Matahari telah tenggelam tergantikan oleh bulan untuk menerangi bumi saat gelap. Anggota kelas mipa 6 sekarang sedang beristirahat di ruang pelatihan panah sembari menyiapkan senjata dan strategi. Saat yang lain berkumpul pada satu titik, Ryujin berpisah sendiri karena berlatih memanah. Dia ingin mengetes apakah kemampuan memanahnya masih bagus.
"Kalian tau gak kelemahan zombie apa?" tanya Yuna tiba tiba.
Jeongwoo menoleh. "Lu ketinggalan info apa gimana nih, kan tadi udah dijelasin di artikel kalo zombie kelemahannya api sama air. Terus zombie suka sama suhu dingin."
Yuna mengangguk mengerti.
"Lu lupa apa gimana Yun?" celetuk Junkyu.
"Gue tadi gak dengerin kyu hehe... "
Yuna terus terusan melihat Ryujin. "Kita bisa buat panahannya jadi panahan api gak sih? Kita bisa bakar zombie zombie itu biar cepet mati."
Jihoon ikut berpikir. "Ide lu bagus, gue bawa korek api tapi masalahnya korek api gak bisa bakar panahan, jadi harus pakai sesuatu buat panahannya."
Jeongwoo menoleh pada Yedam. "Dam, lu kan pinter nih, bahan yang gampang terbakar itu apa? Selain bensin soalnya disini udah jelas ga ada bensin."
"Klorin Triflorida, Aseton, Xylene, Etanol," balas Yedam.
Jeongwoo mengernyit bingung. "apaan tuh? gue kan tanya bahan bakar, ditanya apa jawabnya apa."
"Ya itu bahan bahan yang gampang kebakar goblok!" bentak Yedam emosi.
"Minyak goreng, hand sanitizer, parfum, minyak kayu putih, plastik juga gampang kebakar." Yuna menengahi.
"Semua yang lu sebutin disini gak ada, percuma anjir," ujar Jihoon.
"Gue ikut eskul tata boga, dapurnya ada di sebelah gedung ini, pasti disitu ada minyak goreng," celetuk Yujin.
"KENAPA LU GA BILANG DARI TADI!" Pekik Jeongwoo.
"Gue tadi mau ngomong kepotong terus gara gara cocot kalian keras banget. Ji, kyu, sana ambil, itu tugas kalian berdua," perintah Yujin.
"Kok kita sih?!" protes Junkyu.
Yujin menepuk pundak Junkyu. "Udah nurut aja sana, kalian kan sebangku sekaligus partner ngelawan zombie."
Jihoon dan Junkyu beranjak. Aduh... hari ini sangat melelahkan. Tapi apa boleh buat itu perintah ketua kelas yang kadang kadang galak.
Dengan setengah niat, dua cowok ini naik lagi ke atas genteng dan melompat ke sebrang yaitu ruang tata boga yang ada di sebelah gedung pelatihan panah.
"Bosen gue ngehancurin genteng terus," keluh Junkyu. Cowok itu kemudian memukul genteng genteng itu.
"Kalo udah ancur setengah gantian gue aja." Jihoon menawarkan.
Jihoon menatap langit malam. Cantik ya, langitnya sedang tidak berawan jadi bintang bintang terlihat sangat jelas di atas sana. Jihoon menghela nafas. Hari ini dia melalui hari yang sangat tidak terduga dalam hidupnya. Bencana yang entah dari mana asalnya.
"Ji,gaka usah sok merenung lu natap langit kek gitu, nih gantian lu." Panggilan Junkyu membuat Jihoon menoleh kemudian menerima tongkat yang di sodorkan oleh Junkyu.
"Ini kenapa kita gak lewat pintunnya aja ya? capek tau."
"Ngeluh mulu lu kyu, lu aja sana kalo mau mati, lagian pintunya bisa aja dikunci."
"Berarti didalem pasti ga ada zombie dong?" tanya Junkyu.
Jihoon mengangkat bahunya. "Ya gak tau ya gue, emang gue peramal."
"Semoga gak ada deh." Seharusnya sekarang waktunya Junkyu mengisi baterai alias tidur. Baterai Junkyu sekarang udah mau lobet.
Jihoon terus memukul membuat para zombie berkerumun dibawah. Berisik banget deh, Junkyu jadi kesal. Seharusnya kan malam malam tenang.
"Udah nih, ayo!" ajak Jihoon setelah selesai.
Jihoon dan Junkyu turun kebawah.
"Anjir gelap banget, Ji lu bawa senter?"
Jihoon menggeleng. "Tapi gue ada korek api."
Jihoon menyalakan korek api. Meskipun pencahayaannya remang remang tapi mereka sedikit bisa melihat.
"Kyu, cari saklar cepet, disini salurannya sama kayak di ruang pelatihan panah jadi gak mati lampu."
"Gue minus 5 anjir, susah kalo cari kek gitu, mana gelap lagi."
"Ck. Kenapa gak pake kacamata?"
"Pake soflen gue, tapi tadi udah gue copot gara gara perih mata gue."
Jihoon mencari saklar lampu dengan ditemani korek api. Junkyu mengikuti dibelakangnya.
Brakk!!
Prangggg!!!
"GOBLOK!! LIAT LIAT DONG KYU!!"
"MATA GUE MINUS ANJING GA BISA LIAT!!"
Akhirnya Jihoon sudah menemukan saklar lampu. Tapi dia tiba tiba tersentak karena ada benda yang jatuh dan bunyinya sangat nyaring. Membuat zombie zombie yang ada di luar terpancing, untung pintunya beneran dikunci. Lampu menyala. Sudah ada satu piring cantik pecah dan benda yang berbunyi nyaring ternyata wajan yang jatuh.
"Makannya lu sering sering makan tai oren biar mata lu sehat." Jihoon memberi saran.
"Tai oren? wortel kali yang bener gimana sih lu, goblok banget."
"Yaiya, wortel itu bahasa kasarnya tai oren."
"Tolol beneran."
Mereka berdua menemukan minyak goreng 2 botol yang masing masing isinya 2L.
"Ini kita bawa semua nih?"
Jihoon mengangguk. "Biar ga kurang."
Saat mereka hendak beranjak pergi tiba tiba Junkyu mendapatkan ide antimainstream saat melihat satu gas yang masih utuh.
"Ji, bentar deh, gue punya ide."
"Apa?"
"Gimana kalo kita bom sekolahan ini?"
Jihoon terbelalak. "ANJING GILA LU? disini kita gak ada bom, tolol!"
"Ini loh...," Junkyu meletakkan minyak kemudian mengangkat gas yang tergeletak. "Kita pake ini."
"Sumpah Kyu, ide lu diluar nalar."
"Di luar nalar gimana, orang kita pancing zombie zombie disekolah terus kita kumpulin di lapangan, nah kita bom tuh, kita bisa mengurangi zombienya."
Jihoon tampak berpikir sejenak. "Ide lu emang gila, tapi okelah ntar kita diskusi."
"Gue emang Junius." Junkyu memuji diri sendiri.
"Ga ada orang junius yang ngaku Junius, berarti lu tolol."
"Halah Palingan otak lu pas pasan. Nih, lu bawa minyaknya biar gue bawa gasnya."
______________________________________
Junkyu bilek: BAKAR SEMUA BAKARRRRR!! KITA PARTY😎🔥🔥💥
KAMU SEDANG MEMBACA
JANCOK!! ADA ZOMBIE!!
FanfictionSemua berawal dari seorang murid yang menggunakan Tanaman pembangkit. Yang menurut sejarah bisa membangkitkan mayat. Dia adalah murid yang selalu berada diperingkat ke 2 dan dia membunuh si peringkat pertama. Murid peringkat ke2 memang sangat terose...