its you 7

1.7K 194 16
                                    















__________________

Heeseung terduduk di ujung ranjang, sepi sekali sejak sepuluh hari terakhir ini. kebiasaan selalu hidup bersama sunoo membuat heeseung tak terbiasa di tinggal selama ini apa lagi tanpa kabar. Ternyata sunoo sudah sedalam itu menghiasi hidup nya

Kadang heeseung selalu mengabaikan telfon sunoo jika istri nya tengah pulang karna meski di abaikan sunoo selalu memberi nya pesan atau mencoba menelfon nya berkali kali tapi kini ia rasanya seperti kehilangan separuh jiwa nya seperti hilang bahkan banyak pekerjaan yang tidak bisa heeseung urus karna ini

Ponsel hanya terus di pegang erat sesekali di nyalakan namun di matikan lagi, berulang kali seperti itu
Heeseung ragu ia tidak tau apakan bisa bicara atau tidak jika menelfon sunoo lebih dulu rasanya canggung dan takut

Jemari nya sudah siap menekan nomor dial sang istri sampai ponsel itu bersuara lebih dulu

Sunoo menelfon nya.
"Hallo mas? "

"Ya dek"

"Aku lagi di rumah mamah mas"
Hening sesaat, heeseung merasa lega luar biasa

"Gimana dek? Kamu sehat kan? Mamah sama bapak sehat sehat juga kan di sana? "

Kini bergantian keheningan berada di pihak sunoo sekarang
"Sehat semua kok. Mas juga kan? "

"Iya mas juga, dedek nya gimana? "
Ragu heeseung bahkan tidak berfikir akan bertanya seperti itu namun mulut nya ternyata punya kehendak sendiri

"Aku seneng tau mas, di tanya begini sama kamu"

Hening, heeseung menyunggingkan senyuman tipis dalam diam
"Dedek nya sehat juga"

"Syukur, kapan mas jemput kamu dek? "

Kali ini hening nya cukup lama, heeseung bahkan berkali kali melirik ponsel nya takut takut sudah mati meski tidak ada suara tanda panggilan berakhir
"Emm... Mas surat nya belum nyampe ya? "
Tanya sunoo dari sebrang sana

Heeseung mengerutkan kening, surat apa yang sunoo maksud
Dan tak lama bell rumah nya berbunyi nyaring, segera heeseung turun dari kamar untuk membukan pintu tanpa meng akhiri panggilan dengan sunoo

"Mas ada kiriman surat, untuk mas heeseung betul? "
Ucap tukang pos setelah heeseung membuka pintu, belum sempat bertanya pria pengantar surat itu sudah lebih dulu pergi setelah heeseung memberi anggukan

Segera heeseung membuka amplop coklat berisi beberapa lembar kertas bertinta, lalu membaca nya dengan seksama

"Dek ini, dari kamu? , surat ini dari kamu? Sunoo maksud nya apa ini? " Heeseung yang sebelum nya berbicara ragu kini terdengar keras dan lugas

"Mas ayo pisah!.. Aku udah tanda tangan surat perceraian nya selebihnya kamu yang urus ya".







_________________________________________








" Pagi anak-anak?.. "

"Pagi buk tiwi"
Guru sejarah ini masuk kedalam kelas yang seharus bukan menjadi jadwal nya mengajar

"Berhubung pak heeseung tidak bisa mengajar hari ini jadi saya mau kasih tugas buat kalian"

"Maaf buk, pak heeseung nya kemana ya ? " Farhan si ketua kls mengangkat tangan nya sambil bertanya sopan

"Pak hee nya gak enak badan katanya, barusan dia WA saya buat ngasih tugas untuk kalian. Jadi gak perlu ganti baju ya"

"Iya bu.. " Jawab semua murid serempak

_____________________

Dering ponsel berkali kali berbunyi namun si pemilik seolah tidak mendengarkan sama sekali, asap mengepul tipis dari satu puntung rokok yang masih menyala di dalam asbak bersama beberapa puntung rokok lain nya
Satu cangkir kopi yang masih penuh tergeletak berdampingan di atas meja tanpa tersentuh bahkan air di dalam cangkir itu sudah mendingin

"Tokk... Tokk... "

"Permisi... "

"Iya tunggu sebentar" Heeseung berdiri dari kursi makan setelah mematikan puntung rokok nya agar berhenti mengeluarkan asap

Clek...

Pintu rumah nya di buka perlahan
"Pak guru ini ada sedikit buah buahan sama kue kering buat pak guru sama istri. Di makan ya pak"

Heeseung menyambut dengan sopan sedikit membungkuk saat tau tamu nya itu sudah sepuh

"Terimakasih banyak buk, mari silahkan masuk dulu" Heeseung membukakan pintu nya lebar lebar untuk wanita tua yang sudah cukup lama menjadi tetangga nya

"Gak usah pak, aduh saya mau langsung ke kebun. Nganter makanan buat suami saya, di makan loh buah nya itu bagus buat ibu hamil juga"
Heeseung tersenyum lembut lalu mengangguk, ibu ini adalah salah satu tetangga nya yang paling perhatian pada nya juga keluarga. Heeseung amat bersyukur karna tinggal di lingkungan yang hangat seperti ini

Ibu ini juga yang sering menemani Sunoo jika heeseung bekerja.

"Saya pergi dulu ya pak guru"

"Iya buk hati hati, sekali lagi terimakasih bingkisan nya"
Ibu itu tersenyum lalu berjalan pergi

Heeseung menaruh plastik berisi buah buahan dan kue kering itu di atas meja, menatap nya lamat dengan pandangan sendu
Kue kering ini kesukaan Sunoo, juga buah buahan lokal yang bagus untuk kehamilan nya

Seketika wajah sendu itu menunduk, melirik kearah ponsel nya yang entah sudah berapa kali menyala
Beberapa panggilan tak terjawab menjadi daftar utama di sana
3 panggilan dari rekan guru nya juga 2 panggilan dari karina tapi tidak ada nomor sang istri lagi di sana

Sejak panggilan terakhir semalam, Sunoo tidak pernah menelfon nya lagi dan ucapan terakhir itu lah yang membuat heeseung seperti kehilangan jati diri
Heeseung tidak sakit sebenarnya ia hanya merasa fikiran nya kacau dan tidak bisa ia pakai untuk mengajar

Heeseung tidak bisa tau perasaan apa yang sedang ia rasakan kini, entah sedih, entah marah entah kecewa entah lah ia merasa kosong, hampa dan bingung
Jika di seumpama kan sebuah benda di lempar ke dalam air yang tidak terapung juga tengelam hanya terombang ambing fikiran nya sendiri.

"Maaf ya mas selama ini aku belum bisa nyenengin mas hee sebagai istri, mas udah kerja keras banget buat aku tapi maaf aku belum bisa ngasih apa apa buat mas. Tapi sekarang semoga dengan keputusan aku ini mas bisa lebih punya pilihan cuman ini yang bisa aku kasih buat mas. Kebebasan
Aku tau selama ini mas itu sulit hidup sama aku,pura pura itu gak baik mas, bohongin diri sendiri apa lagi. Aku tau mas masih belum nerima aku, tapi mas hee selalu berusaha keras untuk ngasih hak buat aku. Makasih banyak mas itu udah lebih dari cukup kok aku seneng jadi istri mas, aku seneng di perlakuin selayaknya istri yang di hormati sama mas meski dengan cara mas yang bohongin diri sendiri. Cinta sama orang itu sulit kan mas sesulit kita lupain seseorang yang pernah kita cinta. Aku ngerti dan sangat sangat ngerti, harus nya dari dulu aku begini kan mas ?cuman aku baru dapet keberanian sekarang, Aku juga udah ngomong sama orang tua aku dan semua keputusan ada di kita kok karna ini hidup kita. Sekali lagi makasih ya mas kamu ini orang pertama yang bikin aku jatuh cinta dan makasih udah bikin dedek hadir aku merasa jadi orang paling beruntung, abis ini mas harus punya ketegasan buat hidup mas sendiri jangan nurut terus kemauan orang tapi bikin hidup kita gak bahagia. Udah dulu ya mas, mungkin aku gak bisa balik lagi ke sana mamah sama ibu bilang aku bisa lahiran di sini ajh, jaga kesehatan ya mas jangan sakit"

"Aku gak tau dek, aku gak tau harus gimana" Gumam heeseung dengan pandangan kosong setelah mengingat kembali ucapan  terakhir Sunoo kemarin

Obrolan yang terasa singkat bagi nya waktu itu, bahkan terlalu singkat tapi membuat heeseung menyadari banyak hal bahwa selama ini apa yang dia lakukan bukan sekedar tugas dan kewajiban tapi hati nya juga ingin
Selama ini mungkin Sunoo menganggap ia tak bahagian padahal heeseung sendiri tidak tau apa yang dirinya sendiri rasakan.

RED ROSE (Sunoo Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang