Dua hari telah berlalu sejak kembalinya mereka dari dunia Víla. Tidak ada sesuatu yang berubah, atau mungkin belum ada sesuatu yang berubah. Semuanya masih sama saja. Mereka masih melakukan pencarian pintu gerbang menuju dunia La Fée, hanya saja kegiatan itu harus tertunda oleh kegiatan sehari – hari mereka.
Termasuk Jimin, menjadi siswa tingkat akhir membuatnya sangat sibuk dengan kegiatan di sekolah. Selain belajar pada jam pelajaran yang ditentukan, dia juga harus belajar pada jam tambahan yang diberikan oleh para guru. Dan itu harus membuatnya rela pulang jam sepuluh malam, seperti yang terjadi saat ini.
"Jimin-ah, kau tidak pulang bersama kami?", tanya Kim Jongin ketika dia mendapati Jimin berjalan terpisah dengan yang lainnya.
"Aniya, aku ingin ke toilet dulu. Kalian duluan saja.", balas Jimin.
"Baiklah, annyeong Jimin-ah!", seru Jongin.
"Ne, annyeong!", dan dia meneruskan langkahnya melewati lorong panjang yang sepi menuju toilet.
Setelah urusannya selesai, Jimin keluar dari toilet dan baru sadar kalau ini sudah sangat sepi. Lorong sekolahnya, yang memang panjang, tampak sepi dan hanya bercahaya remang. Bahkan Jimin dapat mendengar suara langkah kakinya sendiri. Jimin terus berjalan tanpa merasa takut pada hal tersebut.
Dia terus berjalan sampai seseorang menepuk pundaknya. Dia berbalik dan mendapati seorang yeoja yang sangat cantik tersenyum kepadanya. Menebar pesonanya kepada Jimin. Dia mengenakan pakaian serba putih dan bercahaya. Aroma tubuhnya pun sangat harum. Aroma harum yang Jimin kenal dari mimpinya tempo hari.
'Andwae.... Jangan lagi....'
"Jimin, ikutlah denganku....", ujar yeoja itu sambil menjulurkan tangannya yang bercahaya. Jimin menatap tangan itu, hanya menatap tanpa menyahut uluran tangan itu. Yeoja itu menunggu Jimin dengan senyum yang terus terukir di wajahnya.
"Jimin, ikutlah denganku...."
"Huh! Aku tidak akan tertipu lagi olehmu! Aku sudah tahu siapa dirimu, wahai peri La Fée. Dan aku tidak akan menuruti ajakanmu.", ujar Jimin. Tangannya merogoh saku celananya dan....
'Gawat, aku tidak membawa pistolku!'
....dia lupa kalau dia tidak membawa senjatanya.
Sementara La Fée itu tampak menurunkan tangannya. Ekspresi wajah tenang itu berubah menyeramkan. Wajah cantik itu penuh murka. Gaun putih itu berubah menjadi merah, dan cahaya pada tubuhnya mengeluarkan panas. Taring panjang itu akhirnya muncul.
"Baiklah kalau kamu tidak mau ikut! Biar aku membunuhmu di sini saja!", dan dia pun menerjang Jimin, namun Jimin berhasil berkelit. Telat satu detik maka Jimin akan habis di tangan La Fée itu. Jimin langsung berlari tanpa tujuan. Yang ada di otaknya kini hanyalah menyelamatkan diri dari serangan peri La Fée itu.
Peri La Fée itu masih mengejar Jimin dari belakang. Dengan teriakan nyaringnya, dia mampu membuat kaca – kaca jendela itu pecah berkeping – keping, pintu – pintu kayu itu rusak, locker – locker itu ambruk dan hancur. Sebisa mungkin Jimin berusaha menghindari itu.
Dan langkah kaki Jimin membawanya kembali masuk ke dalam ruang kelasnya.
Satu hal yang membuat Jimin terkejut. Dia melihat tubuhnya sendiri yang tertidur di atas meja.
![](https://img.wattpad.com/cover/39955174-288-k866426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
FanfictionAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.