At The Forest
Jin, Bora, Minah, dan Bomi meneruskan perjalanan mereka. Berusaha untuk tidak membuat suara sekecil apapun atau menginjak salah satu naga kecil yang berkeliaran. Memang tidak mudah, tapi mereka harus melakukannya kalau mereka tidak mau membangunkan naga – naga besar di atas pohon itu. Karena persenjataan yang mereka bawa sama sekali tidak mempan melawan naga.
Hutan itu tetap gelap, namun tidak lagi hening. Mereka bisa mendengar dengan jelas suara hembusan nafas berasap para naga yang tertidur itu. Namun, hal itu justru membuat suasana menjadi lebih menegangkan bagi mereka. Mereka lebih memilih mendengar suara binatang buas seperti harimau dan singa daripada mendengar suara naga.
Semakin ke tengah hutan, jumlah naga – naga itu semakin banyak. Tertidur di setiap puncak pohon yang ada di wilayah itu. Membuat tensi ketegangan semakin meningkat. Bomi, yang sudah tidak kuat berjalan karena lelah dan takut, kini dibopong oleh Minah. Tidak ada satupun yang memiliki niat untuk mencela Bomi kali ini, karena mereka sendiri merasakan ketakutan yang sama. Jin berdiri di depan dengan menggenggam tangan Bora di belakangnya. Entah kenapa Bora tidak menunjukkan rasa takut di tempat seperti ini, padahal dia adalah Chasseur baru.
Tiba – tiba tanah di sekitar mereka bergetar. Untung saja tidak membangunkan naga – naga di puncak pohon itu. Mereka memandang sekeliling karena penasaran sekaligus takut. Getaran itu tidak hanya satu kali, tapi berkali – kali. "Teman – teman, jangan panik. Lebih baik kita berlari – lari kecil sampai kita menemukan tempat yang aman." titah Jin. Lalu mereka semua berlari – lari kecil mengikuti Jin.
Lima menit mereka berlari, tiba – tiba Jin berhenti. "Ada apa, chagi?" tanya Bora. Jin tidak menjawab, melainkan memandang ke bawah dengan shock. Jari telunjuk kanannya menunjuk ke sebuah cekungan besar di hadapan mereka. Mereka mengikuti arah tunjuk Jin dan melihat apa yang membuat leader mereka tercengang.
Ukurannya sangat besar, secara keseluruhan dapat memenuhi satu lapangan sepak bola standard internasional. Panjang ekornya sama dengan panjang pesawat terbang. Dua tanduk setinggi manusia normal itu bertengger di atas kepalanya, dengan ujung runcing yang bisa menusuk mereka berempat sampai mati. Kulitnya bersisik keemasan. Hembusan nafasnya menyemburkan asap yang sangat tebal. Matanya terpejam. Badannya bergelung melindungi telur – telur yang masing – masing berukuran dua mobil van. Rupanya getaran – getaran itu dihasilkan oleh pergerakan ekornya yang memukul – mukul tanah.
Rupanya, Jin memiliki alasan yang kuat untuk tercengang.
Seekor naga raksasa sedang tidur di hadapan mereka.
*****
At the Death Palace
"Kalau begitu aku harus cepat – cepat pergi dari sini sebelum teman – temanku datang ke sini." kata Jimin.
"Tidak akan semudah itu, Jimin – ah. Di luar penjagaan sangat ketat. Kesempatan untuk kabur sangat kecil." ujar Jongin.
Jimin menggeram kesal. Dia tidak ingin Yongguk menemui Minah dan merubahnya menjadi vampire seperti dirinya. Minah tidak boleh berada di sini. Dia harus segera pergi dari Istana Kematian itu dan menemui keempat saudaranya yang lain sebelum mereka sampai di Istana. Tapi sepertinya itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
"Lantas, kita harus bagaimana?" tanya Jimin.
"Kita tunggu sampai matahari terbit. Kira – kira tiga jam dari sekarang. Saat itu, para vampire tertidur, sehingga penjagaan akan lebih longgar. Aku bisa mengelabui para Werewolf dengan mengatakan akan memakanmu di suatu tempat di luar Istana ini. Mudah – mudahan mereka mempercayaiku." ujar Jongin.
Jimin terdiam sesaat mendengar penjelasan Jongin sebelum berkata, "Tunggu! Kamu....mamakan manusia?" tanya Jimin. Jimin bergidik ngeri membayangkan Jongin yang berubah menjadi seorang kanibal. "Hanya ketika wujudku serigala. Ketika wujudku manusia, aku makan layaknya manusia yang lain." jawab Jongin. Dan hal itu sukses membawa Jimin menuju kelegaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASSEUR (BTS FF)
Fiksi PenggemarAda saat dimana dunia ini dikuasai oleh makhluk mitos dan legenda. Tugas seorang Chasseur lah untuk melindungi dunia dari genggaman mereka.