Taehyung berjalan dengan wajah menahan amarah diantara para pegawai yang berdiri rapih menyambut kedatangannya. Ian dan Eric yang sejak tadi menunggu kedatangan Tuan nya itu langsung menyambutnya didepan pintu bertulikan 'Demon Room.' Tanpa menunggu lama Erik langsung menempelkan kartu namanya pada bagian Key Card di daun pintu.
Ian dan Eric adalah tangan kanan Taehyung.Tidak hanya Taehyung saja yang memiliki orang kepercayaan disampingnya. Jin, Yoongi dan Jungkook pun memilikinya.
Begitu masuk kedalam ruangan, Taehyung langsung berlari kearah Max yang kedua tangannya tengah dipegangi oleh Al dan Veto, orang kepercayaan Seokjin. Dengan kekuatan penuh, Taehyung langsung menendang perut Max tanpa rasa kasihan. Max batuk diiringi dengan darah yang menyembur dari dalam mulutnya.
Taehyung menyugar rambutnya kebelakang, "Hyung, apa dia sudah memberitahumu siapa dalang dari ini semua?" Ujarnya tanpa menatap Seokjin yang berdiri disampingnya.
"Dia tidak mau buka suara." Taehyung berdecak, matanya semakin menyorot tajam kearah Max. Taehyung berjalan pelan sambil memainkan lidah didalam mulutnya.
Taehyung menarik kasar kerah baju Max, membuat pria yang sudah lemah dihadapannya itu terhuyung kedepan. Taehyung menarik kasar Max menuju bangku kosong yang sudah penuh dengan bercak darah.
"Katakan, siapa yang sudah menyuruhmu?!" Ujarnya, dibarengi dengan Taehyung yang menghempaskannya kekursi. Max menunduk dengan darah yang terus bercucuran dari dalam mulutnya. Dia masih sadar tapi, tubuhnya sudah tidak mampu melawan orang-orang disekitarnya saat ini.
Tidak kunjung mendapatkan jawaban, Taehyung lalu menyeret ember berisikan air yang ada disebelahnya lalu menyiramkannya kepada Max.
Max terbatuk dengan darah yang semakin banyak keluar dari dalam mulutnya. Dengan keadaan yang mulai melemas ia mendongak, menatap tepat kearah mata tajam Taehyung.
"Sekejam apapun kau menyiksaku, aku tidak akan pernah mengatakannya, sialan. Cuih." Taehyung menyeka ludah berwarna merah yang menempel pada pipinya dengan suara tawa yang menggelegar.
Melihat perlakuan Max kepada Tuannya membuat Aric geram. Aric menendang dada Max dengan kencang membuat bangku dan pria itu jatuh kebelakang.
"Awh." Max meringis saat kepalanya membentur lantai dengan kencang.
Gesekan besi pada lantai membuat beberapa orang didalam sana menutup telinganya karena ngilu. Jin menatap Taehyung lalu menyeringai saat menyadari hal apa yang akan dilakukan adiknya itu.
Seok Jin lalu memberikan sinyal kepada Al dan Veto untuk mengikutinya keluar.
"Selamat bersenang-senang, Taehyung-ah." Seokjin melempar sarung tangannya kearah Veto lalu keluar dari ruangan itu dengan gelak tawa bahagia. Berbarengan dengan tertutupnya pintu, Taehyung langsung menusukkan ujung besi yang runcing tepat kedada sebelah kiri Max berulang kali dengan tawa yang menakutkan.
Taehyung menyeka kasar darah segar Max yang mengenai wajahnya.
"Sial, bajingan ini." Ucapnya sambil membuka sarung tangan hitamnya.
"Urus dia." Ucap Taehyung kepada Ian dan Aric yang dibalas anggukan oleh keduanya.
Taehyung berjalan keluar meninggalkan tubuh Max yang sudah hancur tidak berbentuk dengan mata yang terbuka dan mulut yang menganga.
—•^•—
"Anna, Anna, tunggu." Jungkook menarik lengan Anna yang tengah berjalan cepat dengan raut wajah yang tidak bersahabat.
"Apalagi, Jung?" Tanyanya dengan menghempaskan cekalan tangan Jungkook darinya.
"Aku tidak akan melepaskanmu jika alasan ingin putus mu tidak masuk akal." Anna mengerlingkan matanya, jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia's Pathetic Wife
Fanfiction*SUDAH TAMAT* "Itu masalahmu Lisa! Sudah aku katakan jangan pernah jatuh Cinta kepadaku." -Taehyung "Gugurkan!" Ucapnya dengan nada kelewat dingin dengan tatapan menghunus tajam tepat ke manik sendu milik Lisa. "Aku tidak ingin memiliki anak dari...