SELAMAT MEMBACA
•
•
•
Di dekat kantin terdapat seorang gadis cantik dengan memakai jilbab warna toska yang tengah berdiri tak memiliki tujuan."Zilll"panggil Amel berlari dari kejauhan menghampiri Azila yang tengah berdiri tak jauh dari kantin.
"Ngapain sih teriak teriak gitu"ucap azila kesal.
"Hehe Lo mau ke kantin kan?"tanya Amel.
"Iya,kenapa?"tanya Azila.
"Gue minjem duit"ucap Amel.
"Yaudah"ucap azila yang berjalan terlebih dahulu memasuki kantin.
*****
*GUS MIRZA POV*
Perkenalkan namaku Mirza Rasyid athafariz atau lebih di kenal dengan nama Gus Mirza,aku terlahir dari rahim seorang umah yang hebat bernama Halimah as-syahidah dan seorang Abah yang tak kalah hebat juga bernama Muhammad Hanafi Al hafidz. Aku terlahir dengan seseorang yang menyandang gelar seorang "Gus"walaupun sifat dan semua tingkah lakuku belum bisa mencerminkan kepribadian seorang Gus yang harus bisa membuat para santri termotivasi. Mungkin jika semua orang melihat aku bagaikan bumi dan langit jika dibandingkan dengan kedua abang ku yang bernama Affan bareq Al hafiz dan juga Ahmad Haris akhfariq. Kedua abang ku ini dulunya adalah mahasiswa lulusan terbaik di Kairo pada masanya berbeda denganku yang hanya menjadi lulusan dari negara sendiri yaitu UIN Surabaya namun tidak apa apa karena aku lebih cinta produk lokal,haha.
Awalnya hidupku berjalan biasa saja hingga beberapa Minggu lalu aku di pertemukan dengan seorang santriwati Abah yang membuatku tertarik dengannya karena sifatnya yang terlalu bodo amat dan judes saat ku ajak bicara. Bukan seperti pemuda di luar sana yang jika menyukai akan menggombal dan membuat janji palsu saat mengajak pacaran aku lebih suka mengganggunya hingga ia kesal.
Aku berniat ingin mengkhitbahnya namun aku masih sadar jika aku masih belum matang dalam hal pernikahan karena umurku yang menginjak usia 21 tahun. Lagi pula aku masih belum siap dalam hal ilmu berumah tangga dan juga keuangan yang akan menghidupinya nanti setelah menikah. Apakah mengajak menikah hanya dengan kata kata manis? Oh tidak,Lagi pula hidup berumah tangga juga memerlukan cuan bukan hanya gombalan.
Sudahlah jika aku membahas pernikahan maka aku akan selalu mengingat zila gadis pujaan hatiku.
Memasuki kawasan area santri putri membuatku bagaikan seperti artis yang baru saja keluar dari mobil yang sudah di sambut dengan banyak kamera yang mengikuti,sudah jadi artis pesantren ygy. Entahlah kenapa tadi aku harus mau masuk ke ponpes putri menghampiri umah yang berada di aula putri.
Saat aku berjalan melewati gerombolan para santriwati banyak yang menyapaku dan dengan terang terangan memuji maupun mengajakku menikah. Oh sungguh malu sekali aku padahal dulunya akupun selalu menggoda banyak santriwati namun sekarang hanya satu santriwati yang ku goda yaitu hanya Azila seorang.
"Gus"sapa santriwati yang berjilbab navy yang ku balas dengan senyum ramah.
"Assalamualaikum"salam santriwati yang memakai mukenah yang tak lupa pula aku jawab dengan senyum ramah.
Dan masih banyak lagi yang menyapaku namun tak sedikit juga yang menggoda ku.
Gus,munduran dikit dong Gus soalnya gantengnya sampean kelewatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir cinta Azila
Romance"ada Gus haris yang tampan menawan namun masih ada Gus Mirza yang bikin aku melayang"nyanyi Zila pelan. "Namun mas Dafa janganlah diragukan,ada juga mantan yang masih ngajak balikan"nyanyi Zila dengan wajah cerianya. Bundaaaa Zila bingunggg"teriak Z...