Chris yang baru saja sampai tempat parkir, ia dengan tiba-tiba melihat sosok lelaki tampan memakai jas almamater kampusnya, tapi bentuk almamaternya itu sangat-sangat berbeda dengan angkatannya sekarang. Wajahnya pucat pasih, ia hanya berdiri terdiam di bawah pohon besar. Chris mengernyit. Ia juga merasakan bulu kuduknya meremang.
"Adik lu dalam bahaya," ucapnya pelan dan bahkan hampir tak terdengar. Chris yang mendengarnya langsung segera berlari memasuki gedung FISIP dan menaiki tangga ke arah lantai 3 dan benar saja yang dikatakan oleh lelaki misterius yang tadi bertemu dengannya. Ia melihat Keyrans tergantung dengan tangan kanan terangkat ke atas seolah sedang dicengkeram oleh seseorang yang sedang menolongnya. Chris terbelalak.
"KEY!" Chris membungkam mulutnya tak percaya dan segera berusaha menolong adik kandungnya itu sebisanya. Ia mencoba meraih tangan Keyrans tapi gagal. Aneh baginya, dengan tiba-tiba Keyrans seperti terangkat perlahan dan tangannya berhasil menangkap tangan adiknya itu. Ia juga merasa jika tubuhnya seperti ditarik seseorang hingga ia bisa menyelamatkan adiknya.
"Hah!" Chris menghela napasnya yang tersengal setelah adiknya bisa ia selamatkan. Ia melihat tubuh Keyrans yang bergetar dan memeluknya erat.
"Key... ya Tuhan... dek, elu kenapa?! Kalau ada masalah ngomong sama Abang! Apa ini ulah Peter lagi? Atau ulah makhluk lain yang bikin elu jatuh? Bilang sama Abang!" ucap Chris bergetar. Keyrans tak menjawab apapun dan hanya bisa menangis dalam diamnya. Chris merasa merinding tiba-tiba. Telinga kirinya seolah dibisikkan sesuatu.
"Itu bukan salah gua. Adek lu berusaha membunuh dirinya sendiri. Gua gak mungkin nyakitin dia karena gua sayang dia. Gua cuma pengen liat dia hidup dengan bahagia."
Chris terdiam. Seolah merasa bersalah karena sudah berkata menyalahkan Peter. Ia memeluk lagi tubuh Keyrans dengan erat.
"Key... dedeknya Abang... jangan nekat lagi ya? Ada Abang yang sayang sama Keyrans. Mommy juga, Daddy juga, bahkan...." Chris menghela napasnya sebelum ia melanjutkan perkataannya.
"Bahkan Peter juga sayang sama lu," bisik Chris sembari menatap mata Keyrans yang sembab itu lekat. Chris tahu kesehatan mental adiknya itu bagaimana, karena ia pernah menjadi korban bullying di sekolah menengahnya yang pertama dan itu membuat dirinya merasa gagal menjadi kakak. Keyrans menoleh pada Peter yang berdiri tepat di belakang tubuh Chris. Ia tersenyum dan mengangguk. Keyrans tersenyum dalam tangisnya. Ia merasa sangat bersyukur masih memiliki teman meskipun hanyalah sesosok arwah.
"Makasih ya udah mau hadir di kehidupan hampa gua setelah gua meninggal," bisik Peter pada Keyrans dan mengelus lengan gadis itu.
👻 Indi-Go! 👻
Keyrans berjalan ke arah sekre. Ia mulai bisa berdamai dengan kesehatan mentalnya, dirinya sendiri dan mengacuhkan semua omongan yang membuatnya sakit. Namun aneh, ia tak melihat sosok Peter di sekitar lantai 3 dan sekre. Tapi ia tak mau ambil pusing. Ia mengendikkan bahunya dan acuh saja. Mungkin sedang jalan-jalan, pikirnya.
Saat ia ingin memasuki sekre, bulu kuduknya tiba-tiba meremang. Ia tak ingin melihat sosok apa yang membuatnya merasa tak nyaman. Karena sekarang Peter tak pernah membuatnya merasa seperti itu lagi. Ia yakin betul jika itu bukan perbuatan Peter.
"Keyrans...."
Keyrans tersentak saat ia mendengar ada yang memanggil namanya dan suaranya sangat amat menyeramkan. Ia coba menoleh ke arah toilet yang menjadi 'rumah' bagi Peter dan manik mata bulatnya menangkap sosok tinggi besar setinggi langit-langit kampusnya dan tak memiliki wajah, tubuhnya berwarna hitam pekat dan memakai sebuah kolor compang-camping. Keyrans terbelalak dan ia segera memasuki sekre.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indi-Go! • Han Jisung ✓
Horror[Book 1 dari Pentalogi Fanfiction Indi-Go!] Suka duka kehidupan Keyrans Bang, gadis yang mempunyai six sense sehingga menuntunnya pada sosok lelaki tampan yang hobi nongkrong sendirian di tangga lantai 3 samping sekre fotografi. [Cerita ini dilandas...