09. My Mental Illness

311 51 19
                                    

Keyrans merasakan dirinya seolah terjatuh dari ketinggian tapi hanya berputar-putar di suatu cahaya abstrak. Sedetik kemudian, ia terjatuh di depan pohon besar yang ada di depan gedung FISIP.

Loh? Bukannya ini?

"Kenapa?" Peter bersuara. Keyrans menggeleng.

"Gapapa, gua pernah liat ada sosok hantu cowok yang sering berdiri di sini," jawab Keyrans. Terdengar kekehan Peter yang menggema.

"Ya itu gua, ogeb," ucapnya. Keyrans terlihat kebingungan.

Ia melihat ada sosok lelaki tampan yang baru saja memarkir mobilnya di dekat pohon itu dan berjalan menuju gedung fakultasnya. Keyrans terpana melihat bayangan tampan Peter yang masih hidup, sedang membawa buku dan memasuki gedung FISIP dengan langkah semangat.

"Gak usah terpana gitu. Gua tau gua ganteng," kekeh Peter. Keyrans tersentak. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Keyrans terlihat mengekori tubuh Peter yang sedang berjalan. Ia adalah mahasiswa tingkat 2 jurusan Ilmu Komunikasi. Saat Peter ingin memasuki ruang dosen, ia melihat ada perempuan yang sedang mengejarnya dan berteriak dari kejauhan menyerukan namanya.

"Peter!" Peter menoleh pada sumber suara yang memanggilnya. Ia tersenyum.

"Pagi, Momo!" sapanya dengan tersenyum. Namun dengan tiba-tiba, wanita bernama Momo itu bergelut manja pada lengan kekar Peter. Peter terbelalak bingung.

"Eum, ada apa ya?" tanya Peter langsung sembari menurunkan tangan Momo yang masih bergelut pada lengan kanannya.

"Nanti makan bareng, yuk? Aku yang traktir deh!" ucap Momo dengan manja. Ia menggandeng lengan Peter lagi. Peter yang merasa risih dengan perlakuan yang diberikan oleh Momo, langsung berjalan memasuki ruang dosen tanpa memedulikan gadis yang ada di dekatnya itu. Tanpa sadar, ada sosok lelaki yang memerhatikannya dari jauh sembari mengepalkan tangannya. Lelaki yang sama, yang membunuh Peter dengan sadisnya. Ia mengira, Peter telah merebut Momo darinya padahal ia sama sekali tak pernah meladeni Momo yang selalu bersikap manja padanya.

"Huah!" Keyrans terlihat mengatur napasnya saat jiwanya kembali pada tubuhnya itu. Ia segera menoleh pada Peter yang tersenyum ke arahnya. Matanya langsung berkaca-kaca dan....

"H-huwaaaaaaaaa!" Ia menangis sejadi-jadinya setelah petualangannya melihat bagaimana Peter dibunuh dan alasan apa yang membuatnya dibunuh. Peter tersentak.

"E-eh?! L-lu jangan nangis!" ucapnya panik saat melihat Keyrans menangis sesegukan. Semesta pun tahu, jika gadis berperawakan sedikit tomboy berambut pirang dan beriris mata biru terang ini sangat sangat cengeng.

"G-gua... gua gabisa bayangin gimana rasa sakitnya kematian lu, Pet! Hiks!" ucapnya lagi. Peter terkekeh.

"Gua bahkan udah lupa gimana rasa sakitnya saat leher gua digorok pake-"

"PETER!!" Teriakan Keyrans makin menjadi. Peter semakin tertawa karena gemas. Ia memeluk tubuh Keyrans. Bagi sebagian orang yang tak percaya jika arwah dan entitas itu ada, mereka hanya berpikir jika hantu itu tak bisa memegang apapun yang ada di hadapannya. Namun nyatanya, semuanya bisa mereka lakukan dengan kekuatan yang mereka punya.

"Udah, udah. Gaperlu nangis lagi. Lu ada di sini dan bisa ngobrol sama gua aja gua udah beruntung banget. Karena gua ngerasa kesepian selama ini," ucap Peter sembari merenung. Keyrans menoleh padanya.

"Tenang aja, gua bakal jadi temen baik lu kok! Meskipun lu ngeselin pas di awal kita ketemu!" ucap Keyrans sembari mempouthkan bibirnya lucu.

Lucu deh, pikir Peter.

"Key, ayo pu-" Chris yang baru saja datang terbengong karena melihat adiknya yang seolah-olah sedang memeluk angin. Keyrans menoleh pada Chris yang baru saja datang. Peter juga menatap wajah tampan kakak kandung Key.

