...
"Hiks ... Ayah, ibu .." isakan Rosé mengalun di tengah kesunyian pemakaman.
Hari ini Jungkook mengantar istrinya ke pemakaman kedua orangtua Rosé. Setelah sejak kemarin Rosé terus merengek untuk pergi ke sini dan akhirnya Jungkook pun sanggupi.
Sejak kedatangan mereka ke sini, Rosé tidak berhenti menangis seraya terus memeluk batu nisan kedua orangtuanya. Jungkook yang melihat itu merasa tidak tega. Namun dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya menenangkan istrinya dengan usapan lembut di bahu.
Jungkook merangkul istrinya dengan satu tangan. Karena tangan lainnya ia gunakan untuk memegang gagang payung. Cuaca siang ini cukup terik jadi dia memutuskan untuk mamakai payung guna melindungi mereka dari sinar matahari. Dibalik kacamata hitamnya, Jungkook melirik Rosé yang masih menangis.
"Kita pulang." Jungkook berseru tiba-tiba.
Namun Rosé hanya menggeleng dengan masih terus terisak pelan. Bahkan genggaman tangannya tidak lepas memeluk makam ayah dan ibunya.
"Jangan keras kepala. Ayo pulang," ajak Jungkook lagi berusaha sabar.
Pasalnya mereka sudah sejak satu jam yang lalu di sini. Cuacanya semakin panas dan Jungkook takut jika istrinya pusing karena cuaca yang terik. Walaupun ada payung tetap saja Jungkook harus antisipasi terhadap istrinya.
"Tidak mau .. hiks ... Aku masih ingin di sini," isak Rosé lirih.
Jungkook menghela napas panjang. "Lain waktu kita berkunjung lagi, sekarang kita pulang."
"Tapi ..."
"Roseanne."
Akhirnya Rosé menurut. Apalagi mendengar nada bicara Jungkook yang berubah membuat Rosé tidak bisa membantah lagi. Jungkook menuntun dan merangkul istrinya. Tangan besarnya mengusap dan memeluk erat bahu Rosé yang masih sedikit bergetar.
"Aku sudah menelpon supir untuk menjemputmu," ujar Jungkook.
Sontak Rosé menoleh pada Jungkook dengan wajah yang hendak protes. "Kenapa menelpon supir?!" pekik Rosé tidak suka.
Jungkook menghela napas lalu mengusap sisa-sisa air mata di wajah istrinya. Hal yang Jungkook benci adalah melihat wajah menangis sang istri.
"Aku harus kembali ke kantor. Masih ada pekerjaan di sana," balas Jungkook.
Wajah Rosé semakin merengut sebal. "Tapi tetap saja! Aku ingin pulang denganmu!" ujar Rosé dengan sikap keras kepalanya.
"Hanya sebentar, sayang. Aku janji akan pulang lebih cepat."
Akhirnya Rosé pun hanya mengangguk. Lagipula dia tidak bisa memaksa Jungkook begitu saja. Suaminya masih memiliki tanggung jawab di kantor dan Rosé harus memaklumi itu.
"Baiklah." Walaupun enggan namun Rosé akhirnya menyetujui untuk pulang dengan supir.
Selang beberapa waktu mobil jemputan Rosé pun tiba. Sebelum memasuki mobil, Rosé berbalik dan memeluk suaminya dengan erat. Kemudian dibalas tak kalah erat oleh Jungkook. Pria itu tersenyum kecil melihat tingkah manja istrinya.
"Janji akan pulang lebih awal?" Rosé mendongak menatap wajah Jungkook dari bawah seraya menumpu dagunya di dada bidang suaminya.
Jungkook terkekeh kecil lalu merunduk dan mengecup lamat bibir istrinya. Tidak peduli dengan sang sopir yang turut menyaksikan aksi dari majikannya.
"Aku janji," ucap Jungkook menjauhkan sedikit wajahnya.
"Cepat masuk!" titah Jungkook.
Kemudian Jungkook membuka pintu mobil dan mendorong pelan Rosé untuk masuk. Jungkook meletakkan telapak tangannya di tas kepala Rosé guna melindungi istrinya agar tidak terbentur sebelum wanita itu masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan Rosé duduk nyaman di mobil, Jungkook berjalan menghampiri si supir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [✓]
FanfictionJeon Jungkook x Roseanne Park sebuah kisah romantis dari rumah tangga yang harmonis. Namun di balik keharmonisan dan keromantisan terkadang ada sesuatu hal yang tersembunyi.