26 - Kiss and Touch

1.8K 231 26
                                    

...

Usai dari kampanye busana kemarin, mendadak hari ini Rosé jatuh sakit. Wanita itu mengeluh pusing dan sakit perut sejak dini hari tadi. Rosé juga tidak tahu kenapa tiba-tiba tubuhnya menjadi sakit seperti ini, tapi kemungkinan besar penyebabnya karena dia minum alkohol dengan kadar yang tinggi. Ya, itu mungkin saja, terlebih 'kan Rosé itu orang yang sangat lemah terhadap alkohol jadi efeknya akan sangat terasa seperti sekarang ini.

"Ibu, perutku sakit, kepalaku juga pusing," rengek Rosé pada Yura.

Yura yang melihat itu hanya bisa menghela napas. Wanita itu perlahan mengusap lembut kepala menantunya. Sudah sejak tadi pagi Rosé menangis dan mengeluh sakit hingga membuat Yura dan Jisoo dilanda panik.

"Iya, Sayang. Tunggu sebentar lagi dokter akan datang untuk memeriksamu."

"Tapi kenapa dokternya lama sekali? Aku sudah tidak tahan."

Rosé tidak berhenti merengek kepada Yura. Pada dasarnya wanita itu akan sedikit manja apalagi saat sedang sakit seperti ini.

"Ibu, dokternya sudah datang!" seru Jisoo dari ambang pintu kamar.

Yura menoleh dan berdiri menyambut dokter itu. "Dokter, tolong periksa menantuku. Dia mengeluh sakit dan suhu tubuhnya juga sedikit panas."

"Baik, Nyonya."

Tanpa menunggu lama, sebut saja Dokter Hyun langsung memeriksa keadaan Rosé yang tidak berhenti mengeluh kesakitan. Sementara Yura dan Jisoo mundur sedikit menjauh seraya memperhatikan Rosé yang tengah diperiksa. Tidak bisa dipungkiri jika Yura amat mencemaskan keadaan menantunya itu. Yura takutnya Rosé keracunan makanan atau lainnya karena wanita itu terus saja mengeluh di perut dan kepalanya.

"Bagaimana, Dok?" tanya Yura tidak sabaran.

"Asam lambungnya naik. Apa sebelumnya Nyonya meminum minuman beralkohol? Jika iya, sepertinya ini efek alkohol yang Nyonya minum. Perutnya sakit karena tubuh Nyonya tidak terbiasa menerima asupan minuman seperti itu, apalagi dengan kadar alkohol yang tinggi. Saya sudah memeriksa gejala lainnya, tapi tidak menemukan jika Nyonya keracunan makanan," jelas Dokter Hyun secara rinci.

Mendengar penjelasan dokter itu membuat Jisoo menepuk dahinya keras. Astaga, ini pasti karena semalam. Pantas saja saat di kamar hotel Rosé terus muntah dan mengeluh pusing, rupanya ini alasannya. Ya ampun, bagaimana bisa Jisoo kecolongan sampai membuat adik iparnya itu minum minuman seperti itu.

"Nyonya hanya perlu beristirahat dan tidak melewatkan makan. Dan untuk obatnya, saya akan memberikan obat penurun panas dan pereda nyeri," imbuhnya lagi sembari memberikan resep obat itu pada Yura.

"Baik, Dokter, terima kasih."

"Sama-sama, Nyonya. Kalau begitu saya permisi."

Jisoo mengantar Dokter Hyun sampai ke depan rumah, sementara Yura beralih menatap Rosé yang kembali terlelap dalam tidurnya. Yura bergerak menarik selimut untuk menutupi tubuh Rosé sebatas dada, lalu merunduk mengecup kening menantunya. Sejenak Yura memperhatikan wajah Rosé yang sedikit pucat lalu mendengus pelan.

"Ada-ada saja, menantu Ibu ini. Kenapa harus meminum alkohol jika tidak kuat?" gumam Yura mencubit pelan hidung Rosé sampai membuat wanita itu bergerak dalam tidurnya.

***

Sore harinya demam Rosé memang sudah menurun, tapi wanita itu masih terus merengek kesakitan. Rosé bahkan sampai menangis karena kepalanya yang semakin bertambah pusing.

"Ibu, kepalaku pusing," adu Rosé pada Yura seraya menangis lirih.

Yura menghela napas merasa tidak tega melihat menantunya yang tidak berhenti kesakitan.

Sweet Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang