Balik Kanan - Anjani Saila

7 0 0
                                    

Suara riuh menggema mengisi stadion SMA Nusantara menyaksikan pertandingan basket antara cowok IX MIPA 3 lawan dengan XI IIS 3. Siswa siswi duduk memadati tempat duduk disana. Pantulan bola basket yang kesana kemari mengikuti arahan tangan sang pemain remaja yang sedang berusaha untuk mencetak skor.

Balur keringat membasahi pelipis kepala lelaki itu , mengalir menetes sampai ke kain kaosnya. Dengan postur tubuh yang tinggi rahang yang keras menambah kesan kerennya sebagai kapten basket SMA Nusantara.

"Prriitt... Ya! 8 – 3 skor tinggi untuk XI MIPA 3", teriak seorang wasit dari arah tepi lapangan. Penonton bersorak - sorak heboh karena kapten basket berhasil mencetak skor.

Babak ke 2 telah dimulai. Stadion terasa lebih menegangkan dengan pantulan bola yang handal, ia berlari kencang kemudian mekamumpat dan,

"Aaaa... kak Alfan! Itu itu kak Alfa jatuh kasian banget!"

"Berdarah gak tuh kak Alfa"

"Pen nokamungin gua"

"Iyaa, yuk turun !", keriuhan memenuhi stadion rasa khawatir dan panik dari para fans Alfandi Mahendra kapten basket.

"Priiittt... PMR masuk", teriak wasit.

Seorang cewek dengan topi berlambang PMR dikepalanya berlari cepat dengan membawa kotak P3K menghampiri Alfa.

"Mana kaki kamu, luka kan? Sini biar gua obatin"

"Gak usah sok peduli kamu. Gua bias sendiri!", tolak Alfa dengan menyambar obat merah yang ada di tangan Sherly.

"Dih, gak usah sok PD deh kamu, gue kesini tuh cuman mau jalanin tugas gue sebagai PMR! Siniin tuh obat merahnya kamu tinggal diem biar gue yang obatin", diobati kaki Alfa dengan perlahan.

"Ah! Pelan-pelan bego sakit"

"Ini udah pelan, kamu aja yang lemah", sembari menonyor luka di kaki Alfa. Kemudian Sherly beranjak pergi keluar lapangan.

"Cewek aneh!", teriak Alfa.

Anak-anak basket datang menghampiri, khawatir akan keadaanya.

"Eh Al, ngapain kamu teriak-teriak ga jelas sama anak PMR tadi", Beo Rehan, diliriknya Sherly yang sedang berjalan menjauh.

"Rehan kaya gak paham aja kamu, mereka tuh lagi PDKT", cepkamus Lana asal.

"Gini-gini gua juga masih waras, dia tuh cuman ngobatin malah dikira PDKT udah ngeselin banget tuh cewek"

"Awas ntar kamu suka, Al"

"Dih, najis! Udah buruan nih bantuin gua berdiri", di lihatnya si Alfa terkekeh mereka dibuatnya, kemudian membantu Alfa yang berjalan tertatih – tatih.

***

"Mama, Sherly pulang", Dilemparkannya tas sekolah ke atas sofa kemudian mencium punggung tangan mamanya.

"Anak mama yang cantik udah pulang, itu kenapa mukanya ditekuk gitu", kata Lalita mama Sherly.

"Sherly tuh lagi sebel banget ma, kan tadi Sherly lagi mau ngobatin anak yang luka waktu main basket, udah ada niatan baik nih, eh! sononya malah ngata- ngatain. Bikin bête aja tuh anak." Cerutu Sherly sembari manyun.

"Ya udah gapapa diambil posistifnya aja, yang penting kita udah ada niat baik buat nokamung"

"Tapi ngeselin diannya ma", kata Sherly.

Padma Amerta: Antologi Cerpen MA An-Nawawi Berjan PurworejoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang