17.) Minta restu?

916 69 60
                                    

HAPPY READING
Tandai typo

ABSEN DULU GAES KALIAN DARI MANA AJA?

GUS HARIS POV

Setelah mengisi kajian kitab kuning,aku berjalan santai menuju ndalem. Disana aku melihat umah dan Abah tenaga duduk santai di ruang tengah,akupun menghampiri beliau.

"Assalamualaikum"salamku.

"Waalaikumsalam"jawab umah dan Abah berbarengan.

"Sudah selesai toh le?"tanya Abah.

"Sampun bah"jawabku.

"Duduk le"ucap Abah menepuk sofa di samping beliau.

Aku pun manut saja duduk di samping kiri Abah.

"Umurmu sudah berapa le?"tanya Abah.

"25 bah"jawabku.

"Di umur segitu sepertinya sudah matang untuk menuju ke jenjang pernikahan ya le"ucap Abah.

Mendengar perkataan abah aku jadi mengerti sekarang arah pembicaraan ini akan kemana.

"Abah sudah menemukan calon yang cocok buat kamu le"ucap Abah.

"Bah.."ucap umah menepuk halus bahu Abah.

Abah hanya menoleh kearah umah tanpa menjawab perkataan umah.

"Abah mau kamu menikah dengan wanita pilihan Abah"ucap abah.

"Abah pastikan kamu tidak menyesal menikahinya nanti"ucap Abah lagi.

"Apa jaminan nya hingga abah berani berucap seperti itu?"tanyaku.

Untuk pertama kali ini aku menjawab perintah abah.

"Dia itu cantik, Sholehah,ramah,yang pasti ia itu berasal dari putri kyai"ucap Abah.

"Apa itu bisa menjamin Haris bahagia nantinya bah?"tanyaku.

"Ya memang wanita seperti itu kan yang semua laki laki cari?"

"Tapi bukan itu yang harus cari bah"ucapku.

"Bagaimana yang kau cari?"

"Yang pas di hati Haris ketika haris menatap nya"jawabku.

"Pasti kamu sedang mencintai seseorang ya?"tebak Abah tepat sasaran.

"Dulu Abah sebelum menikah dengan umah pun awalnya tidak mau tapi setelah menikah kami hidup bahagia bahagia saja"

"Bahkan kami saling mencintai setelah adanya pernikahan"

"Cinta itu akan datang ketika setelah pernikahan"

Mendengar semua ucapan Abah,aku hanya diam tak berani berucap.

"Dulu umah janji kalau Haris nanti nggak akan kayak mas affan yang di jodohkan tapi sekarang sama saja kan dengan mas Affan?"tanyaku mengingat ucapan umah saat itu yang tidak akan memaksa aku menikah dengan sesama anak kyai.

"Emang siapa santriwati yang kamu cintai le?"tanya Abah setelah beberapa menit terdiam.

"Santriwati itu cantik, berprestasi, bersuara merdu,sopan"jawabku.

"Siapa dia?"tanya Abah.

"Zila"jawabku.

"Santriwati yang sering main bareng Aqil?"tanya Abah.

"Nggih"

"Jika kamu mencintai santriwati itu lamar dia dalam waktu dekat ini jika tidak maka perjodohan mu dengan Ning Alika Abah lanjutkan"ucap abah yang kemudian berjalan pergi memasuki kamar.

Takdir cinta AzilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang