35.) Hubungan baru

812 73 21
                                    

"Sekuat apapun wanita,ia tetaplah wanita yang mudah terbawa perasaan walaupun hanya sekedar candaan"
~Azila~

_HAPPY READING_

Gus Haris pov

Sesampainya di kamar Ning Ika tak henti hentinya menangis yang membuat aku kebingungan sendiri bagaimana cara menenangkan nya.

"Hiks...takdir tidak adil... kenapa aku harus menanggung kebencian dari sebuah kesalahan yang tidak pernah aku lakukan? Hiks.."tangis Ning Ika menangis memukul dadanya sendiri.

"Kenapa harus Zila yang jadi Izza? Kenapa gak orang lain saja? Aku sangat membencinya. Dia adalah penyebab utama setiap masalah ku...kalau tidak ada dia pasti hidupku akan bahagia.."

"Abah gak peduli sama aku. Umah pun membenci ku. Bang Ahsan sibuk sama urusannya sendiri. Suamiku gak peduli sama aku. Lalu siapa yang akan ada di sisiku?"

Hatiku mencelos ketika mendengar ucapan terakhir Ning Ika. Apakah aku gagal menjadi seorang suami? Bahkan istriku saja tidak pernah aku perhatikan?

"Jika aku hidup saja keberadaan ku tidak di inginkan lebih baik ambil saja nyawaku ya Allah. Aku hidup pun tidak ada gunanya di sini"ucap Ning Ika memukul kepalanya sendiri.

"Aku gak kuat dengan semua masalah ini"ucap Ning Ika membenturkan kepalanya ke tembok di sampingnya.

Semakin lama aku tak tega melihat wanita yang statusnya sudah menjadi istriku itu hancur. Aku tau aku tak mencintai Ning Ika namun aku masih punya rasa kasihan untuknya.

"Ning"panggilku lalu duduk di sampingnya.

"Jangan menyakiti dirimu sendiri Ning. Keadaanmu belum pulih total jadi jangan menyakiti dirimu sendiri nanti kamu akan sakit lagi"ucapku dengan nada lembut.

"Jika aku sakit memangnya kenapa Gus? Lagipula jika aku sakit pasti Gus senang karena bisa selingkuh sama Zila kan? Gus akan bahagia kalau aku mati. Semua orang pasti senang kalau melihatku tersakiti. Tidak ada orang yang sedih dengan keadaanku seperti ini semua orang akan bahagia jika keadaan ku hancur seperti ini. Takdir memang tidak adil gus"ucap Ning Ika yang memalingkan wajahnya dariku.

Selama menikah,tak pernah sekalipun Ning Ika berbicara sinis padaku karena biasanya ia akan berbicara dengan nada lembut.

"Bukan seperti itu Ning. Semua orang khawatir jika Ning sakit. Dan mengenai Zila, walaupun saya mencintai Zila namun tak ada niatan sedikitpun di hati saya untuk selingkuh dengannya karena impian saya menjadikan orang yang saya cintai permaisuri bukan simpanan"ucapku.

"Lalu saat 3 hari pernikahan kita itu apa Gus? Alasan jadi pendamping lomba mapsi padahal aslinya pengen berdua sama Zila sampai sampai makan siang berdua di restoran"ucap Ning Ika menatapku sendu.

Aku diam tak bergeming antara bingung menjawab bagaimana dan kaget dari mana Ning ika mengetahui itu semua.

"Tak perlu kaget Gus. Aku tau yang di maksud mbak pengurus tadi saat Zila di restoran itu bersama njenengan kan? Lagipula aku sangat mengingat betul baju yang njenengan pakai di hari itu"ucap Ning Ika.

Aku tak bisa mengelak lagi memang.

"Ya kami memang makan siang bersama"ucapku.

"Itu artinya kamu selingkuh Gus...hiks"

"Bukan seperti itu Ning. Kami tak ada niatan sedikitpun untuk berfikir selingkuh. Kami hanya makan siang biasa lagipula kamipun tak saling berbicara panjang"jelas ku.

Bukankah memang begitu kenyataannya?

"Gus...maukah kamu menuruti sedikit kemauanku?"tanya Ning Ika tiba tiba.

Takdir cinta AzilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang