanya ingin tau kondisimu setelah hari itu." bisik Jungkook sedikit menunduk.

Tubuh yang saling berhimpitan dan nafas Jungkook yang menggelitik kuping membuat wajah Yuri memanas. "Ini terlalu dekat." katanya.

Disaat biasanya dia menjadi dominan dengan seorang pria, kali ini Yuri tidak bisa berbuat sesuatu meskipun hanya mendengar bisikan dari pria didepannya.

"Kenapa? Aku tidak bisa mendengarmu." kata Jungkook.

"Aku baik—" ketika mendongak, wajah Jungkook sangat dekat dengannya, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan. "—hhhmp!"

Entah siapa yang memulai, tiba-tiba saja mereka sudah saling bercumbu. Tangan Jungkook mencoba untuk mencekik leher Yuri hingga membuat nafas wanita itu berderu. "Jangan bersuara atau orang diluar akan mendengarnya." Dengan wajah yang sudah terangsang, Yuri hanya mengangguk dan menutup rapat mulutnya. Dia membiarkan Jungkook mengangkat tubuhnya dan duduk dipangkuannya.

"Apa kau mendengar suara wanita?" kata seorang pria yang berada didalam restroom.

"Paling juga pasangan yang sudah tidak tahan lagi." jawab pria satunya.

Ditempat lain, Seokjin mencoba untuk menghubungi ponsel Yuri. Tapi sayangnya tidak tersambung.


[ bersambung... ]

Eyes on You (mature)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang