Suasana kelas itu hening. Ruangan ber-AC itu sangat sejuk, menambah kantuk pada mata Jin. Padahal semalam dia sudah meminum obat anti-ngantuk racikan eomma Minah, namun sepertinya efek obat itu sudah hilang. Kini kantuk hebat melanda Jin, ditambah lagi penjelasan dosen yang membosankan baginya.
Dan dosen itu keluar. Mata kuliah menjemukan itu sudah selesai, dan akan digantikan dengan mata kuliah lain dalam waktu dua puluh menit lagi. Sebagian mahasiswa keluar ruangan, kecuali Jin dan beberapa mahasiswa lainnya yang memang kelas selanjutnya tetap di ruangan itu.
Pandangan Jin teralih ke satu orang mahasiswi yang baru saja masuk ruangan kelas. Meskipun dia tidak terlalu tinggi, namun dia cantik dengan rambut hitam panjangnya. Kehadirannya mampu menyedot perhatian semua namja di ruangan, termasuk Jin. Yeoja itu tampak mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, sepertinya dia mencari bangku kosong. Dan dia mendapati satu bangku kosong di belakang sana, tepat di sebelah kiri Jin.
Setiap langkah kaki yang mendekat itu mampu membuat Jin terpana. Yeoja itu bukan hanya cantik, namun juga murah senyum. Dia selalu tersenyum kepada orang - orang yang memandangnya penasaran. Ditambah lagi penampilannya yang cantik dan serba modis sukses menarik perhatian baik namja maupun yeoja yang ada di kelas itu. Jin merasa dirinya sungguh beruntung.
"Annyeong, bisakah kita berkenalan? Naneun Yoon Bora imnida, kamu bisa memanggilku Bora," ucap yeoja itu kepada Jin sambil mengulurkan tangannya. Kini yeoja itu sudah duduk di tempatnya. Jin menatap yeoja bernama Bora itu dengan pandangan yang sukses membuat dirinya merasa sedikit kikuk.
"Ah, mianhae. Naneun Kim Seokjin imnida, kamu bisa memanggilku Jin," jawab Jin sembari menyahut uluran tangan Bora. Diam - diam Jin merasa senang. Diantara teman - teman namjanya, pasti dia orang pertama yang bisa menyentuh tangan Bora, tepat di hari pertama mereka bertemu. Sebuah skinship yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.
"Ah, Jin-ssi. Aku mahasiswi baru di sini, pindahan dari Busan. Appa-ku pindah kerja ke salah satu perusahaan di kota ini," ucap Bora. Jin, yang sama sekali tidak terfokus pada kalimat Bora, hanya mengangguk - anggukkan kepalanya dengan tatapan intens yang mengarah ke Bora. Sementara Bora sudah sibuk menyalami mahasiswa - mahasiswa lainnya yang duduk di sekitarnya.
*****
Kegiatan perkuliahan pun telah selesai. Jin dan Bora tengah berjalan sepanjang lorong menuju pintu gerbang kampus. Mereka berdua berjalan dalam diam, masing - masing menyembunyikan perasaan gugup dalam dada mereka. Sebuah perasaan gugup yang mereka sendiri tidak tahu dari mana asalnya.
"Bora-ssi, kamu tinggal di mana? Mau aku antar?" tanya Jin.
"Apa tidak merepotkanmu? Aku tinggal di...." belum selesai Bora berbicara, tiba - tiba terdengar suara dering handphone dari saku celana Jin. Jin langsung mengecek handphone nya dan ternyata ada satu pesan masuk dari Mr. Kim
"Kalian berempat segera menuju markas sekarang."
'Ada apa ini?' batin Jin.
Bora memandang Jin heran karena ekspresi Jin berubah menjadi serius setelah mengecek handphone nya.
"Jin-ssi, ada apa?" tanya Bora.
"Mianhae, Bora-ssi. Aku harus segera pergi. Lain kali aku akan mengantarmu pulang. Annyeong!" lalu Jin segera berlari menuju tempat parkir. Meninggalkan Bora sendirian di lorong itu dengan dengusan kesalnya.
'Tadi dia yang mengajakku pulang bersama, sekarang dia yang pergi begitu saja.. huft!'
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
FanfictionAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.