Flashback
"Tunggu! Bang Yongguk kamu bilang?" tanya Jin.
"Ne. Kamu mengenalnya?" tanya Kyungsoo.
Jin menatap Bomi dan Minah. Tatapan khawatir yang dia lemparkan ke mereka terpantulkan dari wajah mereka. Mereka menyimpan kekhawatiran yang sama. Mungkin, penyerangan tempo hari meninggalkan dendam di hati Yongguk. "Ne. Kami pernah bertemu dengannya. Kami membunuh adik – adiknya beberapa bulan yang lalu." jawab Jin. Bora menatap Jin terkejut. Jin pernah mengatakan ini kepadanya. Dia mengerti sekarang, mungkin itulah alasan Bang Yongguk menyandera Jimin. Untuk membalaskan dendamnya.
"Kalau begitu kita harus cepat menyelamatkan Jimin. Sebelum Yongguk bisa melakukan sesuatu terhadapnya." ujar Jin. Ketiga yeoja itu mengangguk setuju. "Adakah cara tercepat menuju Istana Kematian? Kami perlu menyelamatkan Jimin secepatnya." tanya Jin kepada para Werewolf itu.
Suho menjawab, "Ne. Ikuti aku. Ada satu jalan yang biasa kami gunakan untuk menyelundup ke Istana Kematian.". Lalu dia mengajak keempat manusia itu menuju ruang bawah tanah pondok itu. Tapi, tempat itu sama sekali berbeda dengan ruang bawah tanah yang lain. Ruang bawah tanah itu tampak gelap berdinding batu, beratap batu, juga berlantai batu. Suho menyalakan lampu minyak yang telah dia ambil di ruang atas. Begitu lampu menyala, mereka mendapati ruang itu tampak sangat panjang. Mereka tidak melihat ujung ruangan itu.
"Ini adalah terowongan tempat kami biasa menyelundup masuk untuk mengetahui kegiatan di Istana Kematian. Kami belum sering menggunakannya, karena kami baru menemukan terowongan ini beberapa minggu yang lalu. Terowongan ini akan berhenti di dekat pintu timur Istana. Inilah jalan tercepat dan juga teraman menuju Istana." jelas Suho. Lalu dia menyerahkan lampu minyak itu ke tangan Jin. Sesaat pandangan mereka bertemu. Jin tahu kalau Suho ingin mengucapkan 'selamat berjuang' karena begitu mereka sampai di ujung terowongan ini, petualangan berbahaya mereka baru akan dimulai.
"Kamsahamnida. Doakan kami. Kalau kami beruntung, kami akan membawa serta adikmu bersama kami." ucap Jin. Suho hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu dia pergi meninggalkan mereka berempat.
Begitu pintu menuju terowongan itu tertutup, tiba – tiba terowongan itu berguncang hebat. Sebuah guncangan yang mampu meruntuhkan atap terowongan dan memblokir jalan menuju pondok para Werewolf itu. Mereka berempat terus berlari guna menghindari reruntuhan batu yang bisa saja menimpa mereka. Dan setelah beberapa meter berlari, akhinya mereka berhenti.
"Gwaenchana?" tanya Jin kepada yang lainnya.
"Ne." jawab Bora dengan nafas tersengal – sengal.
"I'm okay." jawab Bomi.
"Baik." jawab Minah.
Jin mengarahkan lampu minyak itu ke depan, ke lorong panjang tanpa ujung itu. Dia menoleh ke belakang, memberi kode kepada yang lainnya untuk melanjutkan perjalanan. Lalu mereka pun melanjutkan perjalanan menelusuri terowongan itu.
Flashback off
"Jadi, mereka telah pergi ke Istana itu?" tanya Jimin.
Suho dan yang lainnya telah selesai menjelaskan apa yang terjadi kepada empat manusia bersaudara itu. Jimin terkejut, tentu saja. Kedatangannya ke pondok itu bukanlah untuk mendengar kabar kalau keempat saudaranya sedang menuju Istana itu. Justru dia ingin mencegah mereka.
"Ne. Mereka baru pergi beberapa menit yang lalu." jawab Baekhyun.
"Kalau begitu, aku harus menyusul mereka secepatnya." Jimin bergegas berdiri dan hendak berjalan menuju pintu depan, namun dia dicegah oleh Jongin yang memegang tangannya. "Wae, Jongin – ah? Aku tidak memiliki waktu banyak dan harus segera menyelamatkan mereka." seru Jimin kesal karena Jongin telah mengulur waktunya beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
FanfictionAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.