Sebelum baca ceritanya absen dulu dong gais. Tandai jika ada typo. Cerita ini murni halu an aku ya gais.
Gimana sama part sebelumnya??
Part ini khusus scene Gus Haris dan Zila ya.
~•HAPPY READING •~
__________________________~Zila pov~
Sejak seminggu lalu saat kejadian daleman yang tertukar aku tak pernah lagi melihat keberadaan Gus Mirza di pesantren dan akupun senang karena bebas dari gangguan nya. Namun tak ayal jika aku sedikit merindukan sosok orang yang menggangguku. Kemana ya Gus Mirza? tanyaku dalam hati.Ah, sudahlah dari pada pusing memikirkan Gus Mirza yang tak jelas lebih baik aku piket ke ndalem saja karena hari ini adalah jadwal ku piket nyapu ndalem. Disinilah aku berada yaitu di ruang tamu ndalem sedang menyapu, saat sedang fokus dengan aktivitas ku aku tak sengaja melihat pria yang tampak familiar di pandangan ku yang tengah asik berbicara dengan anak kecil yang berumur 5 tahun tersebut.
"Mbak boleh minta tolong?"tanya Ning tazkiya (istri Gus Affan putra pertama Abah yai).
"Mendengar pertanyaan Ning Tazky dari belakang akupun langsung menoleh dan menunduk takdzim
"Kulo minta tolong nitip Aqil sebentar ya mbak,kulo dan mas Affan ada acara"ucap Ning tazkiya dengan lembut. Aku tertegun sejenak mendengar nya aku sangat kagum dengan kepribadian beliau yang lemah lembut kepada santrinya tak ayal jika Gus Affan memilih beliau sebagai istrinya.
"Nggih Ning"jawabku dengan menunduk.
"Yaudah mbak saya pergi dulu, assalamualaikum"salam Ning tazkiya kemudian berjalan pergi meninggalkanku sendiri di ruang tamu. Setelah itu dengan segera akupun menyelesaikan nyapu ku.
"Mbak"panggil seseorang pria yang memakai sarung batik dengan di padukan kaos putih oversize yang sangat cocok di pandangan ku apalagi yang memakai adalah tampan. Sungguh masyaallah sekali.... astaghfirullah zina mata,batinku merutuki apa yang telah kulakukan tadi.
"Nggih Gus"ucapku dengan wajah menunduk. Takut jika tak bisa menjaga pandangan hingga menimbulkan zina mata.
"Ikut saya"ucap Gus Haris yang kemudian melangkah pergi.
Entah mimpi apa kau semalam hingga Gus Haris berbicara kepadaku pasalnya selama aku mondok disini,aku belum pernah saling berbicara kepada Gus Haris walaupun hanya sepatah kata.
Ah, sudahlah dari pada melamun tak guna akupun langsung berjalan melangkah di belakang beliau dengan pandangan menunduk. Hingga sampai di depan ndalem aku menyerngit heran saat Gus Haris mempersilahkan ku untuk memasuki mobil. Apa aku di suruh mencuci mobil?tanyaku dalam hati.
"Masuk"ucap Gus Haris.
Aku semakin menyerngit heran pasalnya bukankah beliau tau jika laki laki dan perempuan satu mobil tanpa adanya ikatan maka akan terjadi fitnah?ah,mungkin hanya pemikiran ku saja mana mungkin Gus Haris mau mengajakku jalan jalan lagipula aku ini siapanya?pikirku.
"Masuk mbak"ucap Gus Haris mengulangi ucapannya yang tadinya tak ku jawab.
"Tapi...Gus..."ucapku menggantung.
"Tidak apa apa kita tidak berdua di mobil masih ada Aqil"ucap Gus Haris yang sepertinya tau isi pikiran ku. Akupun menunduk malu, apakah Gus Haris ini cenayang?
"Saya bukan cenayang jadi jangan berpikir yang seperti itu"ucap Gus Haris yang membuatku semakin menunduk malu.
Tak banyak kata Gus Haris memasuki mobil dengan diikuti Gus Aqil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir cinta Azila
Romance"ada Gus haris yang tampan menawan namun masih ada Gus Mirza yang bikin aku melayang"nyanyi Zila pelan. "Namun mas Dafa janganlah diragukan,ada juga mantan yang masih ngajak balikan"nyanyi Zila dengan wajah cerianya. Bundaaaa Zila bingunggg"teriak Z...