Sheila Maharani - Maftuchah Nuraini

3 0 0
                                    

Ketika matahari menampakkan diri dari peraduannya sinarnya menembus celah-celah kecil jendela. Hembusan angin yang berirama membuat mata yang awalnya terpejam kini terbuka nyata. Sheila Maharani, gadis cantik berlesung pipit dan memiliki otak pintar. Ia adalah putri bungsu dari seorang kyai di daerah Jawa. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan kehidupan ke pesantrenannya. Berbanding terbalik dengan kakaknya, Arthur Mahendra seorang pemuda berumur 17 tahun yang selalu mengikuti trend kekinian, ketua geng dan ketua basket. Meskipun begitu, ia pernah menjuarai ajang qiroah tingkat nasional.

"Sheila, besok kamu lanjut di SMA abang aja ya," pinta Arthur.

"Hah? Sheila mboten purun, Sheila tasih pengen ten pesantren kalih nerusaken hafalan Qur'an!" tolak Sheila.

"Wes manut wae," jawab Arthur.

Dengan terpaksa Sheila harus menuruti apa yang di katakan Arthur. Bagaimanapun caranya ia menolak hasilnya akan tetap nihil.

Keesokan paginya, Sheila memulai dengan telur mata sapi dan sudah siap dengan seragam putih abu-abunya yang dibaluti dengan jilbab membuat paras cantik Sheila semakin terpancar. Hari ini adalah hari pertama Sheila bersekolah di SMA Pelita Bangsa yang berada di ibu kota. Meskipun disekolah barunya ada kakaknya ia tetap sangat nervous. Ia belum terbiasa jika harus berinteraksi dengan lawan jenis karena sekolahnya dulu berbasis pondok pesantren.

Di depan pintu kelas 11 IPA 4, Sheila mengetok pintu denagn perasaan tidak karuan.

Tok tok tok

"Silahkan masuk", jawab dari dalam, seketika Sheila langsung masuk.

"Nah anak-anak kalian kedatangan murid baru, silahkan memperkenalkan diri Sheila." ucap Bu Karin wali kelas 11 IPA 4.

"Assalamualaikum, perkenalkan namaku Sheila Maharani aku pindahan dari Jawa Timur", kata gadis berlesung pipit itu.

"Ih si eneng geulis pisan."

Sheila tak mengindahkan ocehan yang mereka lontarkan. Ia hanya menannggapi dengan tersenyum kikuk.

" Sheila, silahkan duduk samping azra" ucap Bu Karin.

"Baik Bu." jawab Sheila dan segera menduduki bangku samping Azra.

"Hei, kenalin gue Azra Paramitha, bisa di panggil Azra seneng bisa kenal sama lo", kata Azra ketikab Sheila sudah duduk di sampingnya.

Bel berbunyi nyaring menandakan istirahat telah tiba.

"Shel kantin yuk" ajak Azra.

"Yuk" jawab Sheila.

Sesampainya di kantin, Sheila dan Azra duduk dibangku pojok, tiba-tiba dating segerombol laki-laki yang paras rupawan biasa dijuluki para most wanted Pelita Bangsa.

"Lo tau gak shel, itu geng yang paling terkenal di saentero sekolah, isinya para most wanted. Itu yang paling depan namanya Arthur Mahendra ketua geng plus ketua basket, kalau yang bajunya di keluarin namanya Regan Alaska; cowok paling playboy. Nah, yang terakhir Revan dirgantara cowok paling tenang." jelas Azra Panjang lebar.

"Astagfirullah", batin Sheila mengetahui kakaknya seorang ketua geng.

"Bel udah bunyi tuh, masuk kelas gih", ajak Sheila dilanjut dengan Azra mengikuti langkah Sheila ke kelas.

Diruang kelas 11 IPA 4 murid-murid sedang mengikuti pelajaran fisika yang diampu oleh pas Iswandana guru yang terbilang killer di Pelita Bangsa. Ketika sedang pelajaran tiba-tiba anggota osis masuk.

"Assalamualaikum, jadi OSIS open recruitment bagi calon anggota OSIS baru, bagi yang ingin mendaftar sepulang sekolah bisa ambil formular di ruang OSIS. Terimakasih." jelas anggota OSIS.

Padma Amerta: Antologi Cerpen MA An-Nawawi Berjan PurworejoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang