"Karena kemarin sehari semalem Peter neror Daddy, jadi Daddy bakal kasih tau ke kalian yang sebenarnya. Peter dikubur di halaman belakang kampus," ucap daddynya itu tiba-tiba. Key, Chris dan Sam terlihat terbelalak.
"AP-APA?!" seru Keyrans, Chris dan Sam bersamaan, tak percaya. Mereka bertiga berpandangan satu sama lain terkecuali Daddy Bang yang menundukkan wajahnya.
"Huah, aku harus lembur di kantor nih mau gak mau karena bakal ada meeting pagi, juga perihal laporan yang harus aku selesaikan malem ini juga tentang pre-launch produk baru perusahaan," ucap Daddy Bang yang sedang meregangkan tangannya ke atas. Ia segera menyimpan dokumen word miliknya dan mengubah mode komputer di hadapannya menjadi sleep.
"Ngantuk nih, enaknya bikin kopi dulu kayanya deh ya," ucap Daddy Bang lagi dan beranjak ke arah dapur. Karena OB yang bertugas tak ada yang lembur terkecuali satpam, ia mau tak mau harus membuat kopinya sendiri.
Saat Daddy Bang sedang menuangkan air ke dalam cangkirnya yang sudah ia isi bubuk kopi hitam dan gula, ia terbelalak shock saat melihat darah kental berwarna merah kecoklatan dan berbau amis menyengat yang keluar dari teko berisi air yang baru saja ia angkat dari kompor. Dan bubuk kopi itu seketika berubah menjadi belatung kecil-kecil yang berjumlah banyak.
"AAAAAAA!" teriak Daddy Bang dan dengan reflek ia menjatuhkan cangkir yang ada di genggamannya bersama dengan teko yang berisi air panas itu bahkan sampai air panas di dalamnya terciprat pada kakinya yang membuat kakinya sedikit melepuh. Aneh, pikirnya. Saat teko air panas itu dan cangkir itu jatuh, isi yang ada di dalamnya kembali normal. Keringat dingin sudah mengucur deras dari tubuh Daddy Bang yang sedang lembur seorang diri di kantornya.
"HAHAHAHA!" Daddy Bang meremang saat telinganya yang masih normal itu menangkap suara tawa lelaki yang menggema di seluruh gedung kantornya. Ia mulai berjalan mundur dan tubuhnya bersandar pada pintu dapur. Tangannya segera meraih knop pintu dengan gemetar. Namun sedetik kemudian, ada benda menggelinding yang menghampirinya, lebih tepatnya menghampiri kakinya. Benda yang ternyata adalah sebuah kepala tanpa tubuh itu tersenyum lebar dengan mata kirinya yang keluar.
"Halo, tuan Bang!" ucapnya yang membuat Daddy Bang langsung berteriak histeris. Ia segera membuka pintu namun sayang pintu itu seolah terkunci dari luar.
"ARGH! SANA! PERGI! JANGAN GANGGU SAYA!" teriak Daddy Bang histeris. Ia melemas dan terjongkok bersandar di pintu dengan tangan yang meremas rambutnya. Matanya terpejam sangat erat karena takut. Bahkan Daddy Bang juga menangis.
"Gua cuma pengen tau, dimana sebenernya mayat gua! Gua tau lu nyembunyiin sesuatu. Gua akan terus neror lu kalo lu gak bilang yang sebenernya ke anak lu, tuan Bang!" ancam sosok kepala itu yang ternyata adalah Peter. Daddy Bang mengangguk cepat-cepat kemudian pintu terbuka dengan sendirinya membuat tubuhnya terjungkal ke belakang. Sosok kepala Peter yang menyeramkan pun menghilang entah kemana.
"Daddy diteror sama Peter kemanapun. Daddy ke dapur ada dia, Daddy lagi di ruangan Daddy ada dia, Daddy ke WC juga ada dia. Dan dia ancem Daddy kalo Daddy gak bilang sejujurnya ke kalian, dia bakalan terus neror Daddy," ucap Daddy Bang lagi. Keyrans terperangah shock.
"Da-daddy serius?!" tanya Keyrans lagi, memastikan. Daddynya mengangguk pelan.
"Seingat Daddy, Peter dikubur paksa oleh pihak kampus karena tak ingin berita ini sampai menyebar dan membuat nama kampus jadi buruk. Bahkan kampus gak Nemu siapa pembunuhnya. Mereka main apik dan semua sidik jari anehnya tak terdeteksi tim forensik sama sekali. Entah mereka gunain cara apa, Daddy gak tau. Karena pihak kampus udah frustrasi, akhirnya pihak kampus mutusin buat kubur paksa mayat Peter agar nama kampus tetep baik-baik aja," jawab Daddy Bang lirih. Sam melemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indi-Go! • Han Jisung ✓
Horror[Book 1 dari Pentalogi Fanfiction Indi-Go!] Suka duka kehidupan Keyrans Bang, gadis yang mempunyai six sense sehingga menuntunnya pada sosok lelaki tampan yang hobi nongkrong sendirian di tangga lantai 3 samping sekre fotografi. [Cerita ini dilandas...