14 - Reason

1.5K 185 29
                                    

...

Rosé memungut satu-persatu kertas gambar miliknya yang tadi Nenek Jeon kacaukan. Helaan napas panjang terdengar dari bibir mungilnya saat melihat kertas-kertas gambarnya sudah berantakan seperti ini. Rosé menatap sedih gambar yang susah payah ia buat berantakan begitu saja karena ulah Nenek Jeon yang sangat kekanakan.

"Nyonya, biar aku bantu." Bibi Minji datang dan mengajukan diri.

"Terimakasih, Bibi."

Butuh waktu beberapa menit mereka membereskan kekacauan yang terjadi. Rosé memasukkan peralatan gambarnya ke dalam dompet kecil. Kini gambar desainnya sudah kotor dan kusut. Rosé tidak yakin Jisoo akan menerima gambarnya ini. Lagi-lagi Rosé menghela napasnya. Dia sungguh kesal terhadap Nenek Jeon yang tidak pernah berhenti mengusiknya.

"Gambarnya jadi jelek," gumam Rosé pelan.

"Tidak. Menurutku gambar yang Nyonya buat sangat bagus. Meskipun kertasnya sudah kotor tapi gambarnya masih tetap bagus. Nyonya memang hebat!" seru Bibi Minji berusaha menghibur Rosé yang murung.

Mendengar kata pujian itu membuat Rosé mengulas senyum. Setidaknya pujian yang Bibi Minji lontarkan sedikit menghibur hatinya.

"Aku akan menyimpan ini," ujar Rosé lalu melangkah pergi menuju kamarnya.

Tiba di kamar, Rosé menyimpan kertas gambarnya ke atas meja yang biasa ia pakai menggambar. Rosé mendengus kasar saat mengingat kembali ulah Nenek Jeon padanya.

"Ish, awas saja aku akan bilang pada Jungkook kalau nenek sudah mengacau di sini." Kedua alisnya menukik tajam disertai guratan kekesalan di wajahnya.

**

Untuk meredakan rasa kesalnya, Rosé memutuskan untuk membersihkan tubuhnya dengan berendam di air hangat. Setelah menuangkan sabun dengan aroma strawberry ditambah beberapa kelopak bunga mawar ke dalam bathtub, Rosé lantas melangkah masuk ke dalam bak mandi itu. Merilekskan tubuhnya mencari ketenangan. Kedua matanya terpejam merasakan pijatan hangat dari air yang merendam seluruh tubuhnya. Namun beberapa saat matanya terpejam, wajah Nenek Jeon melintas di kepala Rosé. Sontak Rosé membuka kedua matanya seraya berdecak kesal.

"CK, Nenek benar-benar menyebalkan. Pokoknya setelah Jungkook pulang aku akan adukan jika Nenek sudah jahat padaku. Lihat saja, Nenek pasti akan dimarahi lagi," gumam Rosé dengan bibirnya yang komat-kamit penuh kekesalan.

Meskipun Rosé selalu memaafkan atas semua tindakan Nenek Jeon padanya, tapi untuk kali ini dia tidak akan memberi maaf lagi. Tindakan Nenek sudah di luar batas dengan menghancurkan hasil karyanya, dan Rosé tidak bisa terima itu. Nenek selalu saja mengacaukan apapun jika itu menyangkut tentang dirinya, semua yang Rosé lakukan selalu tidak pernah bisa Nenek terima.

"Kenapa istriku terlihat sangat marah, hm?"

Tubuh Rosé terlonjak saat merasakan sebuah pelukan lembut di belakang tubuhnya. Air bak mandi pun berguncang tatkala seseorang itu ikut masuk dan bergabung merendam diri bersama Rosé.

"Sayang? Kapan kau pulang?" tanya Rosé masih terkejut. Kepalanya ia torehkan sedikit untuk melihat sosok suaminya yang tiba-tiba saja datang.

Jungkook mencium lembut bahu istrinya dan semakin mengeratkan pelukan di pinggang wanita itu. "Lima menit yang lalu mungkin. Aku memanggilmu tapi kau tidak menyahut."

"Maaf, aku tidak tahu."

Jungkook bergumam singkat lalu menaruh dagunya di atas bahu kecil Rosé. Membiarkan kulit wajah mereka saling bersentuhan dan menempel cukup intim.

"Kenapa?" tanya Jungkook mendengar helaan napas panjang dari bibir mungil istrinya.

"Nenek tadi datang ke sini bersama Ibu."

Sweet Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang