46.) Pesantren Al hikmah

1.1K 61 39
                                    

"Rindu, tidak diciptakan oleh jarak tetapi oleh perasaan.
Aku merindukanmu bukan karena kamu jauh, namun karena kamu telah ada di hatiku"
_Mirza Farid Athafaris_

******

"Sayang!"panggil seorang lelaki memakai sarung dan kemeja putih yang baru saja selesai melaksanakan sholat Jum'at di masjid terdekat.

"Sudah pulang, mas?"tanya Zila menyambut kedatangan Gus Mirza dengan mencium punggung tangan suaminya.

Bukannya menjawab, Gus Mirza malah menciumi pipi Zila berkali kali.

"Mas, geli tau"ujar Zila dengan nada yang lucu menurut Gus Mirza.

"Biasanya juga di giniin masih aja geli, Yang"ujar Gus Mirza lalu mengacak jilbab Zila.

"Tapi kan wudhu ku jadi batal"ujar Zila dengan mengerucutkan bibir.

Dengan gemas Gus Mirza mencium bibir Zila membuat Zila salah langsung mendorong gus Mirza ke belakang.

"Tadi nggak mampir ke ndalem Abah?"tanya Ning Zila.

Setelah menikah, Gus Mirza membeli rumah di dekat pesantren Al falah milik keluarga Zila. Rumah nya hanyalah berjarak beberapa rumah dengan pesantren Al falah. Itu semua atas perintah dari kyai Rahman karena beralasan tidak ingin jauh dari putri bungsunya membuat Gus Mirza mengalah dan bermukim di Demak dibanding tanah kelahirannya yang tak lain adalah Semarang.

"Nggak, soalnya langsung pengen cepet pulang"balas Gus Mirza duduk di sofa ruang tengah sambil menghidupkan televisi.

"Kenapa?"tanya Zila lalu duduk disamping Gus Mirza.

"Masih nanya kenapa? Ya, karena aku kangen lah kalau jauh jauh sama kamu"ujar Gus Mirza

"Nggak usah lebay ya, Gus Mirza yang terhormat. Cuman sebentar aja udah kangen padahal deket doang jaraknya"protes Zila sedikit geram dengan kebucinan suaminya itu.

"Rindu tidak diciptakan oleh jarak, tetapi oleh perasaan. Aku merindukan mu bukan karena kamu jauh, namun karena kamu telah dihatiku"ujar Gus Mirza menatap lekat manik mata Zila dengan penuh cinta.

Zila termenung mendengar Gus Mirza yang bersuara. Hatinya begitu berbunga mendengar setiap untaian kata cinta yang terlontar dari bibir pria yang sudah sebulan ini telah sah menjadi imam-nya.

"Oh iya, tadi udah muraja'ah belum?"tanya Gus Mirza membuyarkan lamunan Zila.

"Belum, mas"

"Yaudah ayo muraja'ah. Nanti kita gantian sima'an nya"ujar Gus Mirza mematikan televisi.

Setelah selesai wudhu, pasangan pasutri itupun saling bergantian muraja'ah.

"Yang, kamu tau nggak kenapa kalau aku menghafal lihatnya keatas?"tanya Gus Mirza setelah selesai muraja'ah dan merebahkan kepalanya di pangkuan Zila.

"Kenapa?"

"Soalnya kalau merem langsung kebayang wajahmu"jawab Gus Mirza yang membuat Zila langsung mencubit lengan sang suami.

"Gombal mulu"cibir Zila.

"Gapapa dong gombalin istri kan halal hukumnya"ujar Gus Mirza.

Takdir cinta AzilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang