Sembari merokok, alpha tampan yang merupakan anggota kelompok Jeno itu terkekeh menatap pemandangan didepannya. Para omega yang bekerja sebagai pelacur, kini tengah berusaha menggodanya dengan berbagai cara, meskipun akan berakhir percuma. Hadirnya Taeyong pun bukan sebatas karena keinginannya sendiri, melainkan karena paksaan teman-temannya, sehingga mau tidak mau ia harus menemani para anggota untuk berpesta di sebuah club. Taeyong tak mengerti, dalam rangka menyambut apa pesta ini dilakukan Donghyuck sampai meminta seluruh anggota inti turut hadir.
Apalagi para anggota kini sudah mulai berpencar. Menikmati dunia mereka masing-masing sembari membawa gandengan untuk diajak berbagi kehangatan penuh kenikmatan. Hanya tersisa Taeyong. Duduk sendiri seraya menghisap rokok diantara jemari. Alpha itu sama sekali tak minat untuk bergabung seperti para teman-temannya yang lain.
"Lebih baik kau goda pria lain saja. Aku tak mau membuatmu kecewa dengan usaha yang telah kau lakukan." Taeyong memberi usapan lembut dikedua pipi seorang omega perempuan.
"Huh, kau selalu saja mengelak. Apa kau tak memiliki gairah seksual?" Perempuan berbaju ketat nan seksi itu turun dari pangkuan Taeyong. Sedikit geram lantaran Taeyong sama sekali tak pernah ikut terjun seperti yang lain.
Tawa meremehkan alpha itu menggelar. "Meski perangaiku tampak seperti anak baik-baik, bukan berarti aku tak tertarik dengan seks. Kuakui pelayanan di club ini cukup membuat para pelanggan merasa puas, tapi tak ada satupun dari kalian yang bisa menarik perhatianku. Aku akan bermain apabila ada partner yang bisa membuatku tertarik."
"Oh ya? Jadi menurutmu, aku ini kurang seksi sampai kau pun tak tertarik?" Omega itu langsung menampakkan belahan dadanya pada Taeyong. Sedikit menggoyangkan untuk menggoda libido Taeyong yang hanya memandang datar dada besar yang terpampang didepan matanya.
"Hentikan, Jane. Aku bahkan tak tertarik dengan omega perempuan." Taeyong bersandar lelah. Memalingkan atensinya untuk melihat orang-orang tengah berjoget riang mengikuti lantunan musik yang dimainkan oleh seorang DJ. "Aku tak seberengsek itu sampai hati menyetubuhi seorang omega dan menjadikannya bekas untuk matenya nanti. Aku sudah dipandang buruk oleh sebagian orang, tapi untuk menyangkut masa depan, kupikir aku takkan mengambil kesempatan itu untuk berbuat semakin jauh."
"Wah, aku sangat terpukau oleh kalimatmu. Jika saja aku adalah matemu, mungkin aku sudah sangat bahagia sekarang." Jane mengulas sebuah kekehan kecil.
"Tapi kau bekas dan aku takkan sudi menerimamu sebagai pasangan abadi," canda Taeyong yang langsung membuat omega itu memandangnya tajam.
"Sialan kau!" umpat Jane. "Aku berdoa semoga kau mendapatkan mate bekas alpha lain."
Taeyong tertawa geli. "Itu tidak akan mungkin. Kalaupun sungguh terjadi, aku dengan lantang akan langsung menolaknya."
ㅡㅡㅡ
Geraman mengalun indah di dalam sebuah kamar bernuansa temaram. Menggema dan mengantarkan afeksi untuk dua orang pemuda yang sedang bergulat panas membawa kenikmatan tiada tara. Satu orang pemuda yang berada di bawah kuasa pemuda lain, tak henti mengeluarkan aroma memikat yang bisa menambah gairah disetiap pergerakan alpha yang sedang menggagahinya.
Tiap hentakan, makin mengeraskan jeritan omega laki-laki itu. Sang alpha yang tak lain adalah Jeno, terus memompa kejantanannya keluar-masuk dengan tempo cepat saat merasakan klimaksnya hampir tiba.
"A-alphahh ... oouhh ...." Suara tak berdaya omega itu terdengar lembut nan mendayu. Jeno tak dapat mengendalikan diri. Ia sudah telanjur dipenuhi hawa nafsu. Tak peduli seberapa keras rintihan sang omega yang meminta agar Jeno bermain pelan.
"Keluar, Ilie hyung. Aku hampir keluar." Jeno menggenggam telapak tangan omega manis bernama Taeil itu. Napasnya mulai tak beraturan. Bagian bawahnya yang masuk secara keseluruhan dalam lubang senggama sang omega, berkedut dan membesar.
"Alpha! Nghh alphahh! Alphaa!" Taeil meracau akibat kenikmatan yang diberikan Jeno. Kepalanya menggeleng ribut. Tepat ketika Jeno telah keluar dalam dirinya, bersamaan itu pula sang omega mencapai pelepasannya.
Terengah-engah. Napas mereka tak beraturan. Alpha Lee itu tersenyum simpul menikmati cengkeraman kuat pada penisnya dilubang senggama Taeil. Dirinya masih berada diatas tubuh si manis, lalu mendekatkan wajah guna mencumbu bibir tipis merah muda yang sedikit bengkak dan mengkilap karena air liur entah kepunyaan siapa.
Perlahan Jeno mengeluarkan penisnya yang terbalut kondom. Memperlihatkan cairan cintanya yang tertampung penuh didalam benda yang terbuat dari karet tersebut. Tangan Jeno tergerak melepas kondom itu lalu mengikatnya. Ia beranjak berdiri dalam keadaan telanjang, berinisiatif membuang cairannya ke dalam tempat sampah.
Jeno kembali ke tempat tidur. Ikut membaringkan badannya disamping si manis yang sedang menatapnya sayu. "Aku minta maaf, hyung. Aku sudah sangat keterlaluan sampaiㅡ"
"Kau memang keterlaluan, tapi tak apa. Lebih baik kita tidur. Aku terlalu lelah untuk memarahimu," sela Taeil dengan kedua mata terpejam. Tak sampai menunggu beberapa menit, Taeil sudah tertidur dengan sendirinya. Jeno tak bisa untuk tidak tersenyum. Taeil sangat menggemaskan.
Lama Jeno memandangi paras ayu Taeil. Hatinya dibuat menghangat. Bukan tanpa sebab ia dan Taeil bisa bersama untuk saling memberi kehangatan. Taeil terlalu cantik untuk dilewatkan. Jeno mengenal Taeil karena si manis itu adalah pemilik tempat ini. Agar bisa mendapatkan Taeil, Jeno terpaksa menyeret sang omega dan berakhir melakukan seks bersama. Bisa dikatakan, Jeno jatuh cinta kepada Taeil. Namun, dalam benak Jeno, tiba-tiba terlintas sosok Jaemin yang mengingatkannya pada sang kekasih sebelumnya
Alpha Lee itu mendengus marah. "Aku tidak akan membiarkan bajingan itu melirikmu, hyung."
![](https://img.wattpad.com/cover/324897627-288-k424560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha's Sworn Enemy
FanficKeduanya adalah musuh bebuyutan. Sikap mereka bahkan hampir mendekati mirip jika dibandingkan; sama-sama keras kepala, suka main tangan dan ingin menang sendiri. Sampai pada suatu ketika, kedua Alpha itu mengalami siklus Rut secara bersamaan dan ent...