Bora dan Jin saling tatap. Berusaha menyampaikan kebahagiaan hati nurani melalui tatapan dan senyuman, karena kata – kata tidak bisa mewakili perasaan mereka saat ini. Sebuah perasaan yang terlalu indah hanya untuk dijabarkan.
"Bora-ya, bisakah aku memanggilmu chagiya mulai detik ini?" tanya Jin.
"N..ne.." jawab Bora malu – malu.
Sebuah jawaban yang mengantar Jin kepada sebuah kebahagiaan. Satu kata sederhana "chagiya" yang melambangkan kesiapan mereka untuk menjadi sepasang kekasih sampai nanti.
"Izinkan aku untuk belajar darimu. Ini pertama kalinya bagiku." ucap Jin.
"Ini juga pertama kalinya bagiku. Dan semoga...."
"....menjadi yang terakhir." ucap mereka bersamaan.
Dan mereka tersenyum lagi. Perasaan yang terlalu bahagia mengantarkan mereka pada sebuah tawa hanya karena sesuatu yang sangat sederhana. Jin bahagia karena Bora. Bora bahagia karena Jin.Dan acara saling tatap mereka harus terganggu karena handphone Jin yang bergetar.Sebuah pesan dari Minah.
From : Minah
To : Jin
YA!! Katanya kamu ingin mengajak Bora ke sini, kenapa lama sekali?! Jangan sampai daging ini dingin dan kami sudah kelaparan!! Ppalli!
Jin pun tersadar kalau masih ada satu tempat lagi yang akan dia tunjukkan kepada Bora. Yaitu apartmentnya dan dia akan mengenalkan Bora kepada yang lainnya.
"Chagiya, wae geurae?" tanya Bora.
"Ada satu tempat lagi yang akan aku tunjukkan padamu. Ikut aku." ujar Jin.
Otomatis tangannya menggenggam tangan Bora. Sebuah skinship pertama setelah mereka resmi berpacaran. Persentuhan tangan yang tidak akan pernah dilupakan oleh Bora.
Flashback
Sepeninggal Jin menuju kampusnya, Bomi langsung bangkit menuju kamarnya dan membangunkan Minah yang masih tertidur pulas.
"Minah-ya! Palli! Kamu harus membantuku!" ucap Bomi.
"Aku masih mengantuk, eomma....bangunkan aku kalau aku sudah siap untuk bangun...." ucap Minah. Membuat Bomi jengkel karenanya.
"Aku bukan eommamu! Lagipula hal ini menyangkut hidup dan mati leader kita!" teriak Bomi.
Dan karena kalimat 'menyangkut hidup dan mati' itu, Minah langsung bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil senapan laras panjang di lemari mereka.
"Ada apa dengan Jin?! Apa dia dikepung oleh manusia serigala?! Aish, bodoh sekali leader kita itu! Bisa – bisanya dia tidak membawa senjata disaat perburuan seperti ini!" teriak Minah sambil mengacungkan senapan itu ke arah Bomi. Dapat Bomi lihat mata Minah masih setengah terpejam. Bomi hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah sahabatnya itu.
"Ya! Siapa bilang kalau leader kita dikepung manusia serigala?" tanya Bomi di tengah – tengah usahanya menahan tawa.
"Tapi tadi kau bilang ada sesuatu yang menyangkut hidup dan mati leader kita? Dia dalam bahaya, kan?" tanya Minah.Dan Bomi sudah tidak bisa menahan tawanya lebih lama lagi.
"Hahaha! Ya! Maksudku bukan itu. Hari ini Jin akan menyatakan perasaannya pada Bora, dan dia akan mengajak Bora ke sini bertemu kita. Dan tentu kita harus meninggalkan kesan yang baik kepada Bora. Kalau Bora mendapat kesan yang buruk, maka dia juga akan mendapat kesan yang buruk terhadap Jin. Hubungan merekapun dapat terancam." jelas Bomi.
Sementara Minah menganggukkan kepalanya. Dia setuju kalau ini menyangkut hidup dan mati Jin."Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Minah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
FanfikceAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.