Rintihan dan jeritan memenuhi ruangan sempit dengan penerangan yang minim itu. Taehyung, Seokjin, Yoongi juga Jungkook, empat bersaudara itu tengah dengan sadis mengeksekusi pria berumur sekitar akhir 40-an.
Ketiga saudara Taehyung telah lebih dulu memberikan pelajaran kepada pria itu dengan menyayat lengannya, memotong jarinya dan memotong kedua daun telinganya. Kini giliran sang iblis yang akan melanjutkan eksekusi selanjutnya.
Kim Taehyung berjalan mendekat sembari menyesap satu batang nikotin dimulutnya. "Apa yang bos sialanmu itu mau, huh! Kenapa kau mencuri senjata-senjataku yang bahkan aku belum menyentuhnya sama sekali."
Pria itu Erik, kacung dari salah satu mafia yang disegani juga dinegara ini setelah Kim Taehyung. Tapi, satu hal yang perlu kalin tahu, Taehyung dan dia berbeda, sangat jauh berbeda.
"Maafkan aku. Aku janji akan mengembalikan senjata-senjatamu tapi, tolong lepaskan aku." Erik menunduk bersujud dikaki Taehyung sambil terus meracaw memohon maaf dan minta untuk dilepaskan.
Taehyung membuang rokok yang masih setengahnya lagi tersisa. Dengan kekuatan yang tidak main-main Taehyung menendang wajah Erik hingga beberapa giginya copot bersamaan dengan darah yang menyembur keluar dari mulut pria itu. Erik terbatuk dengan darah yang bercipratan mengenai celana jeans berwarna hitam milik Kim Taehyung.
"Seharusnya kau kenali terlebih dahulu siapa orang yang ingin kau usik." Setelahnya Erik tergeletak tak bernyawa setelah Taehyung menendang kencang belakang kepalanya.
"Sial, darah nya menempel dibajuku." Ucapnya sembari menyeka darah-darah segar yang menyiprat kebaju mahalnya.
"Hyung, bereskan tikut ini." Seokjin mengangguk dan langsung menyuruh beberapa orang yang berada diluar ruangan untuk masuk kedalam, lalu menyeret mayat Erik.
—•^•—
Lisa tengah berbaring di penthouse yang sangat besar dan megah ini seorang diri. Ia meringkuk diruangan tamu dengan menatap layar televisi yang menyala.
Saat itu, ketika Kim Taehyung dengan tidak berperasaan mengatakan hal yang sangat menyakitkan kepada Lisa, pada akhirnya gadis itu menurunkan harga dirinya. Meskipun hatinya sangat sakit dengan semua perkataan yang Taehyung ucapkan kepadanya tapi, gadis itu tetap memohon agar Taehyung mengijinkannya untuk tinggal dikediaman pria itu.
"Jangan merasa suci! Itu sudah bagian dari pekerjaan mu kan? Menggoda para orang kaya. Kau kira aku akan merasa kasihan dengan air mata buayamu itu. Jangan merasa dilecehkan jika kamu saja menikmati itu." Wanita yang beberapa hari lagi akan menjadi pendamping hidupnya itu menunduk menahan rasa sakit dihatinya. Lisa mendongak, menatap lekat kedua mata tajam Taehyung.
"Aku mohon." Pria itu menatap Lisa dengan seringai dibibirnya juga tatapan mengejek kepada wanita disampingnya.
"Aku bahkan bisa melakukan hal yang lebih dari si Park sialan itu lakukan terhadapmu." Gadis itu mengangguk, mengiyakan perkataan Taehyung dengan mata yang sudah memerah juga air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya. "Aku tidak masalah, toh, tidak lama lagi kau akan menjadi suamiku."
Lagi-lagi Taehyung dibuat menyeringai saat mendengar perkataan dari wanita disampingnya. Taehyung lalu membanting stir mobilnya membalik arah. Yang pada awal tujuannya adalah mengantar Lisa kerumah gadis itu kini Taehyung melajukan mobilnya menuju kediaman pria itu.
"Kau salah memohon kepadaku, Lalisa."
Suara gaduh dari arah pintu menyadarkan Lisa dari lamunannya pada malam itu. Lisa bangun dari tidurnya untuk memastikan siapa orang yang telah membuat kegaduhan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia's Pathetic Wife
Fanfic*SUDAH TAMAT* "Itu masalahmu Lisa! Sudah aku katakan jangan pernah jatuh Cinta kepadaku." -Taehyung "Gugurkan!" Ucapnya dengan nada kelewat dingin dengan tatapan menghunus tajam tepat ke manik sendu milik Lisa. "Aku tidak ingin memiliki anak dari...