"E-elu lagi apa?" tanya Chris gugup. Keyrans langsung melepas pelukannya pada Peter. Ia menyunggingkan cengiran kudanya.

"Eh, bang Chris."

"Balik, kuy? Udah sore neh," ajak Chris. Keyrans menoleh pada Peter yang terlihat terdiam.

"Apa?" tanya Peter heran. Key tersenyum lagi.

"Bang?" panggil Keyrans. Chris mengernyit.

"Nape?" tanyanya singkat.

"Peter mau kenalan nih, ada di sebelah gua," jawab Keyrans polos. Peter terbelalak, begitupun dengan Chris yang langsung mengeluarkan keringat dinginnya.

"KEY!!!"

👻 Indi-Go! 👻

Keyrans akhir-akhir ini menjadi sosok pendiam dan pemurung. Bahkan Peter yang selalu datang dan mencoba mengganggunya itu tak pernah ia hiraukan. Setelah pulang dari kegiatan malam keakraban organisasi Keluarga Mahasiswa Seoul di suatu vila yang letaknya ada daerah Daegu, ia menjadi sosok pemurung. Peter terheran-heran melihatnya. Ia bahkan sempat berpikir jika tubuhnya ditempeli oleh roh jahat yang ada di vila tersebut. Namun ia tak merasakan jika ia diikuti ataupun ditempeli oleh aura jahat.

Ternyata, yang membuat hidupnya sedikit tertekan adalah ketika ia dan teman organisasinya yang lain sedang mengadakan renungan dan setelah selesai ia merasa berat pada bagian tubuh belakangnya serta tengkuknya dan jatuh pingsan. Namun saat bangun, tatapan Keyrans terlihat melotot bak ingin keluar. Kakak tingkatnya yakin jika tubuh Keyrans ada yang menguasai. Namun karena kejadian itu, tak ada yang mau mendekati atau didekatinya. Hal itu membuat hatinya sakit. Ia seolah seperti sosok monster ataupun alien yang ditakuti semua orang. Padahal ia hanya ingin memiliki teman, itu saja.

Keyrans terlihat berdiri di pembatas tangga yang ada tepat di samping sekretariat fotografi. Di sana tak ada satupun orang dan bahkan sekre terlihat sepi karena sudah malam. Ia yang masih menyusun laporannya itu meminta izin pada Chris untuk pulang agak larut dan Chris berjanji akan menjemputnya jika sudah selesai. Gadis itu berdiri memegang pembatas tangga itu dan matanya terfokus dengan tangga yang ada di bawahnya.

Tanpa berlama-lama, ia menaiki pembatas itu dan berusaha untuk lompat dari sana. Peter yang sedang jalan-jalan di lantai 1 langsung melihat jika ada manusia cantik yang menjadi temannya itu sedang melakukan percobaan bunuh diri di lantai atas. Ia terbelalak.

"KEY!"

Keyrans langsung saja lompat dari sana saat Peter dengan secepat kilat menghilang dan muncul di hadapannya. Ia mencoba menarik tangan Keyrans yang tergelantung dari tangga lantai 3 menuju lantai 2.

"Lu gila?! Kenapa lu jadi kek gini?!" teriak Peter dengan nada kesal. Keyrans menangis.

"Gua udah cape ngalami semua tekanan dalam kesehatan mental gua karena gua bisa liat kalian!" gumam Keyrans sembari menggertak giginya. Peter menggeleng.

"Ya tapi gak harus kek gini caranya, Key!" ucapnya yang masih berusaha menarik tangan Keyrans. Tubuh gadis itu seolah mengambang jika dilihat oleh mata telanjang.

"Biar aja! Lagian gada yang peduli sama gua, satupun!" teriak Keyrans di sela tangisannya. Peter terlihat merapatkan rahangnya.

"Abang lu peduli sama lu! Nyokap bokap lu peduli sama lu. Dan yang pasti, gua juga peduli sama lu! Gua sayang sama lu makanya gua cuma pengen lu hidup dengan bahagia!"

To be Continued

21/12/2022

~Indi-Go!~

Kejadian ini nyata tapi bagian yang ditarik terus ngambang itu fiktif. Gua cuma pernah mencoba bun*ir di saat gua tertekan tapi anehnya pas gua udah mendarat di lantai 2, gada satupun luka baik luar atau dalam. :")
Rasa tertekannya gua pas di makrab masih bikin gua benci orang-orangnya sampe saat ini. :)

Indi-Go! • Han Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang