16. Sebuah Dendam

241 47 0
                                    

"Apa jangan-jangan... Daddy tau tentang informasi dimana mayat Peter selama ini?" pikir Keyrans lagi. Chris membelalakkan matanya.

"W-what?!" teriaknya tak percaya. Peter yang mendengar ucapan Key terbelalak dan menatap wajah gadis itu.

"E-elu gak usah mikir yang aneh-aneh deh, dek!" ucap Chris lagi. Keyrans terlihat berpikir.

"Tapi apa salahnya kalo kita coba introgasi Daddy? Kali aja kan Daddy tau kebenarannya?" tanya Keyrans lagi. Peter terlihat mengangguk. Ia kali ini setuju dengan intuisi yang dipikirkan gadis cantik yang menjadi teman beda alamnya.

"Bener sih. Gak ada salahnya kita nanya. Kan Daddy juga yang tadi bilang ke kita kalo yang nemuin mayat Peter pertama kali itu Daddy?" Chris terlihat berpikir.

"Ya udah kalo gitu kita tanya Daddy aja!" ucap Keyrans semangat. Chris mengangguk dan mereka berdua segera beranjak dari duduknya, menuju ke kamar Daddy dan mommynya.

"Mommy? Daddynya tidur belum?" tanya Keyrans saat ia sudah mengetuk pintu kamar ibu dan ayahnya. Mommy Bang langsung membuka pintu kamarnya.

"Eoh? Daddy? Daddy gak ada di kamar, sayang. Daddy ada di ruang kerjanya. Katanya mau lembur ngerjain laporan perusahaan," jawab mommynya itu pada anak perempuan sematawayangnya itu. Keyrans berpandangan satu sama lain dengan Chris. Ia dan Chris mengangguk.

"Ya udah, mom. Key sama Abang mau ke Daddy dulu ya," ucap Keyrans dan dijawab anggukan pelan oleh mommynya.

"Dad? Keluar bentar deh. Key sama bang Chris pengen nanya sesuatu!" ucap Keyrans sembari mengetuk pintu ruangan kerja daddynya itu namun tak ada jawaban. Ia menoleh pada Chris dan kakaknya yang tampan itu hanya mengendikkan bahunya.

"Daddy?" panggil Keyrans lagi dan terdengar suara daddynya yang menggeram.

"Jangan ganggu Daddy dulu! Ini Daddy lagi ditunggu bos Daddy nanti Daddy kena marah, kalian yang Daddy marahin!" ucap Daddy Bang setengah membentak. Keyrans dan Chris tersentak, kemudian mereka berpandangan satu sama lain.

"Ya udah, nanti aja itu sih gampang. Dari pada Daddy ngamuk?" desis Chris. Keyrans menghela napasnya, berat.

"Ya udah deh, iya. Ntar kita diamuk Daddy kan bisa bahaya," lirih Keyrans. Chris mengelus rambut pirang adiknya itu sembari tersenyum.

"Gua tau, lu pengen coba bantu Peter dan coba cari tahu kebenarannya perihal kenapa arwah Peter masih gentayangan sampe saat ini. Tapi saat ini kayanya gak tepat deh kalo kita nanya ke Daddy karena Daddy lagi sibuk. Gua bakal terus coba bantu lu kok, lu tenang aja ya dek?" ucap Chris tulus saat mereka sudah berada di sofa ruang TV. Keyrans mengangguk pelan. Ia tersenyum pada kakaknya yang tampan itu. Tak heran ia menjadi salah satu mahasiswa hits di kampusnya. Ia menoleh pada Peter yang sedang tersenyum ke arah Chris.

"Bilangin ke Abang lu, makasih gitu. Karena udah mau percaya ke gua dan bahkan bantuin lu buat mecahin masalah misteri kematian gua yang bahkan masih gak jelas ini," ucap Peter pada Keyrans. Gadis itu mengerlingkan mata kanannya.

"Bang?" panggil Keyrans. Chris menoleh.

"Peter bilang makasih katanya. Abang udah mau percaya dia dan udah mau bantu gua buat mecahin misteri kematian dia," ucap Keyrans. Chris terbelalak tak percaya.

"Eh? Lu serius?" tanyanya. Keyrans mengangguk. Chris bahkan terlihat celingukan, entah sedang mencari apa.

"Hihihi, lu lagi nyari Peter ya?" tanya Keyrans sembari terkekeh. Chris menoleh pada adiknya yang cantik dan mengangguk pelan.

"Noh, anaknya ada di samping kanan lu," ucap Keyrans sembari tersenyum. Sontak dengan reflek Chris menolehkan wajahnya ke arah kanan tubuhnya. Peter terlihat tersenyum. Ia mencoba mengerahkan kekuatan mistisnya agar bisa membuat Chris melihatnya meskipun hanya sekali. Karena entitas itu bisa memunculkan wujudnya kapan saja yang ia mau pada manusia meskipun manusia itu tak memiliki indra keenam sekalipun. Bahkan yang memiliki indra keenam pun jika entitas itu tak ingin menampilkan wujudnya, maka seseorang yang mempunyai six sense itu hanya dapat merasakannya.

Indi-Go! • Han Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang