24. Tanpa Peter

259 42 10
                                    

"Key, gua harus pergi. Gua sebenernya masih pengen di sini nemenin lu. Tapi waktu gua di dunia ini udah gak ada. Sebenernya kemarin gua udah dijemput. Tapi gua minta kompensasi sama mereka karena gua masih pengen di sisi lu," ucap Peter dengan raut wajah sedihnya. Keyrans terlihat berkaca-kaca. Ia menatap sosok tampan di hadapannya yang hari ini terlihat lebih tampan dengan setelan kemeja dan jas berwarna putih bermanik-manik.

 Ia menatap sosok tampan di hadapannya yang hari ini terlihat lebih tampan dengan setelan kemeja dan jas berwarna putih bermanik-manik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin gua ya, Key. Gua harus pergi. Kita bahkan gak akan bisa ketemu lagi. Maafin gua Key," ucap Peter dengan mata berkaca-kaca. Ia tersenyum manis pada gadis yang selama ini mau menjadi temannya meski ia bukanlah manusia. Tangannya yang bertautan dengan tangan Keyrans perlahan-lahan terlepas. Keyrans tak kuat lagi menahan air matanya. Ia menangis sesenggukan.

"Peter.... Hiks...." Peter merengut saat melihat gadis cantik berambut pirang di hadapannya itu menangis. Ia memberi kode agar sahabatnya itu berhenti menangisinya.

"Gua pergi dulu ya, Key. Makasih selama ini lu udah mau jadi temen gua. Gua pengen lu janji sama gua, kalo lu bisa hidup lebih bahagia lagi dan gak pernah coba buat diri lu luka lagi, karena gua sakit kalo liat lu sakit." Peter menangis. Baru kali ini ia bisa menitihkan air matanya. Tubuhnya bergerak mundur perlahan saat secercah cahaya putih menyilaukan terlihat di ujung lorong, seperti sedang ditarik mundur oleh seseorang. Kepergiannya juga ditandai beberapa kelopak bunga mawar merah yang bertebaran.

 Kepergiannya juga ditandai beberapa kelopak bunga mawar merah yang bertebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sketchanka on Twitter/Instagram)

"Peter!" Keyrans berteriak lagi. Peter tersenyum dalam tangisnya. Ia melambaikan tangannya pada Keyrans yang berusaha mengejarnya.

"Inget ya cantik. Lu harus janji sama gua. Lu harus hidup dengan bahagia. Kapanpun dan di manapun," ucap Peter lagi sebelum akhirnya ia menengadahkan kepalanya ke atas dan tubuhnya terlihat terbang perlahan-lahan menuju sinar terang itu hingga menghilang. Keyrans terisak.

"PETER!"

Chris yang kebetulan sedang berjalan ke arah lorong gedung FSS karena ingin menemui temannya yang berkuliah di jurusan seni musik, tersentak saat melihat sosok gadis yang ia kenal hapal itu sedang menangis dengan posisi terduduk di lantai lorong fakultasnya.

Indi-Go! • Han Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang