...
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Rosé diperbolehkan untuk pulang. Namun tentu dengan harus beristirahat total. Maka dari itu Jungkook mewanti para pelayan di rumahnya untuk tidak membiarkan istrinya melakukan kegiatan apapun. Jungkook melakukan itu hanya tidak ingin keadaan istrinya kembali memburuk.
"Nyonya, ini makan siang untukmu," seru Bibi Minji mengetuk pintu kamar.
Rosé yang tengah duduk bersandar di ranjang pun lantas menoleh dan menyuruh Bibi Minji masuk. Rupanya Bibi Minji membawakan beberapa makanan serta buah-buahan untuk Rosé.
"Padahal Bibi bisa memanggilku, kenapa harus diantar?"
"Maaf, ini perintah Tuan."
Dengusan kasarnya terdengar. Tidak habis pikir dengan suaminya yang menurut Rosé terlalu berlebihan. Padahal kondisi tubuhnya sudah lebih baik, tapi Jungkook bersikap terlalu overprotektif.
"Ingin saya suapi?" Tawar bibi Minji.
"Bibi, aku tidak lumpuh. Jangan bersikap berlebihan seperti itu," sahut Rosé merengut sebal.
Bibi Minji terkekeh pelan. "Baiklah, kalau begitu saya pamit ke belakang. Nyonya bisa memanggil saya jika ada sesuatu."
"Iya, terimakasih Bibi."
Selepas kepergian Bibi Minji, Rosé mulai memakan makan siangnya. Salad ayam dengan sayur dan buah-buahan sebagai cuci mulut tersaji di atas nampan. Hidangan yang sama seperti sebelumnya.
Rosé menghabiskan semua makan siangnya dan membereskannya untuk ia bawa ke dapur. Katakan jika ia memang keras kepala. Lagipula berdiam diri di kamar seharian membuat Rosé suntuk dan bosan. Setidaknya ia ingin berjalan keluar dari kamar.
"Astaga! Nyonya, apa yang anda lakukan di sini?!" pekik salah satu pelayan yang melihat kehadiran Rosé di dapur.
"Aku hanya ingin menyimpan piring kotor ini."
"Kenapa tidak memanggil kami?"
"Tidak apa-apa, Bibi. Lagipula aku bosan berada di kamar terus."
Pelayan itu menghela napas. Dia mengambil alih piring kotor dari tangan Rosé untuk ia cuci. Sementara Rosé memilih duduk di kursi meja makan sembari memperhatikan para pelayan yang bekerja.
"Bibi, boleh aku memakan ice cream?" ucap Rosé yang tiba-tiba saja ingin sesuatu yang dingin dan manis. Kebetulan hari juga begitu terik dan panas.
Bibi Minji menoleh cepat. Kemudian menggeleng tanda jika menolak keinginan dari Rosé. Seketika raut wajah Rosé berubah lesu dengan sorot yang sendu.
"Kenapa?"
"Ini demi kesehatanmu. Tuan juga melarang saya untuk memberikan Nyonya makanan yang dingin," sahut Bibi Minji.
Benar, Rosé baru saja sembuh dari gejala hipotermianya dan tentu memakan makanan yang dingin belum diperbolehkan. Maka dari itu Jungkook memperingati semua pelayan rumahnya untuk tidak memberikan istrinya hal yang macam-macam.
"Tapi aku sudah sehat."
"Tetap tidak bisa, Nyonya."
Rosé semakin merengut sebal. "Kumohon, hanya satu. Ah tidak, hanya dua sendok saja. Aku sungguh-sungguh ingin ice cream."
Melihat permohonan serta wajah memelas dari Rosé tentu membuat Bibi Minji merasa tidak tega. Namun juga ini adalah perintah. Perintah yang tidak boleh ia langgar.
"Tidak, Nyonya."
"Baiklah."
Kedua bahunya merosot kecewa. Kemudian Rosé memutuskan untuk pergi kembali ke kamarnya. Sedangkan Bibi Minji menatap kepergian wanita itu dengan merasa bersalah. Merasa tidak tega melihat raut wajah kecewa dari Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [✓]
FanfictionJeon Jungkook x Roseanne Park sebuah kisah romantis dari rumah tangga yang harmonis. Namun di balik keharmonisan dan keromantisan terkadang ada sesuatu hal yang tersembunyi.