Jimin terdiam sesaat.
Semua ini terlalu rumit.
Dan Jimin sama sekali tidak melihat ujung dari persoalan panjang ini.
Dia berjalan kembali ke kelas untuk menceritakan semuanya kepada Jongin. Dia mendapati Jongin sedang bercanda dengan teman - teman yang lain. Karena dia tidak ingin teman - teman yang lain menatapnya penasaran, dia berusaha untuk memasang senyum di wajahnya dan memanggil Jongin.
"Jongin - ah, ayo ke kantin! Aku sudah lapar." ucap Jimin. Dan berhasil, teman - teman yang lain tidak menatapnya penasaran. Bahkan Jongin pun mengikuti tanpa banyak bertanya.
Tentu Jimin tidak membawa Jongin ke kantin, melainkan ke sebuah taman sepi yang terletak di belakang sekolah mereka. Taman itu sepi karena terletak cukup jauh dari bangunan utama, tapi masih berada dalam lingkungan sekolah mereka. Sepanjang perjalanan, Jimin tidak banyak bicara. Bahkan bisa dibilang dia tidak berbicara sama sekali. Memikirkan apa yang baru saja dijelaskan oleh Jung seosaengnim membuatnya merasa sangat khawatir.
"Ada apa, Jimin - ah?" tanya Jongin tiba - tiba.
"Ne?" tanya Jimin kaget.
Jongin menghela nafas sebelum menjawab, "Kamu terlihat aneh. Kamu tidak banyak bicara sejak tadi dan jujur saja hal itu membuatku penasaran. Dan kita sudah bersahabat selama tiga tahun, aku tahu ada sesuatu yang terjadi. Dan lagipula, kita tidak sedang menuju kantin sekarang ini." jawab Jongin. Jimin tahu betul, tidak mudah untuk berbohong di hadapan Kim Jongin.
"Akan aku ceritakan nanti. Ada sesuatu yang penting." jawab Jimin. Dan mereka melanjutkan perjalanan menuju taman belakang sekolah.
*****
"Jadi, ada kemungkinan Bomi noona sakit karena ulah para Satan?" tanya Jongin.
Kini, mereka berdua sedang berada di taman belakang sekolah yang sangat sepi. Hanya ada mereka berdua di taman itu, jadi Jimin merasa sangat aman menceritakan hal itu kepada Jongin. Dia sudah bercerita semuanya, termasuk tentang Jung seosaengnim yang seorang Chasseur juga.
"Bukan hanya itu, Jongin - ah. Aku khawatir kalau para Satan mengincar Bomi noona seperti para La Fée mengincarku. Kamu tentu tahu tentang hal ini kan? Tentang para Satan yang mampu menyerang fisik dan batin manusia? Biar bagaimanapun, leluhurmu adalah ciptaan mereka." tanya Jimin.
Jongin menggeleng. Sebuah jawaban yang sama sekali tidak Jimin harapkan. "Aku sama sekali tidak mengetahui hal itu. Aku bahkan tidak tahu kalau mereka bisa menyerang manusia seperti itu. Setahuku mereka hanya menyerang Bumi ini melalui makhluk - makhluk ciptaan mereka. Aku tidak tahu mereka bisa menyerang seperti itu." jawab Jongin. Tiba - tiba, Jongin terpikirkan satu hal.
"Kamu bilang, Jung seosaengnim yang menjelaskan hal ini kepadamu? Berarti hal ini pernah terjadi sebelumnya, kan?" tanya Jongin. Jimin membulatkan matanya. Dia menangkap apa maksud dari pertanyaan Jongin.
"Ah, betul juga. Jadi kita tinggal menanyakan hal tersebut kepadanya tentang siapa yang pernah mengalaminya dan bagaimana cara mengatasinya. Cerdas!" seru Jimin.
Tiba - tiba, bel sekolah berdering menginterupsi pertemuan mereka.
"Kita harus segera memberitahukan hal ini kepada yang lain. Kita harus ke rumah Yunho hyung dalam waktu dekat." ucap Jimin.*****
Three Days Later....
Mobil van itu berhenti di depan sebuah pagar mewah. Jimin turun dari mobil itu dan menekan tombol bel di pagar itu. Tidak lama kemudian, Yunho keluar dari rumah bergaya besar dengan cat putih itu dan membukakan pintu pagar. Senyum ramah terkembang di wajahnya. "Akhirnya kamu datang juga, Jimin - ah! Ayo masuk." ajak Yunho. Jimin pun mengangguk dan masuk kembali ke dalam mobil van itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
FanficAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.