...
Rosé merengut sebal. Belum genap satu Minggu liburan, tapi hari ini mereka harus kembali pulang. Katanya ada masalah serius yang terjadi di perusahaan Jungkook.
"Kau bilang akan berlibur satu Minggu, lalu kenapa pulang sekarang?" cibir Rosé berdecak kesal.
Jungkook yang mendengar nada ketus istrinya hanya tersenyum kecil. Walau tengah marah sekalipun, wanita itu tetap terlihat menggemaskan. Tidak ada sama sekali raut menyeramkan yang tampak di wajahnya.
"Maaf, Sayang. Huseok Hyung menelpon, katanya ada masalah di kantor, dan aku harus segera ke sana untuk mengurusinya." Jungkook melangkah mendekati istrinya lalu menangkup wajahnya setelah itu mencium kening Rosé singkat.
Menyebalkan sekali. Padahal Rosé masih ingin tinggal di sini. Rasanya belum rela jika Rosé harus pulang secepat ini.
"Jangan marah. Aku janji lain waktu akan mengganti liburan kita ke tempat yang lebih indah dari ini," bujuk Jungkook.
"Janji?"
Jungkook mengulas senyum lalu mengangguk. "Janji."
Usai itu mereka pun mulai bersiap. Sebelum hari semakin sore, mereka harus segera pergi dari sini. Jungkook memasukkan beberapa tas dan koper ke dalam bagasi mobil. Kemudian menarik Rosé dan menuntun wanita itu untuk masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu waktu lama mobil keduanya pun berlalu pergi meninggalkan Villa.
***
Semenjak pulang dari liburan itu, Rosé maupun Jungkook kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Terutama Jungkook, pria itu bahkan sampai pulang larut malam karena masalah di perusahaan. Rosé tidak tahu masalah seperti apa yang dihadapi suaminya, tapi Rosé menyadari bahwa itu bukan masalah yang sepele.
Seperti rutinitas sebelumnya, Rosé kembali melakukan desain gambar untuk butik Jisoo. Berhubung kan gambarnya yang dulu sudah Nenek Jeon hancurkan, jadi Rosé memutuskan menggambar desain yang baru lagi.
Belum sempat gambar itu selesai, tiba-tiba Rosé merasakan kram perut. Buru-buru wanita itu berdiri dan berlari ke kamar mandi. Rosé tidak tahu kenapa akhir-akhir ini merasa tidak enak badan. Bahkan sudah sejak 20 menit yang lalu Rosé keluar masuk kamar mandi. Apa mungkin ini karena dia telat makan? Rosé lupa kapan jam terakhir kali dia makan nasi.
"Adik ipar! Yuhuu!"
Rosé sedikit tersentak mendengar suara keras dari dalam kamarnya. Tanpa berlama-lama Rosé keluar dari kamar mandi setelah membasuh wajahnya.
"Eoni? Kapan Eoni datang?" tanya Rosé melihat Jisoo yang sudah berdiri di depan meja tempatnya menggambar tadi.
Jisoo menoleh lalu tersenyum. Wanita yang lebih tua itu menghampiri Rosé kemudian memeluknya erat.
"Baru saja. Aku datang bersama Ibu dan Nenek," ujar Jisoo seraya melepas pelukannya.
Mendengar kata Nenek saja sudah membuat suasana hatinya sedikit buruk. Rosé mendengus pelan. Kenapa harus ada Nenek? Rosé tidak membenci Nenek Jeon, hanya saja hatinya masih kesal saja setiap melihat wajah Nenek Jeon.
"Kenapa? Tidak suka ya, Nenek datang?" imbuh Jisoo terkekeh kecil.
"Bukan tidak suka, tapi ... Sudahlah! Aku tidak mau membahas Nenek," sela Rosé sedikit merengut.
Astaga, jujur saja Jisoo merasa gemas jika sudah melihat adik iparnya sudah kesal seperti ini. Spontan Jisoo menarik pipi Chubby Rosé saking gemasnya.
"Aku juga masih kesak pada Nenek, asal kau tahu. Tapi mau bagaimana lagi, dia tetap Nenek kita."
"Omong-omong, kenapa wajahmu pucat sekali? Apa Jungkook tidak memberimu makan, ha?! Astaga! Bocah itu benar-benar ya!" omel Jisoo tiba-tiba. Tangan Jisoo yang semula mencubit gemas pipi Rosé, kini malah menangkup dan memperhatikan setiap inci wajah adiknya yang tampak pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [✓]
FanfictionJeon Jungkook x Roseanne Park sebuah kisah romantis dari rumah tangga yang harmonis. Namun di balik keharmonisan dan keromantisan terkadang ada sesuatu hal yang tersembunyi.