05. Peter Han

355 51 12
                                    

"Dia natap ke sini dan... raut wajahnya marah. Matanya juga merah banget. Dia gak suka kita ngomongin rupa dia...." Keyrans berucap dengan suara bergetar. Sedetik kemudian terdengar suara teriakan histeris dari ketiga kakak tingkatnya itu.

"Elu sih pake acara penasaran segala!" sungut Hwasa. Nayeon berkacak pinggang.

"Eh enak ae ye kalo ngomong. Kan lu juga yang penasaran. Dita noh yang nanya-nanya!" Nayeon mengalahkan Dita.

"Lah kok gua?" Dita terlihat memelas.

"Ish, udah, udah. Kita turun aja bareng. Gua di depan. Kalian di belakang gua dan kalo bisa lari yang cepet. Oke?" ucap Keyrans. Ketiga kakak tingkatnya itu mengangguk.

Keyrans yang diikuti oleh tubuh Nayeon, Dita dan Hwasa mulai beranjak turun secara perlahan. Saat tubuhnya sudah berpapasan oleh sosok hantu lelaki menyeramkan yang sering dipanggil dengan nama Peter Han, Keyrans mendesis. Memberi aba-aba agar ketiga kakak tingkatnya itu lari, tapi tidak untuknya. Nayeon dan Hwasa sudah lari, Dita menghentikan langkahnya saat ia melihat Keyrans mulai mendekati tembok kosong. Keyrans memberanikan dirinya untuk menatap wajah menyeramkan Peter yang sedang menatapnya seram.

"Sorry. Gua minta maaf kalo lu tersinggung. Jangan apa-apain mereka, gua yang salah. Kalo lu pengen marah, marah aja sama gua. Karena gua yang udah ngasih tau wujud meninggal lu," ucap Keyrans lirih. Dita terbelalak mendengar ucapan yang dikeluarkan dari adik teman sekelasnya itu, yang sedang berbicara seorang diri -menurut pandangannya.

Peter menatap Keyrans dengan tajam. Matanya yang merah dan mengeluarkan darah itu tak lepas dari wajah cantik Keyrans yang terlihat berkeringat. Ia memajukan wajahnya pada wajah Keyrans secara perlahan.

"Jangan sebut wujud gua begitu ke orang-orang..." bisiknya tepat di hadapan wajah Keyrans dan terdengar sangat mengerikan. Keyrans menundukkan wajahnya. Tubuhnya bergetar. Peter mencengkeram bahu manusia di hadapannya itu. Wajahnya penuh dengan amarah.

"KARENA GUA GAK SUKA! LU PAHAM GAK?!" teriak Peter keras yang membuat telinga Keyrans terasa sangat sakit dan Peter berlalu dengan cara menabrak tubuhnya hingga menembusnya. Keyrans terhuyung dan ingin jatuh pingsan. Dita langsung berlari dan menopang tubuh lemah Keyrans.

"Astaga, astaga! Key, Key! Sadar!" ucap Dita mencoba menyadarkan Keyrans yang terlihat ingin tak sadarkan diri. Ia menggendong tubuh Keyrans di punggungnya dan turun ke lantai 1.

"KEY?!" teriak Chris yang kebetulan ada di kantin. Jadi kantin FISIP dan FH itu letaknya sebelahan. Tak jarang juga anak FH yang jajan di kantin FISIP dan anak FISIP yang jajan di kantin FH. Ia berlari mengejar Dita yang menggendong tubuh lemah Keyrans.

"Key kenapa, Dit?!" tanya Chris langsung. Dita menggeleng.

"Gatau! Keknya dia diserang sama Peter deh!" jawab Dita apa adanya. Nayeon dan Hwasa yang mendengarnya juga terbelalak kaget, terlebih Chris.

"A-apa?!" tanya Chris sembari membungkam mulutnya.

"Tadi gua liat Key ngomong sendiri di hadapan tembok di tangga samping sekre. Dia keknya lagi ngomong sama Peter. Soalnya gua tadi nanya-nanya tentang Peter dan kata Key, Peter marah ke kita," jawab Dita lagi. Chris terbelalak lagi.

"Anjir lu harusnya gak usah ngadi-ngadi Dita!" Chris menampol wajah cantik Dita karena gatal. Ia kesal dengan teman sekelasnya yang menjabat sebagai bendahara kelas itu, yang umurnya lebih tua setahun darinya.

"Ya maap, Chris. Abis gua penasaran sama sosok Peter," bela Dita. Chris mendelik.

"Tapi adek gua kan noh yang jadi korbannya?" tanya Chris dengan suaranya yang agak meninggi. Ia meminumkan air mineral miliknya pada Keyrans yang terdiam dan terlihat linglung. Seolah ia sadar tapi pingsan. Dita tersentak.

Indi-Go! • Han Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang