25. end

734 97 5
                                    

Junkyu terbelalak. "LU GILA YA!" tolaknya mentah mentah.

"Zombienya bahaya, kalo kita disini lebih lama yang ada kegigit semua."

"Gak, gak, pasti ada jalan keluar yang lain," sangkal junkyu.

"Tapi ini satu satunya..." 

Junkyu menarik kerah baju Jihoon. Membuat yang lain terkejut karena tiba tiba saja Junkyu berperilaku seperti itu pada Jihoon, padahal biasanya Junkyu kalau dijahili gak pernah marah.

"Sekali lagi lu mau berkorban, lu bakal gue bunuh sekarang juga!"

"Eyyy...udah dong jangan berantem, ini kita mau jadi santapan Zombie kalian berdua jangan kek gini dong," lerai Yoshi menjauhkan Junkyu dari Jihoon.

Jihoon menghampiri Junkyu kemudian menampol kepalanya dengan keras yang membuat Junkyu meringis dan mengelus kepala. "Sama aja goblok! kalo lu bunuh gue sekarang mending gue narik zombie kesana!"

Giselle yang mendengar itu langsung terkejut. "Gak! aku ga setuju! kamu apa apaan sih Ji!"

Jihoon menghela nafas kemudian membawa Giselle kedalam dekapannya. Tangis sang gadis langsung pecah kembali dengan meremas seragam putih Jihoon yang terdapat banyak bercak darah.

"Aku ga mau Ji...aku ga mau...kita bisa cari jalan keluar yang lain, ya? Jangan kayak gini...," tutur gadis itu susah payah karena isakannya.

Jihoon terus mengelus surai Giselle. "Shhttt... Udah ga ada waktu sel, aku udah mulai ngerasain hal aneh, kita semua bakal mati kalo gini terus." 

Giselle rasanya ingin sekali memberontak dan menghajar Jihoon sampai babak belur, sampai dia puas. Bisa bisanya cowok itu mau ninggalin ceweknya, cowok berengsek. Tapi kenyataannya Giselle hanya bisa menangis dan memeluk erat Jihoon. Kemudian Jihoon membisiki Giselle kembali yang membuat gadis itu tidak ada alasan untuk menahan agar Jihoon tidak pergi.

"Sel..., ini tugas terakhir aku, aku kayaknya berhasil deh jadi tentara tanpa lencana. Aku berhasil jagain temen temen aku, aku juga berhasil jagain kamu. Keren kan? Aku udah sehebat papa sama kak Hyunsuk. Nanti tolong sampain ya, kalau Jihoon itu hebat banget." Giselle mengangguk disela sela menahan isakan sekuat tenaga agar mendengar apa yang diucapkan Jihoon.

"Sekarang aku boleh minta izin ga? Sebelum itu, aku mau bilang, aku sayang banget sama kamu sel, aku bahagia kalo bareng sama kamu, makasih udah selalu ada disisi aku selama ini. Sekarang aku mau ngelakuin tugas terakhir aku, jadi izinin ya?"

Tangis Giselle langsung pecah tidak bisa ditahan lagi. Gadis itu tidak menjawabnya tapi malah memeluk Jihoon lebih erat sebagai isyarat jangan pergi.

"Apapun jawabannya aku anggap iya."

Jihoon melepaskan pelukannya. Satu kecupan diberikan pada kening sang gadis bersamaan dengan satu tetes air mata yang mewakili semua perasaannya sekarang. "Maaf...."

Giselle menahan tangan Jihoon. "Gak Ji..aku ga izinin, jangan pergi." Giselle mendongak menatap Jihoon dengan air mata yang banjir membasahi pipinya.

"Apapun jawaban kamu, aku anggap iya, sel. Jaga diri baik baik ya." Jihoon perlahan melepaskan genggaman gadis itu.

Sekarang Jihoon bisa pergi dengan tenang. Dia sudah pamit dengan baik dan tanpa penyesalan.

"Kyu, sekarang gantian lu jagain mereka, gue bakal pantau dari jauh, dan gue titip cewek gue." Ujarnya tersenyum dengan menepuk bahu sahabatnya itu.

Junkyu mengalihkan pandangannya dari Jihoon. Dia tidak biasanya menangis tapi kali ini berbeda, hatinya terasa sesak. "Iya hati hati."

Perasaan aneh muncul pada diri Jihoon. Dia seperti kehausan tapi hausnya terasa aneh banget. Seperti ada dorong ingin menggigit dan meminum darah saat melihat leher Junkyu. Merasa sudah tidak beres, Jihoon langsung bergegas memanjat pohon lalu lompat pada gazebo. Setelah itu dia memanjat pohon satunya dan langsung melompat pada atap rumah.

JANCOK!! ADA ZOMBIE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang