Menyakitkan

9.9K 404 21
                                    

Arland kembali ke apartemennya. Sesampainya disana ia sudah disuguhi Ica dengan berbagai hidangan. Dengan semangat mereka makan malam bersama dengan tenang.

Ica sebenarnya ingin menanyakan pada Arland tentang pertemuan suaminya dengan Arula. Namun Ica tidak berani, ia takut jawaban yang di dapat malah menyakiti hatinya.

Memang, mereka menikah karena baby di perut Ica. Ia pun tidak bisa mempermasalahkan jika sang suami masih bertemu mantannya. Juga tidak akan berani marah jika Arland memiliki perempuan lain. Tapi sebagai seorang istri tentu ada rasa tidak terima dengan itu.

Mereka hanya berbicara ringan saja selama makan. Setelahnya langsung tidur. Arland tidur dengan melingkarkan tangannya di perut Ica.

Beberapa bulan berlalu tanpa ada hal besar terjadi.
Arland telah menemui Ariel dan anak itu menolak untuk tinggal bersama. Bagaimanapun Arula adalah kakaknya. Mereka telah tinggal berdua dari lama. Papa dan mama mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing, jadi Ariel hanya punya Arula saja. Ia tidak masalah bekerja demi kakaknya, hanya saja dia berharap agar kakaknya bisa sedikit berubah.

Arland yang merasa iba tetap membantu kedua saudara tersebut. Tapi kini ia hanya mau berurusan dengan Ariel, tidak dengan Arula.

Kini trauma Ica pun sudah mulai sembuh. Ica sudah bisa bermesraan dengan Arland. Namun Arland masih menahan untuk berhubungan intim. Ia mau memberi waktu Ica agar lebih siap.

Ica memang merasa aneh di kantor setelah menikah dengan Arland. Tatapan orang padanya jadi berbeda. Ada yang jadi baik, ada yang meremehkan, yang menjilat juga banyak. Beberapa karyawan ingin dekat dengannya secara tiba-tiba, tapi Ica hanya menanggapinya biasa. Sahabatnya masih tetap hanya Raina saja. Hanya dia jadi lebih akrab dengan Bu Diyah dari pada sebelumnya. Selain itu Ica merasa tak nyaman dan tau kalau banyak yang ingin memanfaatkannya karena merupakan istri dari bos besar.

Ica yang merasa mulas duduk cukup lama di dalam toilet. Sampai dia mendengar beberapa karyawan bergosip dalam kamar mandi tersebut.
"Aku masih ga habis pikir deh sama si Marisa atau yang sok imut namanya jadi Ica itu" ucap salah seorang wanita.
"Apa dia pake pelet ya, kok Pak Arland mau. Padahal pacar Pak Arland sebelumnya cantik dan seksi banget" teman lainnya menanggapi.
"Iya berarti dia pelakor. Ngrebut Pak Arland dari pacar sebelumnya"
"Alah paling dia godain Pak Arland biar ditidurin. Liat aja, baru berapa bulan nikah. Perutnya udah guede banget" lanjut wanita yang lain.

Deg!
Hati Ica terasa sakit mendengar pembicaraan itu.

"Ih iya ya. Mereka nikah kan baru 4 bulan kalau ngga salah. Tapi udah kaya hamil 7 bulan itu"
"Gede banget itu perutnya. Kaya udah siap lahir"
"Ih ngeri banget ya perempuan kaya gitu. Diluarnya kalem ternyata dalamnya busuk"
"Iya tampilannya aja kaya orang alim, taunya jual tubuh biar bisa dapet bos besar. Iyuhh,,, jijik"
"Berarti bayi dikandungan ya itu anak haram dong" gosipnya semakin panas.

Tak tahan bulir hangat mengucur dari mata Ica.
Ica sedih. Perutnya memang lebih besar dari ukuran orang yang baru menikah. Tapi kata-kata itu sangat menyakiti hatinya. Bahkan berkata buruk pada bayinya yang tidak tahu apa-apa. Ica memang baru hamil 5 bulan tapi kandungannya memang cukup besar.
Biar begitu tapi tidak sampai terlihat 7 bulan bahkan mau lahir seperti yang mereka ucapkan.

"Eh udah yuk. Takut ada yang denger, katanya Pak Arland ngga segan-segan pecat siapapun yang gosioin istrinya" salah seorang diantara mereka.
"Ih iya kan, pasti Pak Arland kena pelet. Udah yuk keluar aja"

Mereka pun pergi meninggalkan Ica yang hancur hatinya di dalam bilik kamar mandi.

Ica kembali ke meja kerjanya
"Kamu abis nangis Ca?" Tanya Raina khawatir melihat muka sahabatnya yang sembab seperti habis menangis.
"Biasa lah Na, bumil suka naik turun mood nya" jawab Ica tak mau sahabatnya khawatir.
Jika bercerita yang sebenarnya pasti Raina akan datang dan melabrak para penggosip itu. Meski cukup kalem tapi Raina dikenal berani dan tak segan-segan melawan orang yang berlaku tidak baik.
"Kalau ada apa-apa cerita lho, jangan dipendam sendiri" pesan Raina yang sudah hafal perangai sahabatnya.

Mengandung Bayi BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang