Hari ini adalah jadwal Keyrans menyetorkan hasil hunting mingguan yang setiap minggunya diselenggarakan oleh Jessi dan harus diikuti oleh seluruh anggota bahkan dirinya.
Saat ia sedang memasukkan memory card kameranya itu ke dalam card reader yang tersambung ke komputer sekre, dengan tiba-tiba ada seorang lelaki yang masuk ke dalam sekre. Membuat Jessi, Dita, Nayeon dan Hwasa menoleh padanya.
"Eh, ada Winwin," ucap mereka bersamaan. Lelaki bernama Winwin itu tersenyum.
"Kemana aja baru keliatan tuh?" tanya Jessi.
"Abis ke rumah nenek, kak Jes," jawabnya jujur. Keyrans menoleh pada lelaki itu.
"Eoh, lagi setor ya, Key?" tanyanya. Keyrans mengangguk.
"Gua belum hunting nih. Batas pengumpulan besok kan, kak Jes?" tanyanya pada Jessi.
"Yoi!" seru Jessi tanpa menoleh dan terus fokus pada layar iPad miliknya.
Grep
Keyrans tersentak saat lengannya digenggam oleh lelaki berdarah China itu.
"Temenin gua yuk, Key?" pinta Winwin. Keyrans terlihat ragu.
"Eum, gimana ya...."
"Kan lu punya kamera, sedangkan gua gak punya. Gua sekalian minjem kamera lu juga deh buat setor hunting mingguan. Soalnya kan gua udah dua Minggu gak setor. Ntar dapet sanksi dah gua," ucapnya memelas. Keyrans mendengus.
"Ya udah deh." Terdengar hembusan napas lega dari Winwin.
Setelah Keyrans selesai memindahkan berkas soft file foto jepretan yang sudah ia ambil itu ke dalam folder khusus yang ada di komputer sekretariat fotografi, ia segera mengemasi barang-barang miliknya itu ke dalam ransel dan bangkit bersama lelaki manis bernama Winwin.
"Kak Dit? Gua nemenin kakak ini hunting di sekitaran luar kampus dulu, ya? Ntar semisal bang Chris ke sini atau ngehubungi lu, bilang aja yang sejujurnya. Ntar gua yang nyamperin dia ke parkiran," ucap Keyrans. Dita yang dipanggil oleh juniornya itu mengangguk paham. Keyrans juga berpamitan pada Nayeon, Jessi dan Hwasa, kemudian ia berjalan ke luar sekre dan menuruni tangga perlahan yang diekori oleh Winwin.
"Keyrans!"
Peter yang sedang duduk di tangga bawah berseru menyapa Keyrans yang masih berjalan di tangga atas dengan senyuman mengembang. Namun tak bertahan lama, senyuman manisnya itu pudar saat melihat sosok lelaki yang dahinya mengeluarkan cahaya. Namun bukan cahaya putih terang seperti milik Keyrans dan Lee Know, justru cahaya itu lebih keabu-abuan dan aura lelaki itu diselimuti oleh warna hitam pekat. Peter memicingkan matanya, tak suka.
Winwin yang sadar sedang ditatap oleh Peter itu mengernyit. Ia menoleh pada Keyrans karena tatapan Peter juga menatap wajah cantik Keyrans yang masih fokus akan ponselnya karena idolanya sedang melakukan live streaming di aplikasi V Live. Ia mengenakan Airpods di telinga kirinya. Saat ia berpapasan dengan Peter, ia sempat terhenti dan tersenyum manis pada arwah itu. Namun Keyrans tak membuka percakapan takut-takut lelaki di belakangnya itu menganggapnya gila.
"Eum, Key?" panggil Winwin. Keyrans menoleh.
"Kenapa kak?" tanyanya.
"Lu bisa liat yang gitu-gitu?" Winwin mengutipkan jarinya. Keyrans tersentak. Ia bertanya dalam hatinya kenapa lelaki itu bisa tahu sisi lainnya. Tapi ia tak ambil pusing. Toh semua orang di sekre fotografi tahu bagaimana ia.
"Napa emangnya?" tanya Keyrans berubah ketus. Winwin tersentak.
"Ah, gapapa sih. Soalnya gua juga bisa liat," kekeh Winwin. Keyrans membelalakkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indi-Go! • Han Jisung ✓
Kinh dị[Book 1 dari Pentalogi Fanfiction Indi-Go!] Suka duka kehidupan Keyrans Bang, gadis yang mempunyai six sense sehingga menuntunnya pada sosok lelaki tampan yang hobi nongkrong sendirian di tangga lantai 3 samping sekre fotografi. [Cerita ini dilandas...