22. Kiriman makan siang

890 93 22
                                    

***

Indeed we are not together

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indeed we are not together. We also have much taste. But, if indeed we are destined to be together forever, love would not be anywhere.

***

Sudah terhitung dua bulan pernikahan mereka, kalau di tanya apakah ada yang perubahan yang signifikan di antara hubungan Yasmine dan Narendra?

Ya jawaban nya tentulah tidak.

Kedua nya hidup masing-masing. Yang sedikit berbeda adalah Yasmine sangat berperan sebagai istri yang siap siaga melayani Narendra seperti membuatkan sarapan, bekal dan makan malam untuk suami nya.

Sedangkan Narendra? Pria itu justru lebih sibuk dari biasanya. Lebih tepatnya menyibukkan diri agar intensitas pertemuan nya dengan Yasmine semakin sedikit.

Bukan tidak ingin bertemu. Tapi Narendra masih merasa takut ia akan kembali kelepasan menyakiti Yasmine. Sejujur nya pemuda itu sangat rindu pada istri nya. Tapi ego nya benar-benar melarangnya untuk sekedar melepas rindu pada Yasmine.

Dan di akhir masa intership nya sebagai dokter muda, tugas Narendra sebenarnya tidak begitu banyak. Seharusnya sih sudah bisa santai di rumah, seperti Fabian yang  kini sedang liburan di rumah nenek dari pihak ibu nya di Kota Semarang.

"Loh dek? Kamu kenapa disini? Bukan nya ujian kamu dah beres ya?" Tanya Safira yang datang ke rumah sakit tempat ibu nya bekerja yang juga dimana tempat Narendra melaksanakan tugas intership kedokteran nya.

"Gak boleh?" Balas Narendra sewot.

Safira pun menjitak kepala adiknya yang menyebalkan. "Songong banget lu jadi adek! Jangan mentang-mentang dah nikah jadi makin songong dong!"

"Sorry... abis teteh nanya nya gitu."

"Ya wajar dong teteh nanya gitu. Soalnya Bian lagi di Semarang, Ravi mudik ke Surabaya, Idan aja ikut orang tua nya ke Inggris. Lah kamu malah di rumah sakit bengong sendirian. Kemasukan tau rasa loh.."

"Sembarangan!"

"Kenapa sih? Murung banget? Lagi ada masalah sama Yasmine?" Tanya Safira iseng.

Narendra mengedikkan bahu nya. Bukan Yasmine yang bermasalah, tapi diri nya lah yang bermasalah. Narendra masih merasa strugle dengan rumah tangga nya kini.

Apartemen mereka terasa dingin. Baik Yasmine dan Narendra sama-sama jarang berinteraksi. Dan kedua nya juga tidak berusaha memperbaiki hubungan yang tidak baik-baik ini.

Biasanya Yasmine lah yang memulai, tapi lambat laun Yasmine juga memilih menarik diri. Entah apa alasan nya. Narendra tidak ingin berasumsi. Kepalanya terasa ingin meledak. Rasa rindu nya tidak berbanding lurus dengan ego nya yang tinggi. Tapi hati kecil nya tetap berkata  merindukan istri nya itu.

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang