***
The absence of faith that makes people afraid to face challenges.***
Sudah satu minggu lama nya Yasmine benar-benar menghindari Narendra. Sejak insiden kemarin Yasmine kembali membawa mobil nya seorang diri. Acara arisan pun yang biasanya Yasmine datangi bersama mama nya pun turut absen. Dan diam-diam pemuda bernama Narendra menjadi kelimpungan sendiri. Mencari kekasihnya yang menghilang.
Seminggu ini pula Yasmine seperti hilang di telan bumi. Biasanya gadis itu selalu mengirimi nya pesan selamat pagi atau mengingatkan untuk segera makan. Tapi ini tidak. Bahkan Narendra yang awalnya gengsi akhirnya menekan ego nya dengan mengirimi kekasih nya chat tapi jangan kan di balas, di baca saja tidak.
Dan pagi ini saat keberangkatan mereka menjadi volunteer selama 3 hari dua malam ke sebuah kabupaten dekat Bandung akhirnya Narendra bisa melihat sosok Yasmine yang berjalan seorang diri dengan tas ransel yang berukuran besar.
"Diliatin aja cewek nya. Samperin lah!" Sahut Ravi yang memperhatikan mata Narendra yang tidak lepas dari sosok Yasmine yang kini sudah berbaris di barisan Fakultas teknik.
"Gengsi nya gede euy!" Canda Fabian yang masih berusaha memperbaiki hubungan nya dengan sang sahabat yang sebelumnya merenggang.
Narendra hanya mendengus tapi tetap tidak menanggapi candaan Ravi dan Fabian.
"Yahhh udah keduluan sama Melki itu. Saingan lo orang timur, bro. Ngeriii lahhhh" Ucap Ravi saat Yasmine berbaris dengan Melki yang berada di samping nya. Bahkan Yasmine dan Melki masih sempat-sempat nya tertawa bersama.
Fabian pun menepuk Ravi agar tidak memanas-manasi lagi, sebab saat ini tangan Narendra sudah seperti siap akan meninju seseorang bisa jadi Ravi akan menjadi korban nya. "Udah pi, udah. Jangan sampe kebablasan."
Tiba-tiba datanglah seseorang yang baru saja di lantik menjadi Presma di universitas mereka bersama dengan Ravi yang kembali menjadi wakilnya dan seseorang itu terkenal sebagai social butterfly. "Hai bro!"
"Pasti mau ngevlog lagi!" Dengus Ravi malas pada seseorang yang sedang memasang kamera itu.
"Dih siapa juga. Gue kesini mau nawarin masih ada satu slot lagi buat bagian perpustakaan. Gak usah geer deh."
"Terus ngapain pasang kamera?"
"Suka-suka gue lah!! Kamera juga kamera gue. Mau di nyalain kek, mau di pelototin kek, mau gue lempar ke muka lo juga terserah gue!! Masih subuh nih, Pi. Jangan bikin gue emosi!!" Balas Pemuda itu dengan sarkas.
"Sabar Kas, sorry ya.. masih subuh jangan saling emosi. Lagian kalian kan presma dan wapresma harus nya akur dong. Gak enak tau di liat orang. Pi minta maaf gih sama Lukas."
"Dih ngapain? Salah gue dimana anjir?"
"Pagi-pagi udah ngegas aja!!! Gue kan kesini baik-ba—."
"Oh iya lo mau nawarin apa?" Potong Fabian sebelum Ravi dan Lukas saling baku hantam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalence
RomancePerjuangan cinta Yasmine untuk Narendra yang begitu besar. Tapi sayang, perjuangan cinta itu selalu dianggap remeh oleh Narendra yang berujung menyakiti hati gadis cantik itu. Selalu disakiti tidak membuat Gadis itu mundur untuk meyakinkan bahwa han...