Kenangan Dari Ayah - Sindi Rahmawati

5 0 0
                                    

Suatu malam di perumahan Gading Timur diguyur hujan. Para penduduk di perumahan tersebut memilih menutup pintu rumahnya dan mungkin mereka memilih menghangatkan suasana keluarganya dengan membuat makanan atau minuman. Namun berbeda dengan yang dilakukan Renata. Dia hanya berdiam diri di kamarnya. Bermain dengan gadgetnya yang dibelikan papanya minggu lalu. Renata anak satu-satunya dari ibu Natania dan ayah Regan. Renata duduk di bangku kelas 11. Papanya bekerja di luar negeri dan pulang selama 6 bulan sekali. Meski papanya kerja di luar negeri, papa Renata selalu menghubungi Renata untuk menanyakan keadaan atau kebutuhannya."Non... bibi pulang dulu ya..." Tanpa mendengar jawaban dari Renata bi Inah langsung menutup pintu dan pulang mungkin saja Renata sedang tidur pikir bi Inah. Namun tak lama kemudian pintu rumahnya terbuka lagi. Renata pun keluar dari kamarnya."mama lembur lagi ?" Tanya Renata pada mamanya "iya sayang, maafin mama yah... besok-besok mama nggak akan lembur lagi kok sayang " Renata hanya terdiam mendengarnya.

Renata berangkat sekolah dengan kang Diman. Di sekolah ia bertemu dengan Ubay, teman sebangkunya. Dia sekolah di SMA Sultan Agung. Ubay adalah satu-satunya teman curhat Renata."Bay..." panggil Renata dengan muka memelasnya."Apaansih Nat? kusut amat tuh muka" sedikit demi sedikit Renata menceritakan tentang kesedihannya karena kesepian di rumah."yaudah nanti gue temenin lo deh... sambil ngerjain PR yak..." kata Ubay sambil mengacak-acak rambut Renata. Merasa ada yang akan menemaninya Renata pun senang.

Sepulang sekolah bi Inah sudah membuat ayam goreng ,sop dan sambal kesukaan Renata. "Non bawa temen non..?" Renata meringis memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi."Hehe... iya nih bi... sekalian mau ngerjain PR, banyak banget soalnya. Daripada nanti bibi yang aku repotin, kan mending dia" tunjuk Renata pada ubay. Ubay pun hanya memutar kedua bola matanya malas. Bi Inah hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua. Renata menyuruh ubay menunggunya di ruang tamu. Sedangkan Renata mandi dan berganti pakaian. Setelah Renata keluar kamar ia mengajak Ubay untuk makan siang di rumahnya. Melihat Renata makan dengan lahap Ubay sedikit menyunggingkan senyum di sudut bibirnya.

Drrt... Drrt.. Drrt.. Dering telepon rumah Renata berbunyi. Renata mengangkat teleponnya dengan malas. Ternyata itu dari ayahnya "Apaan pah..?" Tanya Renata malas "Halo sayang... apa kabar sayang... kamu sedang apa..?" "Lagi ngerjain PR...Emangnya kenapa shi pa nanya-nanya ?".. "Waaaa semangat ya sayang ... sama siapa? Bi Inah atau sama mama?" .... " Ama Ubay" Jawab Renata singkat "Siapa itu Ubay? pacar kamu ya..?" "Apaan si pah.. orang teman biasa juga.". Dan begitulah pertanyaan Papa Renata selalu saja dijawab cuek oleh Renata. Papanya bilang, akan mengirimkan kucing piaraan untuk Renata ,karena Renata terlihat kesepian di rumahnya. "Kok... lo kayak sok jadi cool girl gitu si sama papa lo?" Renata tertawa kecil." Hehe... I don't know gue selalu berpikir papa dan mama gue hanya berpikir soal kerja, kerja dan kerja.Kan sebel gue Bay... Ngga mikirin gue yang di rumah kesepian kaya gini." "Iya... untung ada gue. Haha... lo nggak boleh gitu Nat... mama papa lo kerja juga buat lo kan.." Renata hanya terdiam dan pura-pura sibuk dengan PRnya.

Tak terasa sudah jam 5 sore "Nat... gue pulang dulu ya... Bi Inah jangan lu bentak-bentak... Nanti ngga betah dia.. mengundurkan diri nanti" Kata Ubay dengan cengengesan."Apa Sih lu. Nata kan baik ya bi... Ngga mungkin kaya itu."... "Iya non Nata mah ... udah baik,cantik ... cocok sama aden.." Tutur bi Inah sambil menunjuk Ubay.Yang ditunjuk hanya tersenyum dan melenggang pergi.

Bi Inah pun pamit karena sudah sore "Non... bibi pamit dulu ya.. itu ada puding di kulkas buat non Nata, tadi bibi yang bikinin" Renata tersenyum senang mendengar kata puding diucapkan oleh bi Inah. "Makasih ya bi... tau aja si Nata suka pudding... Jadi pengen nyomot deh.. hehe". Bi Inah yang sedang beres-beres ingin pulang lalu menjawab "Kalo non mau makan sekarang juga ngga papa kok non... untung aja bibi udah dari tadi buatnya."Renata pun mengambil sendok dan segera menyendok pudding itu dan memasukkannya pada mulutnya. "Emm... enak banget si bi pudingnya.. ada buah mangganya lagi. Tau aja Renata suka mangga.. Nata suak banget bii..." "Alhamdulillah kalo non Renata suka kalo gitu bibi pulang dulu ya non" Nata mengangguk-angguk sambil melahap pudingnya lagi. Nata memakan pudding sambil menyecroll ig nya. Mobil milik mamanya pun berhenti di garasi."Nata .. ini ada paket dari papa kamu.." Nata pun memutar bola matanya malas. "Papa tu kapan pulang sih ma.. Masa kerja mulu dari dulau.." Mamanya meletakkan tas kerjanya diatas meja."Iya.. mama tau kamu kangen papa kamu sayang.. tapi kamu juga harus ngertiin papa kamu.. Disana papa kamu juga banyak kerjaan". Nata pun mengangguk pelan. Setelah pudingnya habis, Nata pun mendekati kardus yang dipaketkan ayahnya tersebut. Nata mulai membuka sedikit demi sedikit kardus itu. Dan ternyata di dalamnya ada boneka teddy bear yang besar dan Nata suka itu.ada beberapa alat tulis, baju, dan sepucuk surat. Nata pun membuka sepucuk surat dari ayahnya tersebut. Di dalamnya ayahnya menanyakan kabar Renata, dan mengatakan bahwa ayahnya mengirimkan kucing untuk Renata. Namun Renata merasa belum menerima kucing tersebut.

Padma Amerta: Antologi Cerpen MA An-Nawawi Berjan PurworejoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang