18 - Just For a Moment

1.4K 188 53
                                    


...

Ternyata begini rasanya bahagia menjadi calon ibu. Walau usia kandungannya masih rentan, yaitu baru berjalan 2 bulan, tapi perasaan bahagia itu semakin lama semakin Rosé rasakan. Bahkan dia sudah sangat tidak sabar menunggu bayinya lahir.

Dalam lamunannya yang tengah berdiri menatap cermin, Rosé dikagetkan oleh sentuhan lembut dari Jungkook yang tiba-tiba muncul disertai pakaian kerjanya. Pria itu ikut mengusap perut sedikit buncit itu sama seperti apa yang Rosé lakukan. Jemari mereka bersentuhan mendekap hangat si calon bayi dalam perut sang ibu.

"Kau akan pergi bekerja?" tanya Rosé membuka suara.

Tanpa melepas pandang dari perut istrinya, Jungkook mengangguk pelan. "Ya, ada hal yang masih harus aku selesaikan."

Kepala Rosé terangguk singkat sebagai balasan.

Kemudian Jungkook menarik tangan istrinya untuk dudukkan di atas sofa, sedangkan dirinya bertumpu di bawah lantai mensejajarkan wajahnya tepat di depan perut istrinya dengan jemari besarnya yang tidak pernah lepas menggenggam tangan mungil wanita itu.

"Daddy pergi bekerja dulu, jangan buat Mommy-mu kelelahan," bisik Jungkook membebankan wajahnya di perut istrinya.

Sementara Rosé hanya tersenyum manis melihat perlakuan Jungkook padanya. Tangan Rosé mengusap rambut kelimis pria itu secara lembut.

"Jangan melakukan apapun yang membuatmu lelah. Jika kau butuh sesuatu minta Ibu, atau Bibi Minji saja," seru Jungkook seraya berdiri diikuti oleh Rosé.

"Iyaa, Sayang." Rosé mendengus kasar karena semenjak kehamilannya sikap Jungkook memang berubah menjadi lebih banyak aturan. Tidak boleh inilah, tidak boleh itulah, bahkan selama 2 bulan ini, dia hanya duduk diam di rumah dan tidak boleh ke manapun.

Jungkook tersenyum geli melihat raut wajah istrinya yang mulai berubah. Lantas pria itu maju satu langkah lalu memberi kecupan manis di kening dan bibir istrinya sebelum kemudian berlalu pergi.

**

Suasana sarapan pagi kali ini terlihat begitu tenang. Terlebih hanya ada Yura, Nenek Jeon dan juga Rosé di sini, karena Jungkook sudah pergi sejak tadi. Oh ya, untuk beberapa hari Yura memang memutuskan untuk menginap dan menemani Rosé di sini, terlebih setelah tahu akhir-akhir ini putranya begitu sibuk di perusahaan. Sedangkan Nenek Jeon? Entahlah, Nenek hanya mengikuti Yura saja untuk menginap. Kendati begitu, Rosé tetap senang karena dia tidak merasa kesepian lagi saat Jungkook pergi bekerja.

"Jangan terlalu banyak makan, nanti perutmu sakit lalu menangis!" Seruan Nenek Jeon membuat Yura maupun Rosé menoleh.

Walau Nenek Jeon berucap tanpa mengalihkan pandangan, tapi Rosé merasa jika ucapan Nenek Jeon ditujukan padanya.

Secara tiba-tiba tanpa sadar senyum merekah di wajah Rosé. "Iya, Nenek."

Karena ucapan Nenek Jeon, Rosé pun sedikit mengurangi porsi makannya. Walau ada nada ketus saat Nenek Jeon mengatakannya, tapi tetap saja Rosé merasa senang diperhatikan oleh Nenek Jeon.

Diam-diam juga Yura mengulas senyum kecil. Yura tahu, meski Nenek Jeon membenci, pasti ada rasa peduli dalam hatinya. Dan Yura harap perlahan-lahan Nenek Jeon mau menerima Rosé.

**

Lewat jam makan malam, Jungkook baru saja pulang. Pria itu tampak lelah dan kusut. Banyaknya pekerjaan di kantor membuat Jungkook harus melakukan lembur.

Begitu membuka pintu, Jungkook disambut oleh Rosé yang memang sejak tadi menunggunya pulang. Wanita itu tersenyum manis, seketika itu juga rasa lelahnya seakan melebur entah ke mana.

Sweet Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang