***Better things are on their way
***
"Berapa kali harus gue bilang stop ngikutin gue Yasmine! Lo gak tau gimana risih nya gue setiap kemana-mana selalu ada lo!"
Yasmine menatap nanar pemuda di depan nya yang sedang menatap nya penuh amarah.
Sejurus kemudian gadis itu malah terkekeh menatap lawan nya itu "Nanti kangen loh kak kalau gak ada aku. Nanti nyariin, eh lama-lama nyesel deh gak ada perempuan yang sebegitu bodohnya masih aja cinta sama kakak, padahal kakak udah jahat banget sama aku" Balas Yasmine dengan nada yang jenaka.
Pemuda tinggi bermata tajam itu pun mengangguk "Udah tau gue jahat, tapi lo masih keukeuh ngejar-ngejar gue!!"
"IH aku gemes banget pengen jambak rambut kakak! Aku mau marah tapi omongan kakak bemer semua Huhuhu"
Pemuda bernama Narendra pun melotot melihat gadis dihadapan nya yang menangis histeris.
"Loh kok nangis sih? Kan lo sendiri yang bilang kalau omongan gue bener semua! Ck, rese banget sih lo jadi cewek."
Yasmine dalam hati menertawakan Narendra yang terlihat kelabakan saat mahasiswa lain di sekitaran fakultas kedokteran melihat Narendra dengan sinis. Kebanyakan dari mereka menuduh pemuda itu yang membuat Yasmine menangis. Padahal nyata nya tidak seperti itu.
Narendra menggaruk kepala nya yang mendadak gatal. Dan disatu sisi juga pemuda jangkung itu merasa geram pada gadis di hadapan nya yang masih menangis tersedu-sedu.
Narendra yakin, tangisan itu adalah tangisan lsu. Sudah beberapa kali Narendra terperdaya dengan acting gadis itu. Kali ini Naren tidak akan luluh dengan tangisan nya."Ren cupu lo bikin anak orang mewek, minimal di peluk kek" sahut teman kelas Narendra yang kebetulan lewat di parkiran fakultas kedokteran.
Naren menoleh "Bangsat! Pergi sonooo.."
Yasmine menghentikan tangisan nya lalu menatap teman Narendra itu dengan wajah yang dibuat memelas. "Iya nih kak! Aku kan minta anter pulang. Eh dia gak mau! Malah bentak-bentak aku!"
Teman nya menatap Naren dengan dramatis "Woahhh parah lo Ren. Kasian tau anterin aja gihhh. Masa lo biarin cewek pulang sendirian?"
Narendra berdecak sebal sambil menatap teman nya dengan ekspresi datar "Pergi atau tangan lo gue buat patah?"
Teman Narendra bernama Haris pun terkekeh "Yaelah canda boss..." sebelum pergi Haris menatap Yasmine dengan wajah yang tengil. "Semangat ya neng! Petrus jakendorrrr"
Yasmine pun mengangguk semangat "SIAP MAKASIH KANG! AKU PADAMU!!" teriak gadis itu sambil melambaikan tangan pada Haris.
See? Naren benar-benar jengah dengan gadis dihadapan nya ini yang tadi menangis histeris tapi sekarang sudah teriak-teriak gak jelas.
"Yaudah ikut gue" Narendra berjalan mendahului Yasmine.
Buru-buru Yasmine mengikuti Narendra yang jalan nya sangat cepat. "Loh mau kemana kak?" Yasmine berusaha menghentikan langkah Narendra.
Narendra memutar bola matanya jengah "Katanya mau balik, gimana sih lo?"
"Ishh siapa yang mau dianter pulang? Aku bawa mobil kok!"
Narendra terperangah dengan ucapan Yasmine barusan. Yang sangat-sangat terdengar santai.
"Aku pulang dulu ya. Bye bye ganteng" lalu gadis itu berjalan menjauhi Narendra yang masih terdiam menahan emosi, sangat terlihat dari tatapan nya yang menyalang.
Sebelum semakin jauh Yasmine berbalik kearah pemuda itu "Kakak boleh ngata-ngatain aku, bahkan teriak-teriakin aku kalau kakak benci sama aku. Tapi aku yakin suatu saat semua berbalik. Entah 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun atau 20 tahun lagi kakak bakal mohon-mohon dapetin cinta aku! Aku tunggunya ganteng. Dadah.."
Yasmine kembali berbalik dan berjalan menuju fakultasnya yang cukup jauh dari fakultas Narendra.
Yasmine menghela napasnya menahan sesak. Selalu seperti ini, setiap kali berkunjung ke fakultas pemuda yang dicintainya. Dan akan selalu seperti itu kedepan nya. Yasmine bersumpah bahwa gadis itu tidak akan gentar.
Kalau cinta memang butuh perjuangan. Anggaplah sikap Yasmine ini adalah suatu perjuangan untuk mendapatkan cinta dari pria yang di cintai nya sejak gadis itu masih bersekolah di sekolah menengah pertama, Enam tahun lalu.
"Gak peduli apapun yang terjadi, yang jelas aku bakal perjuangin perasaan aku buat Narendra Jevian Arsenio. Dan membuktikan sama semua orang kalau masih ada yang tulus cinta sama dia tanpa meminta apapun"
***
Starting
Narendra Jevian Arsenio
Aurellia Yasmine Widjaya
***
Kalau bertanya-tanya kenapa Jendra beda dengan ibu dan ayahnya. Kalian salah, Jendra secara fisik emang mirip banget sama ayah nya. Tapi sikapnya bener-bener seperti ibu nya waktu remaja.
Di story ini kalian bisa lihat perubahan besar seorang Yasmine dari remaja barbar dan berubah jadi anak yang pendiam.
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalence
RomancePerjuangan cinta Yasmine untuk Narendra yang begitu besar. Tapi sayang, perjuangan cinta itu selalu dianggap remeh oleh Narendra yang berujung menyakiti hati gadis cantik itu. Selalu disakiti tidak membuat Gadis itu mundur untuk meyakinkan bahwa han...