29. Kalut

918 91 11
                                    

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yasmine berjalan menuju parkiran dimana supir pribadi Pradana sudah menunggu untuk menjemput nya. Sejak kehamilan Yasmine sudah melewati trimester pertama, Pradana berinisiatif memperkerjakan seorang supir khusus menantu nya sampai gadis itu melahirkan.

Tapi sebenarnya di balik inisiatif itu ada andil Yuna yang merasa tidak tega melihat menantu nya harus menyetir seorang diri, sedangkan anaknya sibuk untuk mempersiapkan sumpah dokter di kampus dan rumah sakit rekanan kampus nya.

Tapi belum sempat berjalan keparkiran, Yasmine terkejut saat netra nya tidak sengaja menatap seseorang yang tengah berdiri di dekat pintu masuk gedung fakultas nya. Orang itu terlihat kalut dengan wajah nya yang sangat pucat.

"Loh Kak Zizi? Kakak kenapa?" Yasmine langsung menghapiri perempuan itu.

"Kakak pucet banget. Kakak ikut aku yuk?"

Zizi menggelengkan kepala nya lemah. "Gak bisa. Nanti Gavin bisa gampang cari aku."

"Kakak ada masalah sama pacar kakak?"

"Aku—aku gak mau ketemu Gavin Yas. Oke— iya Aku kesini emang sengaja cari kamu. Aku —aku gak tau harus cerita ke siapa lagi. Yang ada di otak ku cuma kamu."

"Yaudah kakak ikut aku yuk ke apartemen lama aku, kita bisa ngobrol disana." Yasmine meraih jemari Zizi yang bergetar.

"Aku bawa mobil tapi."

Mendengar itu mata Yasmine reflek terbelalak kaget.  "Dengan kondisi kakak yang lemah kayak gini, kakak bawa mobil sendiri?"

Zizi mengangguk lemah, yang mana hal itu membuat Yasmine menghela napas nya sedih. "Yaudah aku nanti minta tolong sama Indra. Kakak gak usah khawatir ya, dia gak akan kasih tau siapa-siapa kok. Kita kesana pake supir mertua aku. Tapi tenang, pak supir nya udah akrab sama aku, jadi gak akan bocorin kita ada dimana."

Selanjutnya Yasmine mempersilahkan Zizi untuk masuk ke mobil mertuanya. Selama di dalam mobil baik Yasmine ataupun Zizi masih sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.

Yasmine sejujur nya sudah sangat kepo ingin bertanya pada gadis di samping nya, tapi alih-alih bertanya Yasmine justru  bingung sekaligus khawatir dengan apa yang di alami Zizi terlebih perempuan itu terlihat kalut. Apalagi sampai berpesan untuk di rahasiakan pada Gavin. Yang Yasmine ketahui bahwa Zizi dan Gavin sudah berpacaran lama.

"Yuk turun." Yasmine tersenyum sembari mempersilahkan Zizi untuk turun.

"Pak, gak papa tinggalin kita di sini aja. Kalau Pak Pradana tanya, gapapa bilang aja saya disini. Tapi kalau suami ku yang nanya bilang aja gak tau."

"Waduh saya takut Mas Naren marah gimana neng?"

"Bilang aja masih di kampus. Lagian suami ku kan gak pernah nanyain juga pak. Hehe. Sibuk dia. Yaudah kita duluan ya pak, kalau ada apa-apa telpon saya aja. Saya yang tanggung jawab, saya jamin pekerjaan bapak aman." Ucap Yasmine yang di balas senyuman ramah oleh supir pribadi Pradana itu.

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang