"Apa sih ini kok laporannya jelek semua!" bentak Jessi pada Keyrans yang ada di hadapannya. Gadis itu terdiam. Ia menoleh pada teman-temannya tapi tak ada yang mau membantunya. Lee Know sedang izin kuliah satu Minggu karena ikut mengantar keluarganya yang sedang melakukan pengobatan di Singapura. Dita yang ada di sana, ia hanya bisa terdiam melihat Keyrans dibintal habis-habisan oleh ketuanya itu.
"Maaf kak Jes, nanti gua bakal bikin lagi dan hunting lagi. Nanti gua bakal sungguh-sungguh," ucap Keyrans sembari tertunduk.
BRAK
Jessi membanting pintu sekre dan ia keluar dari ruangan sekre menuju lantai 1. Keyrans melemas. Dita langsung merengkuh bahunya dan berbisik.
"Jangan nangis, jangan nangis ya?" ucap Dita lembut. Keyrans mengangguk.
"Ah, si Key mah kan gua sama anak-anak yang lain jadinya gabisa liburan!"
"Tauk tuh lama banget ngerjain laporan aja tuh!"
"Iya ih cepetan napa direvisi! Lelet bener!"
Suara di dalam sekre seketika ricuh oleh teman-teman satu angkatan fotografinya Keyrans. Gadis itu makin menundukkan wajahnya. Air matanya yang sudah mengumpul bahkan ingin ia tumpahkan agar dapat membasahi pipinya yang bulat.
"Stop! Kalian tuh ya! Bukannya bantuin malah makin memperburuk keadaan! Kasian Key! Dia tuh udah rela bangun pagi ke sini! Piket ke sini! Nginep di sini! Kalian mana?! Katanya kekeluargaan tapi nyatanya malah cuma jadi kompor doang tanpa membantu!" ucap Dita kesal. Namun setelah mendengar ucapan Dita, Keyrans malah berlari keluar dari pintu sekre dan terduduk di tangga yang ada di samping sekre. Ia menitihkan air matanya.
"Hiks... hiks...." Key menenggelamkan wajahnya pada lututnya sembari menangis. Tiba-tiba, ia merasakan ada aura yang membuatnya pusing, berat dan merinding di waktu bersamaan.
"Lu kenapa?"
Keyrans tersentak saat ia mendengar suara samar seorang lelaki yang berada tak jauh dari tubuhnya. Ia segera mengusap lelehan air matanya. Bulu kuduknya meremang. Ia yakin sosok lelaki itu bukanlah sosok manusia. Ia memberanikan diri menoleh ke arah lelaki yang bertanya padanya itu. Namun ia yakin, dari suaranya, sosok itu bukanlah sosok yang menyeramkan.
"E-eoh?" Keyrans terpatung saat melihat sosok lelaki tampan yang sedang berdiri tepat di belakang tubuhnya. Ia bingung, lelaki ini begitu tampan dan sempurna, tapi kenapa tubuhnya merasakan aura yang begitu tak asing ketika ia bertemu dengan sosok berbeda alam?
"Kenapa? Kaget?" tanyanya dan duduk tepat di sebelah tubuh gadis itu.
"E-elu...."
"Yap, gua Peter. Peter Han," jawab sosok tampan itu sembari tersenyum sangat manis. Keyrans mengernyit bingung.
"Kok lu bisa-"
"Karena gua pengen punya temen. Kalo gua gak gini, ntar yang ada lu kabur. Kan cuma lu yang bisa ngobrol sama gua," jawabnya lagi. Keyrans mengangguk paham.
"Lu kenapa? Kok lu keliatan sedih? Cerita dong sama gua! Biar gua bisa bantu lu, apa aja!" tanyanya. Keyrans tertunduk.
"Gua...."
"KEY!" Keyrans menoleh pada suara yang terdengar dari pintu sekre. Memperlihatkan sosok cantik Dita Karang, kakak tingkatnya yang menjabat sebagai Divisi Hunting di organisasi fotografi.
"Lu ngapain duduk di situ? Sini, sini! Jangan sendirian! Duh... gua yang ngeri nanti kalo lu kenapa-napa! Gua bakal ngomong apa sama si Chris?" ucapnya dan menarik tubuh Key untuk kembali duduk di dalam sekre. Keyrans menoleh pada sosok Peter. Peter tersenyum dan memberikan isyarat menggunakan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indi-Go! • Han Jisung ✓
Horror[Book 1 dari Pentalogi Fanfiction Indi-Go!] Suka duka kehidupan Keyrans Bang, gadis yang mempunyai six sense sehingga menuntunnya pada sosok lelaki tampan yang hobi nongkrong sendirian di tangga lantai 3 samping sekre fotografi. [Cerita ini dilandas...