25 - Rejection

1.4K 208 37
                                    

...

"APA?! DIBATALKAN?!" Suara teriakan Jisoo menggelegar begitu keras.

Jisoo menatap tajam layar ponsel yang menampilkan nama seseorang di sana kemudian menaruh kembali ponsel itu di telinganya.

"Mana bisa begitu?! Acaranya besok malam, enak saja kau ingin membatalkan secara sepihak!" omel Jisoo protes.

Entah apa yang diucapkan oleh si penelpon di sebrang sana, tapi raut wajah Jisoo terlihat semakin kesal. Wanita itu mendengus kasar disertai kedua alis yang menukik tajam.

"Tentu saja aku marah! Kau membatalkan kesepakatan kita tanpa berdiskusi dulu denganku?!"

"Hey, tapi ... aish, dasar sialan!" Jisoo mengumpat kesal saat panggilan itu ditutup secara sepihak.

Sekarang yang Jisoo lakukan adalah memberikan sumpah serapah dan juga kekesalannya. Bagaimana tidak kesal dan marah? Model yang Jisoo pilih untuk acara kampanye busana besok tiba-tiba membatalkan kesepakatan.

"Eoni, kenapa?"

Seketika Jisoo menoleh pada Rosé yang datang menghampiri dengan tatapan bingung. Sejak tadi Rosé melihat Jisoo mondar-mandir tidak karuan disertai wajah yang kesal. Rosé tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat kakak iparnya itu seperti ini.

"Astaga, adik ipar. Aku sungguh kesal dengan model yang aku pilih. Bagaimana bisa dia tiba-tiba membatalkan kesepakatan denganku? Katanya ada jadwal yang bentrok dengan jadwalku, yang benar saja!" cerocos Jisoo bertambah kesal.

Mendengar itu Rosé mengangguk paham. Oh, jadi itu alasan kenapa Jisoo uring-uringan sejak tadi.

"Kenapa Eoni tidak mencari model pengganti saja?" usul Rosé.

"Tidak bisa. Acaranya besok malam, mana sempat aku mencari model pengganti," katanya mendengus kasar.

Suasana pun berubah hening. Rosé yang diam seraya memperhatikan Jisoo, dan Jisoo yang berusaha berpikir untuk mencari solusi. Sampai sebuah ide tiba-tiba muncul di kepala Jisoo. Wanita itu melirik Rosé dengan senyum yang aneh sedangkan Rosé mengernyit heran melihat tatapan sang kakak ipar.

"Kenapa Eoni menatapku begitu?"

Jisoo melangkah mendekati Rosé tanpa melunturkan senyum di bibirnya. "Daripada aku bingung mencari pengganti modelnya, bagaimana jika adik iparku ini saja yang menjadi gantinya?"

"A-apa? Aku? Model?"

Jisoo mengangguk antusias.

Dengan cepat Rosé menggeleng. Dia menolak saran Jisoo yang tidak terduga itu. Bagaimana bisa Rosé menjadi model di kampanye busana sementara dia tidak punya pengalaman sama sekali dengan dunia permodelan.

"Tidak, Eoni. Aku tidak mau."

"Kau harus mau!" seru Jisoo memaksa.

"Eoni ...," rengek Rosé.

"Ayolah, adik ipar, hanya kali ini saja. Bantu aku, oke?"

Melihat tatapan melas Jisoo membuat Rosé jadi bimbang. Rosé tidak mau menerima tawaran Jisoo, tapi jika menolak pun dia merasa kasihan karena Jisoo pasti akan semakin uring-uringan.

"Tapi, bagaimana jika aku gagal? Bagaimana jika aku mempermalukan Eoni?" tanya Rosé khawatir. Pasalnya ini kali pertama bagi Rosé. Dia takut melakukan kesalahan yang nantinya malah membuat Jisoo malu.

"Tidak akan. Aku percaya padamu. Lagipula ini hanya kampanye busana saja bukan ajang foto model. Kau hanya harus berjalan di karpet merah dan berpose sedikit di kamera, setelah itu selesai."

Sweet Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang