"Hyung, Ayah ingin kita menemuinya sekarang juga." Ujar Jungkook saat memasuki ruangan yang biasa mereka gunakan untuk meeting. Taehyung, Yoongi, dan Seokjin sontak bangun dari duduknya lalu mulai keluar dari ruangan itu.
"Hyung, sepertinya kita akan berangkat ke korea." Perkataan Jungkook mampu membuat ketiga saudaranya berhenti melangkahkan kaki mereka.
"Ayah mengatakannya?"
"Tidak, aku hanya berfikir kita sepertinya harus kesana langsung agar bisa mencari tahu pelaku sebenarnya. Ku pikir Ayah juga akan sepemikiran denganku." Mereka bertiga mengangguk membenarkan perkataan Jungkook, lalu mereka ber empat mulai melangkah kembali menuju mobil mereka.
Selama perjalanan menuju rumah utama mereka tidak membicarakan banyak hal. Mereka disibukkan dengan melihat data-data yang selama seminggu ini telah mereka dapat.
Taehyung mengernyitkan dahinya ketika melihat foto hasil screenshoot dari CCTV yang memperlihatkan sosok pria tinggi beberapa hari yang lalu. Tapi, foskusnya bukan pada pria itu, melainkan pada pria yang berpenampilan layaknya pegawai Haejin yang tengah menatap kearah CCTV didekat revolving door.
"Hyung, bukankah dia tampak tidak asing?"
"Kita semua pun berfikir seperti itu. Dari samping perawakannya sanga-"
"Bukan, bukan pria ini, tapi pria yang berdiri didekat revolving door." Mereka semua sontak saling bertatapan. Yoongi membekap mulut Jungkook saat adik bungsunya itu ingin menyebutkan siapa pria itu.
"Sst," Yoongi melambaikan ponselnya lalu mereka mulai membicarakan itu disana.
Jungkook
"Seokjin Hyung, bukankah itu Al?"Seok
"Ya, kau benar."Taehyung
"Mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati. Jangan beritahu siapapun meskipun itu adalah orang yang kita percayai. Penyelidikan akan dimulai dari Al."Yoongi
"Sepertinya masing-masing dari kita akan lebih baik mencari tahu tentang orang-orang kita."Taehyung
"Benar, lebih cepat seperti itu.""Jangan ada yang memberi tahu Ayah. Dan kalian harus waspada jika berbicara dimanapun seperti diruangan kalian, ruangan Alexey Kim dan Demin Room."
"Untuk saat ini kita akan mengikuti setiap permainanya."
—•^•—
"Lisa-ya, sedang apa?" Lisa beringsut saat Jisoo mulai duduk tepat disebelahnya. Jisoo menatap bingung dengan tingkah Lisa tapi, dia tidak mau mempersalahkan itu. Jisoo lalu mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Lisa, wanita itu tersenyum menatap Lisa.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Luka ini bahkan belum melewati 24 jam." Jisoo merapatkan mulutnya lalu menggaruk pelan pelipisnya yang tidak gatal.
"Ah, benar juga."
"Jisoo-ya, saat ini aku benar-benar sedang ingin sendiri. Jadi, bisa kah kau pergi dari sampingku?" Ucap Lisa tanpa menatap Jisoo.
"Ah, ya, baiklah." Jisoo berdiri dari duduknya, ia mengangkat lengannya berniat ingin mengelus rambut Lisa tapi, Lisa menghindar. Ia langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa yang biasa ia gunakan untuk tidur.
Melihat itu, Jisoo langsung menurunkan tangannya lalu bergerak canggung."Selamat beristirahat. Jika merasakan sakit atau keluhan apapun itu, kau boleh kekamarku." Jisoo berlalu pergi, Lisa menghela napas pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia's Pathetic Wife
Fanfiction*SUDAH TAMAT* "Itu masalahmu Lisa! Sudah aku katakan jangan pernah jatuh Cinta kepadaku." -Taehyung "Gugurkan!" Ucapnya dengan nada kelewat dingin dengan tatapan menghunus tajam tepat ke manik sendu milik Lisa. "Aku tidak ingin memiliki anak dari...