20 - Changed

1.3K 191 90
                                    


...

Saat hari sudah mulai gelap, Yura memutuskan untuk pulang saja. Berhubung juga dia sudah terlalu lama di sini, menghabiskan waktu bersama menantunya. Takutnya Jisoo mencarinya di rumah.

"Sayang, Ibu pulang dulu, ya," ucap Yura berpamitan pada Rosé.

Rosé hanya mengangguk seraya tersenyum manis. "Iya, Ibu."

Yura memeluk Rosé sebagai salam perpisahan. Mata Yura mengedar mencari Nenek Jeon yang ternyata masih belum bersiap-siap untuk pulang.

"Ibu, kenapa belum bersiap-siap? Ayo, kita pulang sebelum hari semakin gelap." Suara Yura menginterupsi Nenek Jeon.

"Kau saja yang pulang, aku mau menginap di sini," jawab Nenek Jeon.

Kening Yura mengernyit samar, sedangkan Rosé langsung menoleh pada Nenek Jeon yang berucap barusan. Menginap? Kenapa rasanya Rosé tidak suka mendengar jika Nenek Jeon ingin menginap. Mungkin karena kejadian tadi pagi masih membuat suasana hati Rosé kesal.

"Menginap? Sudah bilang pada Jungkook?" tanya Yura.

"Untuk apa aku bilang? Ini kan rumah cucuku."

"Tetap saja, Ibu ..."

"Sudahlah, Yura. Jika kau ingin pulang, pulang saja. Biarkan aku menginap di sini untuk beberapa hari. Lagipula sudah lama aku tidak merasakan suasana rumah ini," tutur Nenek Jeon menyela.

Baiklah jika itu yang Nenek Jeon mau, memangnya Yura bisa apa? Pada akhirnya Yura hanya mengangguk saja.

"Kalau Ibu ingin pulang, kabari aku segera untuk menjemput Ibu." Tatapan Yura melirik Rosé sekilas. "Dan jangan bertingkah atau melakukan hal apapun yang merugikan selama di sini."

Nenek Jeon berdecak keras. "Tidak usah mengajariku!"

Lagi, Yura menghela napasnya. "Kalau begitu aku pulang. Bye, Sayang." Tangan Yura mengusap lembut sisi wajah Rosé.

"Bye, Ibu!"

Senyum Rosé tidak luntur menatap Yura yang sudah masuk ke dalam mobil. Tangannya terangkat dan melambai sampai mobil Yura hilang dari pandangan. Kini tersisa Nenek Jeon dan Rosé di ambang pintu.

"Nenek ..."

Belum sempat berucap, Nenek Jeon berlalu pergi begitu saja meninggalkan Rosé dan membuat wanita itu tidak jadi bicara. Rosé menatap kepergian Nenek Jeon seraya mendengus sebal.

***

Waktu makan malam tiba. Seperti biasa, mulai sekarang Rosé belajar memasak dibantu oleh Bibi Minji. Walau masakannya masih belum sempurna, tapi setidaknya hasilnya cukup memuaskan bagi Rosé.

Binar cerah terpatri di wajah Rosé sesaat melihat meja makan yang sudah dipenuhi oleh berbagai hidangan makan malam. Rosé jadi tidak sabar menunggu Jungkook pulang dan menyiapkan makan malam untuk pria itu. Rosé menerka-nerka, akan seperti apa tanggapan suaminya saat memakan masakan hasil buatannya sendiri.

"Sup daging lagi?"

Seketika Rosé menoleh mendengar suara Nenek Jeon yang tiba-tiba datang. Tatapannya seakan mengolok dan meremehkan masakan Rosé.

"Iya, Nek."

Terdengar bibir merah karena lipstiknya berdecak keras. "Lalu apa bedanya dengan makan siang tadi? Memangnya tidak bosan dengan makanan yang itu-itu saja? Coba berpikir dan sedikit berkreasi!"

Kesal sekali mendengar kritik pedas dari Nenek Jeon. Rosé merasa apa yang ia lakukan seperti tidak dihargai oleh Nenek Jeon.

"Maaf, Nek, tapi aku hanya bisa memasak itu. Lagipula aku masih belajar memasak, jadi wajar jika aku hanya bisa memasak makanan yang sama," sahut Rosé membela diri.

Sweet Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang