20. The Day

553 83 15
                                    

***

You can either experience the pain of discipline or the pain of regret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can either experience the pain of discipline or the pain of regret. The choice is yours.

***

Tidak terasa tanggal yang tidak ditunggu-tunggu akhirnya datang. Yasmine saat ini sudah cantik dengan mengenakan kebaya berwarna putih dan riasan khas sunda nya pun duduk dengan gelisah menatap layar tv di ruangan make up, gadis itu nampak harap-harap cemas saat detik-detik Narendra yang sebentar lagi resmi menjadi suami nya mengucapkan kalimat sakral yang di saksikan banyak orang di dalam gedung yang akan menjadi vanue pernikahan nya hari ini.

Sedangkan Yasmine duduk ditemani oleh Vania dan Karenina tunangan Ravi sejak kecil. Sedangkan Gia entah kemana, mungkin sedang bersama dengan Zidan.

"Gugup banget sih yang udah jadi istri orang." Goda Vania saat doa setelah akad selesai dilakukan. Lalu datanglah Gia dan salah seorang staff dari WO yang dipercaya oleh keluarga Yasmine dan Narendra dalam kelangsungan pernikahan kedua sejoli itu. "Ayok Teh, kita ke venue nya. Si Aa nya udah nunggu." Ucap staff itu dengan nada yang super ramah.

Yasmine pun mengangguk lalu berdiri begitupun dengan Vania dan Karenina yang sigap membantu pengantin wanita itu untuk bersiap-siap. "Yaudah yang anter Teh Yasmine siapa aja?" Tanya Staff itu yang ber name tag Farida Aulia.

"Saya Teh" balas Vania dan Karenina bersamaan.

"Yuk, pelan aja jalan nya." Lalu si staff itu memberikan infomasi melalui HT kalau pengantin perempuan nya sudah berjalan menuju venue.

Sedangkan Narendra hanya bisa menghela napasnya setelah resmi menikahi Yasmine. Ada sedikit sesal di benak nya, apakah pernikahan nya akan baik-baik saja nantinya? Apakah ia bisa ikhlas menerima pernikahan ini? Mengingat Narendra merasa masih ada yang mengganjal di hatinya.

Tidak lama instrument pernikahan pun berbunyi menyambut kehadiran Yasmine yang nampak cantik dengan kebaya putihnya senada dengan jas yang digunakan Narendra. Yasmine terus berjalan menunduk, tidak berani menatap siapapun yang berada di vanue ini. Yasmine tidak siap menerima tatapan cemoohan dari orang-orang. Apalagi tatapan kurang bersahabat dari Yuna dan Isyana. Ibunda dan kakak Narendra. Nampak nya ibu dan anak itu masih beluk terlalu ikhlas melepas Narendra untuk menikah.

Saat Yasmine sampai di samping Narendra kedua nya tidak sengaja saling bertatapan. Bukan tatapan bahagia, melainkan kepedihan hati mereka, tapi baik Yasmine dan Narendra sama-sama berusaha menutupi nya dengan senyum penuh keikhlasan dan kebahagiaan dihadapan para tamu undangan.

Saat penyematan cincin nikah pun kedua nya terlihat sangat kaku. Tapi satu hal yang menjadi fokus Yasmine adalah cincin pernikahan nya yang nampak berbeda dengan pilihan suaminya. Ternyata cincin yang dikenakan Yasmine dan Narendra adalah cincin pilihan nya dua minggu lalu. Apa Narendra sengaja mengganti cincin ini demi dirinya? Seketika Yasmine menggelengkan kepala nya. Tidak... tidak mungkin Narendra bersikap seperti itu. Mungkin Cincin pilihan Narendra sedang tidak ada stock. Ya mungkin itu alasan nya. Yasmine tidak mau banyak berharap.

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang