Part 16

1.5K 118 12
                                    

*Alexa POV*
Sudah daritadi pagi Anna masih mengurungkan diri dikamar. Bahkan dia belum memakan sarapan yang sudah aku hidangkan untuknya. Aku tau dia masih sangat terpukul dengan kejadian kemarin. Aku tau apa yang kau rasakan Ann. Anna sangat menyukai Luke, bahkan bisa dibilang dia sangat terobsesi dengan pria tersebut. Bahkan dia lah yang memiliki ide untuk berkuliah disini agar bisa lebih dekat dengan 5sos, terutama Luke.
*knock* *knock*
"Ann? Boleh aku masuk?" ucapku dari luar kamar. Aku sudah memasak nasi goreng kesukaan Anna. Aku harap dia mau makan
"Iya Al" ucapnya pelan, beruntung aku masih memiliki pendengaran yang tajam
"Anna? Are you okay?" tanyaku hati-hati. Dia hanya tersenyum dan mengangguk lesuh "I Know you're not" ucapku
"Aku baik-baik saja Al" ucapnya memastikan
"Tapi kau menangis Ann"
"Aku tidak menangis Al. Haha apa yang harus aku tangisi?" Ia tersenyum miris
"Anna. Jangan siksa dirimu"
"Kau tidak merasakan apa yang aku rasakan Al. Kau tidak tau bagaimana rasanya jadi aku! Dia bercerita padaku kalau dia sedang menyukai wanita lain, padahal jelas-jelas aku sudah menaruh hati padanya! Bahkan selama ini dia selalu memberiku harapan" suaranya meninggi "aku pikir.. aku pik-" suaranya mulai melemah. Dia menjatuhkan tangisnya lagi "Hikss.. aku pikir dia menyukaiku Al. Aku pikir sikap baik dia selama ini karna dia menyukaiku. Hikss.. bodohnya aku bisa berfikir seperti itu. hikss.. aku terlalu bodoh untuk berfikiran seperti itu Al. Aku... Ak-"
"sstt.. Anna" Aku peluk erat dirinya. Anna benar-benar kacau. Dia seperti kehilangan jiwanya. Bahkan Anna yang aku kenal bukanlah Anna yang seperti ini. Luke seperti mengambil jiwa Anna "Aku tau apa yang kau rasakan Ann. Aku tau bagaimana jadi kau. Tapi aku mohon jangan siksa dirimu. Sekarang kau makan yaa?" Ku julurkan sesendok Nasi Goreng kedepan mulutnya.
"Aku tidak lapar Al" ucapnya sambil menggeleng lemah
"Tapi kau belum makan Ann. Bahkan dari kemarin siang. Ayolah makan. Kalau kau sakit, aku harus bilang apa pada Om Sanjaya? Dia bisa memarahiku Ann"
"Kalau aku lapar pasti aku makan. Jangan khawatirkan aku. Aku tak apa Al" ucapnya dengan menyinggungkan seulas senyum
"Yasudah, aku tinggal dulu ya. Kalau ada butuh apa-apa katakan saja" ucapku sembari melangkah keluar meninggalkan Anna
"Trimakasih Al. Kau memang sahabatku yang terbaik. Maaf kalau aku selalu merepotkanmu" ucapnya tulus. Aku jadi merasa bersalah dengan kejadian kemarin, maafkan aku Anna.

*Author POV*
Sepertinya aku menyukainya Al. Bukan, aku mencintainya
bayangan itu masih terus berputar dikepalanya. Kata-kata itu masih terus menggema ditelinganya. Kejadian kemarin benar-benar menusuk hatinya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Bahunya terasa berat dengan semua beban yang ada difikirannya. Ashton, pria yang ia sukai menyukai sahabatnya, Anna. Sedangkan Anna, ia sama frustasinya dengan dirinya. Terbesit fikiran untuk membenci Anna, hanya saja fikiran itu cepat-cepat ia buang. Calum benar, Anna tidak bersalah. Bahkan Anna tidak tahu kalau Ashton menyukainya. Dan sekarang Anna sedang benar-benar membutuhkan dirinya. Anna sedang terpuruk. Anna sahabat terbaiknya sedang terpuruk dengan kejadian yang hampir sama seperti yang ia rasakan kini. Hanya saja menurutnya ini tidak sesakit seperti yang ia rasakan.
Ddrrtt.... dddrrrttt...
"Hallo?" Sapa Alexa dari ujung telfon
"Hallo? Alexa?" Ucap Pria yang menelfonnya
"Iya? Ada apa Ash?"
"Apa Anna sedang bersamamu?" tanyanya
Deg.
Layaknya tertancap pisau yang tajam, sakit. Itulah yang hati Alexa rasakan. Ashton menelfonnya hanya untuk menanyakan Anna?
"Dia sedang dikamar. Ada apa Ash?" ucapnya setenang mungkin
"Kenapa dia tidak membalas pesanku? Dia juga tidak mengangkat telfonku. Apa dia sedang tidur?" Terdengar suaranya yang sangat khawatir
"Sepertinya tidak. Dia sedang tidak enak badan Ash. Mungkin dia butuh istirahat"
"benarkah? Dia sedang sakit? Apa dia sudah makan? Bagaimana keadaannya? Apa sangat buruk? Dia sudah minum obat?" Tak terasa air mata Alexa jatuh, dia merasakan kalau pisau yang menusuknya bukan hanya sebuah, tapi berbuah-buah pisau sedang bersarang didadanya "Hei Al!" Alexa segera mengatur nafasnya. Jangan sampai isakannya terdengar oleh Ashton
"Dia mengurung diri didalam kamar. Dia tidak mau makan dari pagi. Bahkan dari siang kemarin. Aku sudah membujuknya untuk makan, tapi dia tidak mau."
"Keadaan seperti itu kau tidak mengabariku? Alexa, kalau sampai terjadi apa-apa dengannya bagaimana? Kenapa kau tidak mengabariku? Aku akan keapartementmu sekarang" Ashton langsung menutup telfonnya.
"Bye Ash. I Love you" ucap Alexa lirih diujung telfon

Friendzone or Fanszone? • 5SOS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang