5. Hidung berdarah

622 89 11
                                    

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Right now I am alone, soon be in your arms


***

"Bergetar hatiku~ saat ku berkenalan dengannya~, ku dengar dia menyebutkan nama dirinya~. " Danindra memetik gitar sambil bernyanyi dan memasang wajah yang super tengil pada Aji. Sedangkan Aji hanya diam dengan wajah yang memerah.

"Sejak ku bertemu kutelah jatuh hati padanya, di dalam hati telah menjelma cinta dan bawalah daku selalu~~" Masih dengan iringan petikan gitar Danindra, Yasmine pun ikut mengambil suara. Turut menggoda Aji yang sedang kasmaran.

"Dalam mimpimu, di langkahmu serta hidupmu. Genggamlah daku kini juga nanti. Harapan di hatiku bawalah diriku selamanya" Kini Yasmine dan Danindra bernyanyi bersama dengan suara merdu mereka.

"Kenalin dong Ji.. penasaran gue" Yasmine bertanya pada Aji setelah berduet dengan Danindra, dan tidak lupa juga gadis itu sambil meminum teh cekek yang dibawa oleh Danindra tadi. Es favorit mereka.

"Apaan sih orang temen doang!"

Danindra mendengus sambil menatap Aji datar "Bohong! Setiap istirahat dia pasti naik ke kelas adek kelas itu, Yas. Masih pedekate sih. Kita tunggu ajalah perkembangan nya. Lumayan kalau udah jadian."

Yasmine bersorak heboh sambil bertepuk tangan "Woahhhh traktiran! Jangan lupa ya Ji.."

"Ck! Apaan sih lo berdua. Ya kalau jadian. Kalau engga?"

Danindra menepuk pundak Aji untuk memberi semangat kepada sahabat kentalnya. Karna pemuda itu tau, Aji sejak kecil memiliki krisis kepercayaan diri. Sejak kecil Aji selalu di banding-banding kan oleh kakak laki-laki nya yang lebih unggul dari segala sisi, contohnya wajah, akademik, prestasi. Tapi meski begitu, menurut Danindra kelebihan yang dimiliki Aji dan tidak dimiliki oleh Narendra adalah bagaimana mereka soal menghargai perempuan. "Optimis dong bestie! Pasti nyangkut kok, secara dia juga keliatan juga suka sama lo nya!"

"Jangan bikin geer dong Ndra! Gue capek nih kena salah tebak lo mulu!"

"Serius gue kali ini"

Aji memicing menatap Danindra dari bola matanya, apakah sahabatnya benar atau hanya menghiburnya saja seperti yang sudah-sudah. "Gue gak mau geer ah. Nanti ujung-ujung nya deketin gue, karna naksir abang gue!"

"Coba aja dulu Ji. Pake pesona lo yang lo punya. Jangan pake bayang-bayang abang lo terus. Bukan begitu saudari Yasmine?" Tanya Danindra pada Yasmine yang lebih banyak diam saat mereka mulai membicarakan seseorang yang ia hindari sejak minggu lalu.

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang