Pagi hari muncullah sebuah cahaya yang masuk menerobos ke dalam jendela kamar seorang laki-laki yang masih tertidur pulas. Ia berparas rupawan. Dia gagah, mancung, dan terkenal nakal update pula. Dia bernama Fadli Akyasi, dan dia biasa dipanggil Gus Akyas di kalangan masyarakat ataupun orang-orang yang mungkin mengenalnya, kecuali teman dekatnya. Beliau adalah seorang kyai besar di Pondok Pesantren MIsbahunnur di desa Pasundan.
Tiba-tiba terdengar suara kaki yang menuju kamar Fadli. Tok Tok Tok "Fad?" ibu berusaha membangunkan Fadli sembari membuka pintu dan jendela kamarnya. Fadli yang masih tertidur pulas seketika kaget dan akhirnya dia pun terbangun. "Ibu," panggil Fadli kaget, sambil membuka matanya perlahan. "Fad, kamu siap-siap ya. Soalnya sebentar lagi abah mau berangkat mengaji" ibu mencoba memberi tahu dan berjalan keluar dari kamarnya. "Kalau udah siap langsung sarapan ya" mengingatkannya kembali, sambil menutup pintu. JEGREG.
Setelah mendengar kabar dari ibu. Entah kenapa hari ini, ia sedang bersemangat untuk ndereki abahnya mengaji. Dia sudah terbiasa disuruh menemani ayahnya mengaji sejak kelas 1 SMP sampai sekarang dia kuliah semester 2. Ia pun beranjak dari kasur dan langsung mandi. Ketika sudah selesai mandi, dia pun berdiri di depan kaca "duh, ganteng banget si gue" batin Fadli sambil menampakkan senyum manis dan membenarkan rambutnya. Tiba-tiba "dli?, ayo berangkat" teriak abah. "iya bah" jawab fadli buru-buru. Fadli pun langsung keluar dari kamar dan tidak sempat sarapan pagi. "Bu, Fadli berangkat ya, Assalamu'alaikum...." salam Fadli, sambil mencium tangan ibunya. Ibu pun menjawab salam dari Fadli, sambil menggelengkan kepala dan merapikan meja makan.
Fadli dan abah memulai perjalanan. Sesampainya di tempat pengajian. Fadli yang biasanya menunggu abah di dalam mobil, kali ini Fadli disuruh ikut mengaji dengan para jama'ah. Sebenarnya dia tidak mau, tapi karena itu adalah sebuah perintah yang dilontarkan dari Kyai Kholil yang merupakan abahnya, maka dia mau menurutinya. Sambil berjalan melewati jama'ah putri, tidak sengaja Fadli melihat seorang wanita yang menunduk disaat dia melewatinya. Dia sedikit bertanya-tanya didalam hatinya"kok dia nunduk sih" batin Fadli. Setelah selesai melewati jama'ah putri, tibalah fadli ditempat duduknya "silahkan Gus Akyas" salah satu jama'ah putra yang mempersilahkannya duduk. "nggih terimakasih, tapi maaf pak jangan panggil saya Gus. Soalnya saya nggak memenuhi kriteria jadi seorang Gus. Hihi....." Fadli menjawab sambil tertawa kecil. Para jama'ah yang mendengarnya pun ikut tertawa dengan sikapnya. Dia tidak suka dipanggil Gus, karena dia tahu sikap dan kelakuannya tidak sama selayaknya seorang anak kyai.
Selesai bertausiah diatas panggung, abah turun dan langsung menghampiri fadli."Dli, kepiye rasane melu ngaji?" tanya abah sambil menyalakan rokoknya. "Enak si bah" jawab Fadli santai, sambil sibuk membenarkan rambut sangarnya dan peci yang ada diatas kepalanya itu. Setelah Kyai Kholil berbincang-bincang cukup lama dengan jama'ahnya. Beliau mengampiri fadli " dli, gek mandengi sopo?" tanya abah dengan rasa penasaran. "Nggak kok bah, itu lho cuma lagi ngeliat seseorang yang keliatan beda aja" jawab Fadli twersenyum kecil, sambil mengarahkan pandangan kedua matanya ke wanita yang menunduk tadi. Ternyata Fadli baru sadar kalau dari tadi dia memperhatikan wanita cantik itu. "kenapa bah, udah mau pulang?" basa-basi Fadli kepada abahnya. Abahnya hanya berbaring di dalam hatinya "duh , ra beres ki bocah" sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah acaranya selesai, Gus Akyas dan kyai kholil langsung berpamitan. "hati-hati nggih pak Kyai, Gus" ucap salah satu jama'ah putra. Kemudian mereka pulang, tepat ditengah perjalanan, abhah masih merasa penasaran dengan sikap fadli tadi. "Dli, tadi kamu mandengi sopo?" ini kedua kalinya abah bertanya. "Fadli ceritain ya bah. Jadi gini, tadi pas di tempat pengajian tu fadli kan ngelewati jamaah putri. Nah salah satunya nunduk pas Fadli lewat. Dan sekarang Fadli mau tanya sama abah. Kenapa wanita yang tadi di pengajian itu nunduk, pas banget disaat Fadli lewat, ngapain coba?" penjelasan dan pertanyaan Fadli yang panjang lebar. "Hmmm..... Dadi ngene dli, cah wadon kui kudu nduweni akhlak sing bagus. Contone yo kui mau , menjaga pandangan nek ono cah lanang liwat neng ngarep." abah memperjelas. Fadli terdiam dan mencerna penjelasan dari abahnya. Fadli berpikir "kok gue baru pertama kali sih, ketemu wanita se-sholiha dia".
"Dli, kalau kamu mau lebih tau lagi tentang adab. Kamu ngaji aja sama Ustad Hisyam di pondok, ya?" abah mempertegas sambil membuka dan turun dari mobil. Fadli hanya terdiam dan terlihat bingung. Mereka tiba pukul 11.00 WIB. Gus Akyas langsung memarkirkan mobilnya di garasi. Keluar dari garasi, terdengarlah nada dering dari arah sakunya. Fadli pun langsung mengangkat telepon dari fatih sahabat karibnya. "Assalamu'alaikum dli, lo free nggak ntar sore?" ucap Fatih. "Wa'alaikumussalam. Tenang aja ntar sore gue free kok, emang ada apa?" ucapan Fadli terpotong tiba-tiba, karena ada mobil yang masuk ke halaman rumah kyai kholil dan mobil itu membunyikan klaksonnya sembari membuka jendela mobil. Fadli yang tadinya sedang duduk santai di teras, ia pun langsung berdiri dan berjalan menuju mobil tersebut. Teleponnya pun ia mematikan. Orang yang di dalam mobil pun keluar, dan ternyata itu adalah Om Hamzah Amsari teman dekatnya abah waktu mondok di Lirboyo. Seketika itu Fadli langsung salim dan mencium tangannya. Tidak lama kemudian, keluarlah seorang bidadari cantik dari dalam mobil tersebut.
Entah kena angina apa, tiba-tiba fadli langsung tertuju dengan wanita itu. Mereka pun mulai memasuki rumah kyai kholil. "Assalamu'alaikum....." sapa Kyai Hisyam, sambil melihat seisi rumah. "Wa'alaikumsalam...." jawab Fadli lirih. "silahkan duduk om, saya panggilin abah dulu ya" Fadli menambahkan. Fadli masuk dan langsung mencari abahnya . Ternyata beliau dari arah kamar mandi. Fadli menghampirinya "bah, ada temennya abah didepan". Setelah abah di beritahu Fadli , abah pun langsung berjalan menuju ruang tamu. Dan tiba-tiba ibu menghampiriku. "fad, kamu ngapain disini?" tanya ibu penasaran. "enggak bu, nggak papa kok. Eee....., Fadli ke kamar dulu ya" jawab Fadli tersenyum, sambil membenarkan rambutnya. "emang dasar suka aneh ya , si Fadli" batin ibu, sambil menggelengkan kepalanya.
Sampai dikamar, fadli langsung mengambrukkan badannya di atas kasurnya yang empuk itu. "Duh, gue kenapa si. Sejak tadi gue ngeliat cewek itu sampai sekarang ini ni, dadaku gue nggak bisa diem. Soalnya jantungku berdebar kencang banget". Fadli bingung memikirkannya sampai tertidur dan masih memakai baju koko juga sarungnya . Fadli pun terbangun dan langsung melihat arah jarum jam yang menunjukkan pukul 11.40 WIB. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan langsung mandi. Selesai mandi , Fadli baru ingat kalau dia dari tadi pagi belum sarapan. Dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju dapur. Kurang beberapa langkah lagi Fadli sampai di meja makan, tiba-tiba terdengar suara berisik. Dan ternyata itu abah dan si temannya itu Kyai Hamzah. Fadli pun langsung ikut bergabung dengan mereka. "hai, om" sapa Fadli menampakkan senyum manis dan lesung pipinya itu, sambil mengangkat kedua alisnya. "dli, kok kamu pake pakaian kaya gini?" bisik abah dengan nada tegas ditelinga Fadli, sambil membawa Fadli ke tempat yang sepi. "Iya bah, soalnya Fadli ada janji jalan sama Fatih sore ini" jawab Fadli santai. Abah hanya terdiam dan menahan amarahnya. Abah menegurnya, karena Fadli memakai pakaian yang menurut abahnya kurang sopan. Fadli memakai kaos putih panjang dan celana coksu pendek. "Apa sopan dli?, neng ngarepe koncone abah anggonanmu koyo ngene iki?" tanya abah dengan nada tegas. "T-tapi bah" jawab fadli terpotong. "Emang bener ya, KAMU ITU HARUS BELAJAR ADAB DLI!, bicara sama ayahmu sendiri saja kamu masih berani menjawab" abah memarahinya dengan penuh amarah dan nada tegas. Dari tadi Fadli hanya diam dan menunduk. Setelah beberapa menit dari kejadian tadi, Fadli memberanikan diri untuk meminta maaf kepada ayahnya. "Bah, Fadli minta maaf. Karena Fadli pake pakaian kaya gini didepan om hamzah, yang menurut abah kelihatan nggak sopan banget. Fadli minta maaf ya bah" ucap Fadli. "Jangan diulangi lagi. Kamu boleh fad, berpakaian tren jaman sekarang, tapi abah minta jangan didepan tamu abah. Ya?" jelas abah. "Iya bah" Fadli mengangguk. Fadli pun langsung mencium tangan abahnya dan abah pun sudah memaafkannya.
Writer: Alifatul Fitri
KAMU SEDANG MEMBACA
Padma Amerta: Antologi Cerpen MA An-Nawawi Berjan Purworejo
Short StoryPadma Amerta; sebuah antologi cerita pendek yang terdiri dari 28 karya siswa-siswi MA An-Nawawi Berjan Purworejo Jawa Tengah. Judul ini diambil dari bahasa Sansekerta. Kata "Padma" berarti teratai, sedangkan "Amerta" yang berarti abadi. Sesuai denga...