"Aku tahu dimana lokasinya."
Tiba – tiba seseorang diantara mereka berbicara. Bora. Yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan akhirnya angkat bicara. Sebuah kalimat yang sukses menggiring keempat orang lainnya dalam sebuah tanda tanya besar.
"Jinjjayo?" tanya Minah.Bora mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan itu. "Teman – teman, sebenarnya aku adalah...." Bora menghentikan kalimatnya sesaat. Dia merasa tidak terlalu siap untuk mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya. Dia takut ini semua akan merubah keadaan yang sama sekali tidak dia harapkan.
Sementara yang lain menunggu Bora menyelesaikan kalimatnya. "Kamu adalah?" tanya Bomi. Bora menghela nafas sesaat sebelum berkata, "Aku akan menunjukannya kepada kalian. Aku yakin kalian semua akan terkejut. Tapi, tolong jangan mengubah persepsi kalian terhadapku. Aku tidaklah seperti yang kalian pikirkan." ucap Bora. Sementara yang lain hanya mengangguk bingung.
Bora bangkit dari duduknya dan berjalan membelakangi mereka semua. Membiarkan punggungnya menghadap mereka semua. Selama beberapa saat Bora hanya terdiam di situ. Kemudian, mereka berempat dibuat terkejut. Seluruh tubuh Bora bergetar hebat. Muncul sesuatu dari punggungnya, seolah tulang punggung Bora mencuat keluar. Bukan hanya satu, tapi sepasang. Sepasang tulang tumbuh di punggung Bora.
Tulang itu membentuk jari – jari yang besar. Lalu tulang itu dibungkus oleh bulu – bulu. Sepasang sayap tumbuh di punggung Bora.Bora berbalik badan menghadap mereka. Sesuatu yang lebih mengejutkan mereka, sampai mereka berdiri menjauhi Bora, muncul di wajahnya. Sepasang taring yang sangat besar muncul di kedua sisi gusi atasnya. Panjangnya taring itu bahkan sampai menyentuh dagunya.
"Ka..kamu...?" Jin kehilangan kata – katanya.
"Aku adalah Peri La Fée yang menyamar yang ditugaskan untuk mengintai kalian." jawab Bora.
Keempat manusia itu terkejut, terutama Jin. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Bora, yang selama ini mereka kenal sangat baik hati, ternyata adalah mata – mata dari bangsa La Fée. Sebuah penyamaran yang sangat berhasil.
"Tapi aku sudah berubah. Aku tidak lagi memiliki niat buruk terhadap kalian. Aku sudah memutuskan untuk menjadi manusia seutuhnya. Kalian bisa mempercayaiku." lanjut Bora.
"Dan bagaimana kami bisa percaya padamu?" selidik Minah.
Tentu saja mereka tidak bisa percaya sepenuhnya kepada Bora. Satu hal yang pasti, Bora telah membohongi mereka semua. Dan karena hal itu, Bora dapat melihat ekspresi kemarahan di wajah Jin. Detik selanjutnya, mereka mendapati leader mereka itu masuk ke kamarnya dengan membanting serta mengunci pintu. Satu perbuatan yang membuat Bora menangis.
Tangis pertama yang mereka lihat dari Bora yang selalu ceria.
"Mianhae...."
"Kamu membohongi kami semua, Bora – ya. Tidak hanya Jin, tapi kami semua." kata Bomi tidak percaya. Yang lainnya hanya menatap Bora dengan pandangan tidak percaya yang sama. Bora merasa pandangan mata itu begitu menusuknya.
"Mianhae, maafkan aku. Aku telah membohongi kalian semua. Aku... adalah La Fée yang ditugaskan untuk....memata – matai kalian.... Mereka semua....telah mengetahui kalau kalian....akan menggagalkan rencana mereka.... untuk.... menguasai alam.... semesta. Aku ditugaskan....untuk mengintai dan menggagalkan rencana kalian....kalau bisa. Tapi....aku gagal...." Jelas Bora di tengah isak tangisnya. Kini wujudnya telah berubah menjadi manusia biasa lagi. Tanpa taring dan sayap.
Mereka menunggu Bora menyelesaikan penjelasannya, namun dia tidak juga bicara. Akhirnya, Minah angkat bicara. "Dan lebih tepatnya kenapa kamu gagal?" tanya Minah.
![](https://img.wattpad.com/cover/39955174-288-k866426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
FanfictionAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.