34.) Ingin menyerah

750 67 21
                                    

"Sebenarnya kata menyerah bukan karena lelah hidup namun lelah menghadapi banyaknya masalah"
_Azila zunaira_


Di dalam kamar Hafsah tidak ada yang mau dekat dengan Zila ataupun berbicara padanya,mereka mengabaikan keberadaan Zila seolah Zila tidak ada disana.

Dengan penuh kesabaran,Zila hanya menghela nafasnya pasrah. Ia berharap semua fitnah itu akan berakhir.

"Oh iya,guys jangan lupa ya simpan uang kalian baik baik jangan sampai di colong maling lagi"ucap Nisa sebelum mereka semua tertidur.

"Oke,kalau udah tau malingnya sih gue pasti bakal hati hati"balas Ica.

"Kalau gue mah santai aja kalau duit ilang berarti pelakunya masih sama"ucap ana ikut menimpali.

"Udah guys,tidur aja jangan ngomong mulu"ucap Amel yang kemudian mematikan lampu di kamar Hafsah.

Melihat semua itu Zila tersenyum miris,ia masih berfikir siapa yang dengan teganya memfitnah ia seperti itu? Apa masalah orang itu hingga menuduhnya? Dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang bersarang di kepala zila yang membuat kepalanya berdenyut nyeri.

"Bismillah"gumam Zila.

Sebelum mengistirahatkan pikirannya tak lupa Zila berterimakasih pada dirinya sendiri karena telah kuat menghadapi ujian hari ini. Dan tak lupa ia juga menyemangati dirinya sendiri untuk tetap kuat di hari esok.

Memang benar, ternyata orang yang bisa di percaya hanyalah diri kita sendiri. Orang yang bisa menguatkan kita adalah diri kita sendiri tidak ada orang lain. Jadi,sebisa mungkin berterimakasih lah pada diri kalian sendiri karena telah kuat menghadapi masalah yang ada di hari ini.

Seberat apapun masalahnya tetaplah kuat dan terlihat seperti tak memiliki masalah apapun karena jika kau menjelaskan keadaan mu pada orang lain belum tentu mereka mengerti keadaan yang sedang kamu jalani,jadi tetaplah pendam segala masalah yang kalian hadapi dengan senyuman.

*******

Pagi hari

Di hari Minggu semua santri tengah kerja bakti membersihkan sekitar pesantren mulai dari kamar,teras,halaman dan juga lapangan pondok. Semua santri bergotong royong ada yang menyapu di halaman,ada yang mencabuti rumput di halaman,ada yang membuang sampah ke belakang pondok,ada yang piket di ndalem,dan masih banyak lagi kegiatan yang di lakukan para santri disana. Semua itu berlaku bagi santriwan maupun santriwati.

"Em,itu masih banyak rumput nya. Aku bantuin ya"tawar Zila berdiri mendekati Ica dan Kamila.

"Yaudah,bersihin aja sendiri. Kita mau bersihin tempat yang lain"ucap Ica yang bangkit dari jongkok nya.

"iya bener,lagian kita males kalau kerja bakti sama pencuri sekaligus pezina"ucap Kamila yang kemudian berjalan menarik tangan Ica meninggalkan zila disana.

Mendengar itu Zila tersenyum miris,ia hanya berharap agar ia bisa kuat menghadapi kebencian dari orang terdekatnya.

Dengan telaten ia mencabuti rumput di sana tak lupa ia menampilkan senyum cerianya.

"Mbak.."panggil Faza.

Zila menoleh kearah Faza.

"Kenapa?"tanya zila dengan tersenyum ramah.

"Sampean di panggil umah Halimah dan pak kyai di ndalem"ucap Faza.

Salah satu alis Zila terangkat menandakan bahwa ia bingung tak mengerti maksud Faza.

Takdir cinta AzilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang