Perjuangan cinta Yasmine untuk Narendra yang begitu besar. Tapi sayang, perjuangan cinta itu selalu dianggap remeh oleh Narendra yang berujung menyakiti hati gadis cantik itu. Selalu disakiti tidak membuat Gadis itu mundur untuk meyakinkan bahwa han...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forget who hurt you yesterday. But, don’t forget who always loves you tenderly today
***
Setelah acara selesai, Yasmine di boyong oleh Pradana bersama Narendra ke apartemen yang memang sudah di beli kan unitnya atas nama Yasmine di daerah Cicendo salah satu pusat keramaian di Kota Bandung.
Sejak acara pernikahan selesai di helat, Narendra perhatikan kalau Yasmine banyak diam. Apakah ucapan nya tadi sore membuat gadis itu tersinggung? Ah... lagian siapa juga yang tidak sebal kalau melihat Gadis nya foto bersama pemuda lain.
Tunggu...
Gadis nya?
Aish tidak-tidak. Narendra tidak cemburu kok. Cuma merasa tidak terima saja, lagi pula sudah hak nya bukan? kalau dirinya marah saat Yasmine malah jalan sama laki-laki lain.
"Nih Yas bagus gak apartemen nya? Nanti pas urus persuratan apartemen ini kamu ikut ayah besok atau lusa ya ke agen developer nya, ayah hubungi kamu lagi nanti. Oh iya.. nanti kalau Naren macem-macem depak aja ni anak. Di kolong jembatan juga ridho ayah.. dan juga harus lapor ayah kalau bocah gendeng gede gengsi ini nyakitin kamu lagi." Ucap Pradana pada menantu baru nya.
Narendra mendengus sebal. "Apan sih ayah!"
"Dih suka ga sadar diri! Tadi aja istrinya di tinggal sendirian sampe nangis di pelaminan! Malu ayah sama besan. Jangan ajak ayah ngomong deh kamu, kita gak kenal! Liat kamu rasanya ayah pengen cakar-cakar itu muka." Balas Pradana menatap putra dengan tatapan sebal.
Sedangkan Narendra malah terdiam menatap Yasmine yang hanya diam melihat perdebatan diri nya dan sang ayah. Bahkan ekspresi gadis itu malah datar-datar saja.
"Ish!" Dengus Narendra tanpa sadar saat merasa Yasmine bersikap cuek pada nya.
"Kenapa lagi hah?" Sembur Pradana sambil melotot menatap putra nya.
"Dih bener-bener lu nyebelin banget. Ayah minta bunda masukin ke perut lagi tau rasa lu! Ngidam apa sih bunda lu dulu." Sinis Pradana sambil meninggalkan Narendra yang diam di pintu. "Yuk Yas, kita masuk. Tinggalin aja si onoh mah."
"Nih kamar kalian berdua. Namanya menikah harus sekamar ya... sebenernya ada kamar sebelah, kamar kecil misal kalian punya anak nanti. Tapi sementara ayah pasang foto pocong yang gede disana. Biar si Naren gak nekat tidur disana. Kamu gak usah masuk, serem soalnya fotonya. Kamu jangan bilang-bilang ke Naren ya. Dia kan penakut banget, biar dia ngerasain gimana pas buka pintu langsung di sambut gambar pocong nya. Kamu kalau takut juga jangan masuk kamar itu ya... barang-barang kamu udah ayah siapin di kamar yang ini barang-barang Naren juga..." tunjuk Pradana pada kamar utama yang sudah rapi dan full furnish.
